{KyuNara Scene} [FICLET] Hello My Family #1

“Siap?”, Nara melirik ke arah seorang gadis kecil berusia 7 tahun yang kini berdiri di sampingnya sambil memegang sebuah panci beserta sebuah garpu di kedua tangannya, sedangkan Nara memegang sebuah megaphone berukuran lumayan besar di tangan kanannya. Gadis kecil itu mengangguk semangat dan tersenyum sangat lebar sehingga membuat eye smilenya terlihat jelas, sama persis seperti dengan yang dimiliki oleh Nara.

Nara mulai melangkah secara perlahan-lahan supaya tidak menimbulkan kegaduhan, gadis kecil tadi tetap mengikuti setiap gerakan yang dibuat oleh Nara. “Pelan-pelan, Aphs. Jangan sampai membuat suara sekecil apapun”, bisik Nara, gadis kecil yang dipanggil ‘Aphs’ tadi langsung mengangguk patuh.

Setelah berjalan beberapa langkah, akhirnya mereka berdua berdiri di depan sebuah ranjang berwarna putih yang berukuran luas. Nara melangkah duluan ke sisi kiri sedangkan Aphs yang awalnya ingin mengikuti setiap langkah Nara, akhirnya beranjak ke sisi kanan setelah Nara memerintahkannya seperti itu.

Kini mereka berdua telah berdiri di masing-masing sisi dari ranjang di hadapannya. Nara tersenyum sekilas kea rah gadis kecil itu yang langsung dibalas dengan senyuman dingin, persis seperti yang dimiliki oleh Kyuhyun. “Aphasia, are you ready?”, tanya Nara dengan suara berbisik, tangannya mengangkat megaphone itu ke udara dengan penuh kebanggaan seakan-akan benda itu adalah senjata rahasianya.

Mengikuti gerakan Nara, Aphasia juga mengangkat kedua senjatanya – panci dan garpu – itu ke udara kemudian balas berbisik dengan penuh antusias, “Anytime!”

“Kalau begitu, pada hitungan ketiga. Hana..”, Nara mulai menghitung.

“Dul..”, dilanjutkan oleh Aphasia. Kini mereka berdua semakin mencondongkan badannya ke tengah ranjang, tak lupa dengan senjata masing-masing di kedua tangannya. Tepat sebelum menyelesaikan hitungannya, mereka saling bertatapan sekilas lalu menarik nafas secara bersamaan sehingga akhirnya,

“IIIRRROOONNNAAAA!”, teriak Nara sembari menggunakan megaphone di tangannya sehingga suaranya langsung menggema kencang di kamar bernuansa putih-biru ini. “CHO KYUHYUN, IRRROONAAAA!!”

“WAKE UP!!”, seakan tak mau kalah, Aphasia juga memukulkan garpu di tangannya ke permukaan panci sehingga suara bising dari panci itu kini bersaing dengan nyaringnya suara Nara. “JAYELLE, WAAAKKEEE UPPP!”

Dua sosok tubuh yang awalnya tertutup oleh selimut itu kini mulai mengerang kesal dan menggerakkan badannya kesana kemari, merasa terganggu dengan kedua suara bising yang mengganggu kenikmatan tidur mereka. Namun biarpun begitu, kedua sosok tubuh itu tidak mau membuka balutan selimut yang hangat dan nyaman itu dari tubuh mereka.

“God”, keluh Nara setelah berteriak selama lima menit penuh. Begitupun dengan Aphasia, keringat telah membasahi dahinya setelah memukulkan garpu ke panci di tangannya itu dengan sekuat tenaga. “Dua mahluk ini memang benar-benar..”, gumam Nara kehabisan kata-kata.

“Mommy”, ucap Aphasia sambil menatap Nara yang masih menggelengkan kepalanya dengan heran terhadap daya tidur dua mahluk di ranjang ini. “Ottokhae?”

“Ehm”, Nara menggumam kecil sembari menggaruk pipinya, sibuk memikirkan strategi baru. “Plan B? Okay?”, tanyanya dan segera dibalas dengan anggukan semangat dari Aphasia.

“YIHAAA!”, teriak Nara dan Aphasia bersamaan. “DADDY! BANGUN! JAYELLE, WAKE UP!”, seru Aphasia dengan suara nyaringnya.  Kini keduanya tengah melompat-lompat penuh semangat di atas ranjang sehingga tak urung kedua sosok yang masih tertidur itu kini tak memiliki pilihan lain selain membuka balutan selimut di atas tubuh mereka dan menatap bengis kedua oknum bersalah yang kini masih semangat melompat-lompat di atas kasur.

Di balik selimut itu terdapat sosok Kyuhyun dengan seorang anak lelaki berusia  enam tahun.  Penampilan kedua lelaki itu benar-benar sama persis , piyama berwarna biru, rambut yang berantakan dan juga dengan tatapan mata yang tajam serta menusuk. Tak ada hal lain yang mereka pedulikan kecuali kedua orang gadis yang kini masih asyik melompat-lompat di atas kasur sambil tertawa gembira.

“KWAN NARA! KUBUNUH KAU!”, seru Kyuhyun sambil berdiri secara tiba-tiba dan langsung menyerang tubuh Nara kemudian menjambak rambutnya. Tidak mau kalah, Nara juga balas mencubiti pipi dan pinggang Kyuhyun dengan sangat kencang sehingga tak urung membuat Kyuhyun mengaduh kesakitan tanpa henti.

“APHASIA CHO! NEO JUKEULLAE (KAU MAU MATI, HAH?) ?!”, teriak anak lelaki itu dan menatap Aphasia dengan penuh rasa marah. Sedangkan Aphasia hanya tertawa mengejek sembari menjulurkan lidahnya kearahnya, “Jika kau ingin membunuhku, itu hanya ada dalam mimpimu, Jayelle Cho!”, balas Aphasia tanpa ada sedikitpun rasa takut di setiap ucapannya.

Tanpa menunggu lama, kini bukan hanya pertarungan sengit antara Kyuhyun dan Nara yang terjadi tetapi ditambah dengan dua mahluk versi mini lainnya yang kini tengah menjambak dan mencubit bagian tubuh lawannya masing-masing.

“Jayelle! Jangan cekik leher kakak..YA! Kwan Nara! Jangan menggigit tanganku! Ya!”, seru Kyuhyun sambil menjitak kepala Nara dengan gemas tetapi kedua matanya masih waspada memperhatikan pertengkaran kedua anaknya itu.

“Aphasia! Jangan tusuk mata adikmu! Itu bahay..YA! Cho Kyuhyun! Rambutku menyangkut di kancing piyamamu! YA! Bantu lepaskan!”, seru Nara sambil mencoba melepaskan beberapa helai rambutnya yang kini menyangkut erat di sela kancing piyama milik Kyuhyun. “Aaa! Jinjja Apha!”

Tepat saat mendengar suara erangan dari bibir Istri dan juga Ibunya itu, kini mereka bertiga langsung berhenti bergerak dalam sekejap di posisinya masing-masing. Kyuhyun masih dalam posisi hendak mencubit pinggang Nara, Aphasia yang akan mencekik leher Jayelle, begitupun dengan Jayelle yang baru saja akan menjambak rambut Aphasia.

“Mommy!”, seru kedua anak itu bersamaan dan segera berderap menuju kearah Kyuhyun dan Nara yang kini bingung hendak melakukan apa. “Daddy! Kita harus bagaimana?!”, teriak Aphasia histeris, sepertinya dia salah menyangka bahwa Nara akan segera mati karena keracunan. “Panggil TIM SAR! Atau pemadam kebakaran!”, ide yang muncul dari bibir gadis mungil itu membuat Kyuhyun mendesah heran, darimana anak ini tahu tentang SAR dan pemadam kebakaran?

“Mommy! Jangan mati dulu! Mommy belum membelikan aku PSP baru! Jangan mati! Mommy!”, seru Jayelle tak kalah kencangnya sehingga membuat Nara kebingungan setengah mati. “Mommy! Setidaknya Mommy matinya nanti saja! Kalau sudah membelikan aku PSP! Ya Mommy, ya?”

“MWOYA?!”, seru Nara tidak terima karena merasa nyawanya lebih murah dibandingkan dengan sebuah PSP. “JAYELLE, NEO JINJJA..”, Nara langsung menjulurkan tangannya untuk menjitak kepala anak bungsunya itu namun karena rambutnya yang tengah tersangkut, ia tidak sanggup untuk meraih Jayelle yang berada cukup jauh dari tempatnya sekarang. “Aw! Aw! Sakit, aw..rambutku!”

“Ya! Sudah tahu rambutmu tersangkut, jangan banyak bergerak!”, seru Kyuhyun sambil menjitak kepala Nara pelan. Nara hanya bisa diam setelah Kyuhyun mengatakan hal itu sedangkan kedua anaknya kini masih terlihat panik dengan alasannya masing-masing.

“Aphs, tolong ambilkan gunting di laci meja kerja Daddy”, ucap Kyuhyun pada Aphasia yang langsung mengangguk patuh kemudian berjalan keluar dari kamar menuju ruang kerja Kyuhyun.

“Aphs! Tunggu aku!”, seru Jayelle dan berlari menyusul kakaknya di luar sehingga kini hanya ada Kyuhyun dan Nara di dalam kamar, masih diam dalam posisi yang..awkward.

“Rasakan akibatnya jika kau tidak berlaku manis pada suamimu”, ucapan Kyuhyun itu langsung membuat Nara mendengus tak peduli. “Kalau saja tadi kau membangunkanku dengan manis, pasti hal ini tidak akan terjadi.”

“Jika aku membangunkanmu dengan cara baik-baik atau secara manis..aku yakin hingga pada saatnya hewan jantan bisa bertelur, kau pasti belum bangun juga. Iya ‘kan, Cho Kyuhyun yang tampan?”, ucap Nara, berniat mengejek. “Sudahlah, akui saja. Ini satu-satunya cara terbaik untuk membangunkanmu dan Jay.”

“Eish!”, desis Kyuhyun sambil mengacak rambut Nara secara asal, sehingga kini rambut Nara tak hanya tersangkut di satu kancing tetapi juga di beberapa kancing lainnya.

“YA!”, Nara langsung berteriak tak percaya saat Kyuhyun malah semakin memperburuk keadaan. “RAMBUTKU MAKIN KUSUT!”

“Balasan yang setimpal untuk Ibu yang tak pernah mau berinstropeksi”, ucap Kyuhyun santai dan memilih untuk merebahkan dirinya lagi ke atas ranjang. Karena rambutnya yang tersangkut, Nara tak punya pilihan lain selain ikut berbaring di atas tubuh Kyuhyun. “Ya! Kenapa kau tiba-tiba tidur seperti ini? Ya! Cho Kyuhyun! Ini sudah pagi! Ya! Anaka-anak sudah bangun, jangan pernah mencoba hal yang macam-macam!”, cerocos Nara tanpa henti saat Kyuhyun memeluk tubuh Nara dengan erat, seakan tak mau melepaskannya.

“Ini salah satu pendidikan untuk mereka”, balas Kyuhyun dengan ringan. “Ah, sudahlah. Toh’ di adegan film Barbie juga banyak adegan saat Barbie mencium Ken ‘kan? Anak jaman sekarang sudah tidak sepolos yang kau bayangkan, Kwan Nara say..AWWW!”, Kyuhyun langsung berteriak kesakitan saat Nara mencubit pipinya dengan sangat kuat. “YA! PIPIKU!”

“Itu balasan yang setimpal untuk Ayah yang selalu berpikiran mesum”, ucap Nara santai sedangkan Kyuhyun kini mengelus pipinya yang kemerahan karena cubitan dari tangan istrinya ini.

“Gadis iblis”, gerutu Kyuhyun pelan sementara Nara hanya terkekeh kecil saat mendengar ucapannya tadi.

“Daddy!”, seruan semangat yang terdengar sayup-sayup dari luar kamar itu langsung membuat Kyuhyun segera membenarkan posisinya ke semula, yaitu duduk dengan tenang di atas ranjang. Nara juga bisa menyesuaikan gerakan Kyuhyun yang mendadak itu dengan sigap.

“Daddy! Kami menemukannya!”, wajah Jayelle lah yang pertama kali muncul di balik pintu kamar. Dia terlihat sangat semangat saat berlari menuju ranjang kedua orangtuanya, “tapi kami bukan menemukannya di ruang kerja Daddy.”

“Eh?”, Kyuhyun dan Nara menyahut heran secara bersamaan. “Jika bukan di ruang kerja Daddy, berarti kau menemukannya dimana, Jay?”

“DADDY!”, kini suara nyaring itu langsung terdengar di luar kamar. Detik berikutnya, wajah manis Aphasia muncul dari balik pintu dengan senyuman lebar terpampang di bibirnya. “LIHAT INI!”

Nara yang berada di posisi yang berlawanan dari pintu kamar,  tidak bisa melihat apa yang telah dilakukan oleh anak sulungnya itu. Namun perasaannya menjadi khawatir saat merasakan nafas Kyuhyun yang berhenti secara tiba-tiba, seakan terkejut dengan suatu hal. “Apa?! Apa?! Apa yang Aphs bawa? Cho Kyuhyun, beritahu padaku!”

Kyuhyun tak bisa berkata apapun. Matanya masih tak bisa mempercayai saat melihat anaknya membawa gunting kebun berukuran besar dari halamannya yang penuh dengan lumuran tanah kotor.

“Nara-ya..”, ucap Kyuhyun dengan nada lemas.

“Wae? Ada apa? Apa yang terjadi dengan Aphs? Jay, apa yang terjadi pada kakakmu?”

“Tampaknya anakmu itu bukannya ingin memotong rambutmu”, lanjut Kyuhyun masih dengan nada lemas.

“Hah?! Lalu dia ingin memotong apa?!”

“Kepalamu. Sekaligus.”

“HAH?!”

***

-E.N.D-

Entah apa maksudnya postingan ini. Random abis.

Gara-gara nonton MVnya Kim Hyun Joon yang Marry Me, tiba-tiba aja kepikiran ini

Jadi, maafin ya kalo ngasal abis ceritanya 😦

Oh ya, buat next scene..maaf banget, kayaknya belum bisa dipublish dalam waktu dekat soalnya lagi banyak banget tugas T_T presentasi, tugas dari dosen, test, materi, dll T_T

Mohon pengertiannya + maaf banget ya semuanya T__T