{ChoChoiLee Series + KyuNara Scene} Hey, Lovey Dovey~

Desember 2010

“Skin..apa?”

“Skinship. Skin-ship. S-k-i-n-s-h-i-p”, Haejin mengeja ucapannya dengan berbagai penggalan, dimulai dari yang paling sederhana hingga yang terumit. “Mau mencobanya?”

Nara hanya bisa memutarkan bola matanya dengan jengah saat mendengar ucapan onnie-nya itu. “Tidak”, jawabnya singkat dan kembali memfokuskan pandangannya ke arah TV yang ada di ruang tengah dari apartement Ririn, tidak mempedulikan ucapan Haejin barusan.

Ya, apartement dari kekasih Choi Siwon itu memang sudah mereka anggap sebagai basecamp tempat mereka berkumpul, entah untuk hal apapun. Mulai dari membicarakan hal penting mengenai kekasih mereka masing-masing ataupun hanya sekedar mengobrol, biasanya mereka selalu bertemu di apartement ini.

Nara melanjutkan ucapannya sambil mengunyah potato chips di tangannya, “Aku bukan tipe gadis yang tergila-gila dengan belaian kekasihnya”, ucapan Nara itu langsung membuat Haejin menggembungkan pipinya dengan sebal karena merasa tersindir.

Memang di kelompok mereka, ChoChoiLee, Haejin terkenal sebagai queen of skinship dan tak pernah malu-malu untuk memperlihatkan kemesraannya dengan Donghae itu kepada member Super Junior lainnya. Terlebih kepada Kyuhyun dan Nara yang memang sangat anti dengan yang namanya skinship.( ื▿ ืʃƪ)

“Eiyyy..”, Haejin menyikut lengan Nara dan tersenyum penuh arti, “Jangan bertingkah seakan-akan kau tak pernah membayangkannya, Nara-ya”, godanya sambil tetap menyikut lengan maknaenya itu.

Nara melirik sekilas ke arah onnienya itu kemudian tersenyum sinis, “Cish~”, desisnya kecil. “Memang apa yang harus kubayangkan dari pria dengan tubuh kurus kering seperti dia, onnie?”, tanyanya balik dan membuat Haejin kehilangan kata-kata.

“Kau sih enak, setidaknya Donghae Oppa memiliki badan yang..yah, lumayan bagus untuk dilihat”, puji Nara dengan nada terpaksa. Setelah ia mengucapkan kalimat itu, Nara mendesah pelan, “Lah ini? Cho Kyuhyun? Apa yang bisa kubayangkan dari pria itu?”, keluhnya sambil mengunyah potato chips di tangannya dengan ganas.

Haejin menggaruk kepalanya dengan ekspresi bingung. “Iya juga, ya?”, akunya dengan terpaksa. “Aku juga tak pernah bisa membayangkan apapun dari sosok Kyuhyun. Berbeda dengan saat aku memandang tubuh Donghae yang..wuahhh!”, ucapnya dengan mata berbinar dan membuat Nara mendengus sebal saat mendengar bahwa onnienya ini akan memulai ‘pidato-pacarku-adalah-yang-paling-sempurna’ itu. (˘̶ِ̀ ˘̶́ ‘)

“Kau tahu ‘kan kalau badan Donghae itu sangat terbentuk sempur..hmmmph! Hmmph!”

Nara menutup mulut Haejin dengan menyuapkan segenggam potato chips di tangannya itu ke dalam mulutnya. “Arayo..”, ucap Nara masih sambil memasukkan potato chips ke mulut Haejin, “Lee Donghae memang saaangat sempurna”, lanjutnya dengan nada manis namun berkesan sangat mengejek.

“Hmmmpph! Nar-ha-yaaa!!”, Haejin hanya bisa mengerang pelan sambil mencoba menghentikan serangan-potato-chips dari tangan Nara, “hent-tih-khann!”

Nara masih tertawa penuh nada ‘evil’ saat tiba-tiba seseorang menjitak kepalanya pelan. Ia menoleh ke sumber suara dan melihat Ririn yang berdiri tepat di belakangnya sambil membawa sebuah buku novel dengan cover berwarna merah marun di tangannya. “Jangan nakal, Nara-ya”, ucap Ririn singkat dan membuat Nara segera menghentikan serangannya dari mulut Haejin hingga kini bisa membuatnya bernafas dengan lega.

“Haah! Haah! Haah! Onnie, untung kau datang disaat yang tepat! Jika tidak, mungkin aku sudah mati kehabisan nafas”, lapor Haejin pada Ririn yang kini sudah duduk diantara kedua dongsaengnya itu. “Tidak elit ‘kan jika nanti di majalah malah tersiar kabar ‘Lee Haejin, Leader Girl Band Felidis, meninggal karena kehabisan nafas oleh potato chips’. Tidak elit ‘kan?”, lanjutnya sambil menggelayut di tangan Ririn dengan manja.

Nara hanya mendengus kecil saat mendengar ucapan Haejin. Dia kembali memakan potato chipsnya sebari menggumam pelan, “Onnie, gunakan otakmu. Tak mungkin ada orang yang bisa meninggal hanya karena mulutnya dipenuhi oleh potato chips ‘kan? Memangnya selama ini kau bernafas dengan mulut, hah?”, tanyanya dengan nada sinis khasnya dan membuat mata Haejin berair, hampir menangis karena ucapan kejam dongsaengnya itu.

“Onnieee~ lihat kelakuannya! Kenapa kita bisa sekelompok dengannya, sih? Salah apa kita sampai gadis iblis ini masuk ke kelompok kita?”, Haejin merajuk kepada Ririn dengan nada manja yang berlebihan sedangkan Nara terlihat tak peduli dan masih asyik menonton tayangan Spongebob Squarepants di TV. “Onnieee~”

“Aishh!”, Ririn mengorek kupingnya dengan gemas, merasa risih dengan ucapan Haejin. “Haejin-ah, kau sudah tahu ‘kan tabiat Nara seperti apa? Dia memang iblis seperti ini. Jadi jangan masukkan ke dalam hati tentang semua ucapannya”, ucap Ririn mencoba mencari jalan tengah mengenai pengaduan kedua dongsaengnya ini.

Haejin hanya menggembungkan pipinya dengan sebal sedangkan Nara menjulurkan lidahnya dengan jahil saat mendengar ucapan Ririn yang berkesan membela dirinya. “Merong~”, ejek Nara pada Haejin.

Namun Ririn segera menjitak kepala Nara dengan kencang saat gadis itu tengah mengejek Haejin, “Kau juga, Nara-ya! Jangan berbicara seperti itu pada onniemu. Kau tahu ‘kan bahwa dia ini bisa membuat banjir bandang jika keran air matanya sudah bocor?”, tanyanya dengan gemas, sedangkan Nara hanya bisa mengaduh kesakitan sambil mengelus kepalanya yang terasa nyeri karena jitakan dari Ririn tadi.

Haejin tertawa puas dan memeluk Ririn dari samping dengan erat, “Onnie memang selalu bisa diandalkan”, pujinya dan membuat Ririn hanya bisa mengangguk-angguk tak niat.

“Memangnya kalian sedang membicarakan apa, sih?”, tanya Ririn penasaran dengan hal yang tadi diributkan oleh mereka berdua. Haejin terlihat kikuk saat mendengar pertanyaan itu namun Nara menjawab dengan ringan, “Haejin onnie menyuruhku untuk skinship dengan Kyuhyun.”

Ririn mengernyitkan alisnya, “Skinship?”, tanya Ririn sambil melirik ke arah Haejin yang kini hanya bisa nyengir bersalah. “Kau lagi-lagi menyuruhnya untuk melakukan skinship?”, tanyanya lagi, kali ini dengan tekanan yang lebih berat. “Haejin-ah, Nara ini masih kecil. Jangan racuni pikirannya dulu, lah.”

Ririn memang memegang posisi sebagai yang paling tua di dalam kelompok ini. Biarpun begitu, ia tak pernah memproklamirkan dirinya sebagai leader di ChoChoiLee. Dia hanya selalu berusaha menjadi ‘penengah’ di dalam kelompok dengan selalu bersikap dewasa. Dalam prakteknya, biasanya malah Nara (selaku maknae) yang selalu bersikap seperti leader (˘̶_˘̶)

Aneh? Tapi itulah kenyataannya. ┒(˘- ˘ )┎

“Eh!!”, Haejin langsung menyela ucapan Ririn dengan semangat, “Siapa bilang? Malah pendidikan atau edukasi mengenai hal ini harus dipelajari sedari dini loh, onn. Supaya kita tak menyalahgunakannya jika sudah dewasa!”, serunya dengan pandangan yang berbinar, seakan menganggap bahwa ucapannya itu adalah hal yang sangat spektakuler.

Nara terkekeh meremehkan saat mendengar ucapan Haejin itu, “Maksud onnie, Skinship education? Eish, baru kali ini aku mendengar pelajaran seperti itu”, ucapnya dan kembali memasukkan potato chips kedalam mulutnya kemudian mengunyahnya dengan nikmat. Sesekali Nara tertawa kecil saat menonton adegan konyol yang dilakukan oleh spongebob didalam acara TV itu.

Haejin melirik gemas kearah maknaenya itu, namun pandangannya langsung beralih ke Ririn yang kini seperti sedang memepertimbangkan ucapan Haejin barusan. “Onnie setuju dengan ucapanku ‘kan?”, bisik Haejin pelan, berusaha supaya Nara tak mendengar ucapannya ini.

“Ayolah, Onnie. Bukankah mereka berdua (Kyuhyun – Nara) sudah berpacaran selama dua tahun? Tapi jangankan untuk berciuman, berpelukan saja sudah merupakan hal langka bagi mereka ‘kan?”, bisiknya lagi, kali ini dengan nada yang lebih ambisius untuk merayu Ririn. “Apa onnie tak ingin melihat hubungan mereka berdua menjadi lebih ehmm..’dekat‘?”, tambahnya sambil melakukan gerakan ‘tanda kutip‘ dengan kedua tangannya. “Onnie mau melihatnya ‘kan?”

Ririn menggumam pelan sambil sesekali menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan Haejin. Kyuhyun dan Nara sepertinya memang membutuhkan bantuan untuk membuat hubungan keduanya menjadi lebih ‘dekat’. Selama ini, kedua anak itu memang hanya menganggap hubungan ‘kekasih’ mereka ini sebagai hubungan ‘partner’ untuk bermain game. Err, bukankah itu sangat..menyedihkan? ╮(╯_╰”)╭

Tapi Ririn melirik ke arah Nara yang kini sedang duduk di sebelah kanannya, asyik menonton siaran Spongebob dengan sebungkus potato chips di dalam pelukannya. Pandangannya sangat berbinar saat ia melihat sosok spongebob yang kini sedang mengganggu squidward bersama dengan patrick. Sosok Nara saat ini benar-benar seperti anak umur lima tahun yang tengah kegirangan karena telah diberikan permen lollipop.

Aish, anak ini terlalu polos untuk diajarkan hal seperti itu! (´._.`)\(‘́⌣’̀ )

“Onnie..”, Haejin mengibaskan tangannya di depan wajah Ririn dan membuatnya tersadar dari lamunannya mengenai Nara, “Setuju ‘kan? Kita harus memberikan mereka bantuan untuk menjadi lebih dekat satu sama lain”, ucap Haejin semangat.

Ririn menggaruk kepalanya dengan bingung. Ia menatap Haejin, lalu berganti menatap Nara. Ia menatap Haejin lagi, lalu ganti menatap Nara. Begitulah seterusnya hingga akhirnya Ririn menghela nafasnya dengan berat sebelum menganggukkan kepalanya dengan agak terpaksa, “Baiklah. Ayo kita bantu mereka berdua.”

Haejin hampir saja meloncat kegirangan saat mendengar ucapan Ririn, namun ia segera mengontrol ekspresinya supaya Nara tak curiga. “Yes! Yes! Yes!”, desis Haejin sambil bertepuk tangan secara sembunyi-sembunyi.

“Tapi..”, Ririn langsung menyela kegembiraan Haejin dan berucap pelan, “..jangan ajarkan skinship yang terlalu ekstrim, ya?”, pintanya dan dibalas dengan acungan jempol dari Haejin.

“Tenang saja.”

Kasihan Nara, dia sama sekali tak tahu tentang ‘bahaya’ yang kini tengah mengintainya. (┌_┐)

***

15 menit kemudian..

“Hah?”, Nara hanya bisa mengernyit heran saat Haejin dan Ririn menyodorkan sebuah majalah bulanan dengan Super Junior sebagai cover modelnya. “Apa ini?”, tanyanya sambil membolak-balik majalah di tangannya itu.

Haejin menggosok-gosokkan tangannya dengan antusias sedangkan Ririn memutuskan untuk duduk di bangku meja makan yang berada tak cukup jauh dari ruang TV, tempat Haejin dan Nara berada sekarang.

Ririn hanya bertugas untuk mengawasi proses ‘pembelajaran’ yang diberikan Haejin dan langsung meng-cut’nya jika dia anggap pembelajarannya itu terlalu ‘ekstrim’. Yah, bagaimanapun juga ‘kan Nara masih remaja. (╯•_•╰”)

“Nah, Kwan Nara..”, Haejin memulai aksinya sedangkan Nara hanya menggumam pelan sambil membolak-balik lembaran majalah itu tanpa niat. “Bagaimana tanggapanmu tentang majalah itu?”, tanya Haejin sambil menunjuk ke arah majalah di tangan Nara.

“Bagus”, jawabnya singkat, kali ini sambil menguap kecil, “foto-fotonya diambil dengan sempurna.”

Haejin mendengus kecil dengan setiap ucapan Nara yang berkesan amat tak peduli sedangkan Ririn hanya bisa tertawa pelan saat melihat Haejin yang sebal dengan kelakuan Nara yang (seperti biasa) seperti evil. Sudah Ririn duga, mengajarkan satu hal pada maknaenya itu memang sangat membutuhkan kesabaran ekstra. (•‾ϖ‾•٥)

Haejin kembali mencoba mengatur emosinya kemudian beranjak mendekati Nara yang kini tengah membaca artikel mengenai zodiak bulanan yang ada di halaman akhir majalah, bukannya malah memperhatikan setiap foto Super Junior seperti yang Haejin harapkan. “Nara-ya..”

“Hmm?”, gumam Nara tanpa mengalihkan pandangannya dari barisa tulisan yang ada di majalah itu, “Wae?”

Haejin segera merebut majalah itu dari tangan Nara dan kembali membuka halaman awal dimana foto member Super Junior tertampang disana. “Lihat foto ini!”, tunjuknya pada satu foto yang terdapat Kyuhyun dan Heechul di dalamnya.

Di dalam foto itu Kyuhyun dan Heechul berdiri berdampingan, saling memasang wajah angkuh. Siapapun yang melihatnya pasti akan berteriak histeris, tapi terkecuali untuk Nara yang hanya menggumam pelan sambil menatap foto itu dengan malas. “Sudah kulihat~”, jawabnya acuh tak acuh.

“Anggap saja Heechul Oppa tak ada disini”, Haejin langsung menutup foto bagian Heechul dengan kotak tisu yang ada di atas meja sehingga kini hanya foto Kyuhyun yang ada di lembaran majalah itu. “Aku tanya, bagian tubuh mana yang paling pertama kau lihat dari Kyuhyun disini?”, tanya Haejin antusias.

Sedetik kemudian, Nara langsung menunjuk ke arah perut Kyuhyun. “Ini”, jawabnya singkat.

“Perut? Wae?”, sahut Ririn dari arah meja makan. Dia sedikit heran, bukankah perut itu identik dengan..abs? Masa’ iya anak itu memikirkan abs saat melihat tubuh Kyuhyun? Jika iya, berarti Nara sudah sangat keracunan efek 2PM dan Ririn harus segera menyeleksi bahan tontonan maknaenya itu. (¯―¯٥)

Berbeda dengan Ririn, Haejin malah terlihat semangat saat Nara menunjuk ke perut Kyuhyun. Berarti anak ini tidak sepolos yang mereka kira sebelumnya! \(‾▿‾\) (/‾▿‾)/

“Perut berarti..abs?”, tanya Haejin terang-terangan.

“Mwo?! Uhuk! Uhuk!”, Nara langsung tersedak kaget saat mendengar ucapan Haejin itu. “Hah? Abs? Hahahahaha!”, ia malah tertawa kencang sebari memukul-mukul meja dihadapannya dengan gemas.

“Abs, mwoya? Aku menunjuk perutnya karena aku sangat khawatir dengan bentuk tubuhnya, onnie”, jelas Nara sambil berusaha mengatur tawanya. “Dia kurus sekali ‘kan? Makanya aku langsung fokus ke perutnya.”

“Memangnya sejak kapan si bodoh itu punya abs?”

Ririn langsung menghela nafas dengan lega setelah mendengar jawaban Nara. Namun Haejin malah memasang wajah kecewa (˘̶ِ̀ ˘̶́ ‘).

Tapi bukan Lee Haejin namanya jika ia kehabisan akal semudah itu.

Akhirnya Haejin menutup tubuh bagian bawah dari foto Kyuhyun itu dengan majalah lainnya, sehingga kini hanya tinggal wajah Kyuhyun-lah yang terlihat disitu.

Ekspresi wajah Nara terlihat sedikit berubah saat dia melihat wajah Kyuhyun secara seksama. Namun Haejin terus saja melancarkan aksinya, “Lihat! Bagian mana yang kau lihat pertama kali disini?”, tanyanya sambil memberi tanda melingkar di sekitar foto wajah Kyuhyun dengan jarinya. “Bagian mana, Nara-ya?”

Nara mengerjapkan matanya beberapa kali dan kemudian mengernyitkan alisnya dengan heran. Aneh, matanya tak bisa lepas dari bagian tubuh Kyuhyun yang itu! “Le..her?”, ucapnya pelan, matanya masih menatap ke arah leher Kyuhyun yang ada didalam lembaran foto. “Lehernya..bagus.”

Ririn terkekeh sekilas dari tempatnya berada. Entahlah, ternyata seru juga melihat kedua dongsaengnya itu melakukan hal ini. Bisa memberikan hiburan tersendiri untuknya. Haha~ (¬.̮¬)

“Hanya itu?”, tanya Haejin dengan nada menggoda. Dia masih melingkari bagian wajah dari foto Kyuhyun itu dengan jarinya yang lentik, “Yakin hanya lehernya saja, Nara-ya?”

Nara memperhatikan lagi bagian wajah Kyuhyun yang lainnya. Aniya, bukan hanya leher saja sebenarnya, tapi banyak bagian wajah lainnya yang membuat Nara merasa merinding saat melihatnya. Ehm, merinding dalam artian yang berbeda dari ‘merinding’ saat kita melihat setan tentunya. (ʃ╭╮ƪ)

“Hanya leher saja”, ucap Nara dengan nada datar, mencoba menutupi pikiran yang sesungguhnya. “Lehernya panjang. Yah, itu membuatnya menjadi sedikit lebih..menarik?”, lanjutnya dengan nada ragu.

“Eh, tapi ini bukan berarti aku memujinya, ya!!”, serunya cepat, takut kedua onnie-nya ini merasa salah paham dengan semua ucapannya. “Aku hanya merasa lehernya bagus. Itu saja”

“Ahh~ begitu yaa?”, tanya Ririn dengan nada yang dibuat-buat. Sementara Haejin hanya terkekeh pelan dengan tingkat kegengsian maknaenya itu, aigoo..sebegitu susahnya’kah untuk memuji kekasihnya sendiri? ┓(￣∀￣)┏

“Nah!”, Haejin kini membalik halaman lainnya dan tampaklah foto lainnya. Ada foto Eunhyuk, Leeteuk, Heechul, Donghae dan juga Kyuhyun disitu.

“Jangan melihat tangan kekar Donghae, ya?”, selanya cepat sambil menutupi lengan Donghae dengan sebelah tangannya. “Dia milikku”, ingatnya dan membuat Nara hanya mendengus pelan sebari memasang ekspresi ‘siapa-juga-yang-mau-dengan-pria-cengeng-seperti-dia’. (˘̶_˘̶)

Sama seperti sebelumnya, Haejin juga segera menutupi wajah member lainnya dengan majalah yang ada di atas meja, sehingga kini hanya wajah Kyuhyunlah yang menjadi fokus di mata Nara. “Nah, Nara-ya, bagian mana yang paling pertama kau lihat dari foto yang ini?”, tanyanya dengan nada jahil.

Nara menghela nafas dengan berat saat melihat foto di depan matanya itu. Hah! Sejak kapan sosok Kyuhyun terlihat saaaangat tampan seperti itu? Σ( ° △ °|||) Kenapa Nara baru menyadarinya sekarang?!

“Oh My..”, Nara malah menggumam tanpa sadar saat melihat foto Kyuhyun itu. Kali ini bukan hanya leher, tapi mata, rambut, kaki, lengan bahkan bibir Kyuhyun juga seakan membuat Nara sesak nafas! Щ(ºДºщ) Sejak kapan pria ini bisa menjadi setampan ini?!

Aneh, kenapa Nara tak menyadari hal ini sedari awal? Padahal tadi dia juga sempat melihat-lihat kedua foto itu, tapi kenapa dia malah baru menyadari ‘perbedaan’ dari sosok Kyuhyun ini sekarang, ya? .___.

Haejin tersenyum-senyum tak jelas saat melihat ekspresi Nara yang seakan tersihir dengan foto itu. Ririn? Dia malah memutuskan untuk menghampiri Haejin dan ikut menggoda Nara dalam introgasi ini. “Nara-ya~ bagian mana yang kau lihat pertama kali?”, tanya Ririn menggoda.

Nara langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat dan menepuk pipinya dengan gemas, seakan menyadarkan dirinya dari pikiran konyol yang melintas di otaknya tadi. “Ya Tuhan!”, Nara langsung berkomat-kamit tak jelas untuk mengembalikan pikiran warasnya.

“2PM! 2PM! Nichkhun, Taecyeon, Junho, Wooyoung, Chansung, Junsu! 2PM! Masih ada 2PM, Nara-ya!”, ucap Nara pada dirinya sendiri, seakan menghipnotis pemikirannya saat menganggap bahwa Kyuhyun terlihat sangat tampan. Cish, pemikiran konyol apa itu?! \(!!˚☐˚)/ \(˚☐˚!!)/ “2PM lebih tampan dari dia!”

“Eish, jangan membawa-bawa nama sunbae’ku disini”, ucap Haejin sebari menjitak kepala Nara dengan gemas. “Kau cukup lihat foto ini, jangan pikirkan pria lain, Nara-ya”, lanjutnya sambil kembali menunjuk majalah di hadapan mereka.

Nara malah segera menutup mata dengan kedua tangannya, menolak untuk melihat foto itu. Nara takut jika terus-terusan melihat fotonya, maka pemikirannya bisa berubah dan menganggap bahwa dia adalah pria paling tampan di dunia!

Itu-hal-yang-sangat-memalukan-untuk-diakui! Bahkan terlalu memalukan untuk diakui didalam mimpinya! Cish~ (̾˘̶̀̾̾ ̯˘̶́̾ ̾̾̾’̾̾)̾

“Shireo!”, seru Nara masih sambil menutup matanya, “Aku tak mau melihat foto itu! Tutup majalahnya, Haejin Onnie!”

Ririn dan Haejin saling berpandangan sekilas lalu kemudian tersenyum penuh kesan iblis. Seakan bisa membaca pikiran masing-masing, Ririn segera beranjak ke belakang Nara dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tutupan tangan Nara dari matanya. “Ayo buka matamu, Nara-ya~”, ucap Ririn dengan halus namun masih berusaha memindahkan tangan Nara dari matanya. “Ayo lihat foto kekasihmu itu~”

“SHIREO!!”, Nara hanya bisa meronta sekuat tenaga saat Ririn mulai bisa memindahkan tangannya ke belakang, “UMMA, NAN SHIREO!”

Seakan tak mau kalah, Haejin malah mencoba membuka kelopak mata Nara dengan kedua tangannya secara paksa. “Ayolah Kwan Nara sayang~ lihatlah foto Cho Kyuhyun yang tampan ini..”, ucapnya sambil mendekatkan kepala Nara ke arah majalah di depannya (masih dengan kedua tangannya yang tengah membuka kelopak mata Nara secara paksa).

Haejin benar-benar merasa bahagia! Kapan lagi ia bisa menyiksa gadis iblis ini ditangannya? ξ\(´▽`)/ξ

Sementara itu, Nara tak bisa melakukan apapun! Kedua tangannya tengah digenggam dengan erat di balik punggungnya sendiri oleh Ririn, sedangkan matanya tengah dipaksa terbuka oleh Haejin. Sehingga kini ia menatap foto Kyuhyun itu dengan leluasa, tak ada gangguan apapun.

TAMPAN!

Hanya itu yang bisa Nara simpulkan dari foto yang sedang ia lihat. Sosok Kyuhyun disitu, dengan baju hitam dan celana putih yang seakan melekat sempurna di tubuhnya itu membuat Nara ingin mimisan sekarang juga.

Dari dulu Nara memang tak pernah bisa menahan godaan dari penampilan pria yang memakai baju kombinasi ‘Black-and-White’. Lalu kenapa sekarang pria ini malah memakai pakaian dengan kombinasi warna seperti ini, hah?! Kenapa?! Щ(ºДºщ)

Mata Nara membelalak lebar saat pandangannya naik ke atas foto itu dan melihat bibir Kyuhyun. Kenapa bibirnya seperti terukir sempurna di wajahnya itu? Ditambah dengan garis wajahnya yang terlihat sangat tegas. Tulang rahang yang menonjol dan membuatnya terlihat semakin..

“Uwaaa!”, Nara langsung memalingkan wajahnya dari majalah itu namun Haejin segera kembali menuntun wajah maknaenya itu untuk melihat foto itu lagi. “Ayolah, nikmati wajahnya Nara-ya~”, ucap Haejin semangat sedangkan Ririn hanya tertawa kencang, masih sambil mencengkeram tangan Nara.

Nara terlihat terengah-engah, nafasnya tersengal dan matanya membelalak lagi saat matanya bertemu dengan mata Kyuhyun di foto itu. Mata yang menunjukkan kesan angkuh dan begitu menantang baginya. Pandangan yang selalu Nara bayangkan setiap kali ia membaca novel Twilight dan membayangkan sosok Edward Cullen. Ya, tatapan mata itu yang selalu Nara bayangkan!

Tapi kenapa ia malah menemukan pandangan itu dari sosok Cho Kyuhyun?! Ini sangat G.A.W.A.T! ƪ(˚̩̩̩⌣°̩̩̩”)ʃ ƪ(“˚̩̩̩⌣°̩̩̩)ʃ

“Onnie! Lepaskaaannn~!!”, seru Nara dengan sekuat tenaga, biarpun kini tenaganya benar-benar sudah terkuras habis hanya dengan melihat sosok Kyuhyun di foto itu. “Haejin onnie, Umma, lepaskan aku..”

Ting Tong!

Baru saja Haejin ingin membalas ucapan Nara itu, tiba-tiba saja bel pintu apartement Ririn berbunyi nyaring. Haejin melirik ke arah Ririn, “Bagaimana ini, Onnie? Lepaskan saja?”, tanyanya.

Ririn hanya mengangkat bahunya, “Terserah. Aku hanya membantumu saja, kok”, jawabnya.

Nara merengek pelan, “Onniedeul, ayolahh~ aku lelah, sumpah!”, serunya dan membuat Haejin juga Ririn menjadi sedikit tidak tega.

Akhirnya mereka berdua melepaskan cengkeremannya masing-masing dan membiarkan Nara bebas. “Yahh, yang penting sekarang kau sudah sadar dengan kelebihan Kyuhyun dan tak selalu membandingkannya dengan 2PM, Nara-ya”, ucap Haejin dengan ringan kemudian melakukan hi-five dengan Ririn yang mengangguk setuju.

Sedangkan Nara masih diam di tempatnya semula, mengatur nafasnya yang seakan memburu karena ulah kedua onnienya ini. Dia langsung menutup majalah ‘laknat‘ itu dan melemparnya ke sembarang arah, “Aaaah! Majalah sialan!”, serunya tanpa arti dan membuat Ririn juga Haejin terkekeh senang.

Ting Tong!

“Ah iya. Tamu!”, seru Ririn dan segera berderap menuju pintu depan, Haejin mengekor dibelakangnya. Namun Nara malah memutuskan untuk pergi ke WC yang berlawanan arah dari arah pintu depan. Dia berencana untuk mengembalikan pikiran warasnya lagi, dan mungkin dengan mencuci muka dengan air segar sudah cukup bisa membuatnya otaknya menjadi normal lagi.

Nara membasuh wajahnya di wastafel dan kemudian menghela nafasnya dalam-dalam. Sesekali dia menggelengkan kepalanya dan menepuk pipinya dengan gemas saat sosok Kyuhyun yang ada di dalam foto majalah itu kembali menyerang pikirannya. “Ya Tuhan! Nichkhun!”, Nara membasuh wajahnya lagi, berusaha mengusir sosok Kyuhyun dengan sosok 2PM Nichkhun.

Tapi ternyata masih saja percuma. (╯•╭╮•╰)

“Wooyoung! Wooyoung! Wooyoung”, ucapnya dan membasuh wajahnya lagi, tapi..PERCUMA!

“Taecyeon! Chansung! Junsu! Junho! Aishhh, bagaimana ini?”, Nara malah merengek pelan saat sosok keenam pria pujaannya itu tak juga bisa mengusir sosok Kyuhyun dari pikirannya. Dia sudah gila karena ulah kedua onnienya itu!!

“Bahkan di dalam kamar mandi pun kau masih mengucapkan nama member 2PM, hah, Kwan Nara sayang?”, suara bernada dingin dan berat itu tiba-tiba saja terdengar dari arah belakangnya.

Nara langsung mengangkat wajahnya dan melihat sosok pria yang dari tadi ada di otaknya itu kini terpantul dari cermin yang ada dihadapannya. “Sebegitu sukanya kau pada 2PM, hah?”

“HUWAAAAAA!!!”, Nara langsung melonjak kaget dan berbalik ke belakang, sehingga kini dia berhadapan menatap sosok pria itu secara langsung. “CHO KYUHYUN?! KENAPA KAU ADA DISINI?!”, teriaknya sekuat tenaga, masih merasa shock.

Kenapa sosok pria ini malah muncul disaat yang paling gawat dalam hidup Nara?! ( ﾟ^ﾟ)o彡ﾟ

“Aish, kau mau membuatku tuli, hah?”, Kyuhyun mengorek telinganya dengan jengah dan sedikit risih saat mendengar teriakan Nara barusan.

Nara menahan nafasnya saat matanya secara tak sengaja menatap ke arah leher Kyuhyun. Okay, Nara salah! Leher di dalam foto majalah tadi itu sama sekali tak ada apa-apanya dibanding leher yang ada dihadapannya sekarang! Leher Kyuhyun yang ada di depan matanya ini jauh lebih jenjang dan membuat Nara hanya bisa menahan nafas selama beberapa saat. (●̮̮__●̮̮)

Kyuhyun tak menyadari perubahan ekspresi wajah Nara itu dan malah melanjutkan ucapannya, “Tadi Siwon hyung mengajakku dan Donghae hyung untuk main ke apartement Ririn. Lalu mereka bilang bahwa kau juga ada disini. Jadi yahh..aku ikut. Lagipula aku juga butuh refreshing sejenak”, jelasnya sambil tersenyum kecil.

“Heugh!”, Nara seakan tertohok saat melihat senyuman itu. Tidak, sebenarnya Nara bukan terpesona pada senyuman itu tapi matanya hanya tertuju pada bibir Kyuhyun. Kenapa baru sekarang Nara menyadari bahwa bibir pria dihadapannya ini benar-benar..sempurna?! Σ( ° △ °|||)

Nara merasa tubuhnya menjadi oleng dan langkahnya bergerak mundur ke belakang hingga akhirnya tubuhnya menabrak wastafel, mengakibatkan beberapa sabun juga alat pembersih muka milik Ririn itu jatuh berantakan.

“Ya! Kau kenapa?”, Kyuhyun langsung berderap mendekati Nara dan merangkul pinggang Nara dari samping, mencegah kekasihnya ini jatuh ke lantai.

Nafas Nara semakin menjadi sesak saat kini tubuh Kyuhyun benar-benar merapat dengan tubuhnya dan juga dengan tangan yang menempel di pinggangnya. Ia mendongakkan kepalanya dan melihat mata Kyuhyun yang kini tengah menatapnya secara langsung, wajahnya terlihat sedikit khawatir. “Pusing, hah?”, tanyanya memastikan.

Nara-mau-mati-sekarang-juga! Siapapun, Bunuh-dia-sekarang-juga!! Щ(ºДºщ)

“WAAAAA!!!”, Nara langsung mendorong tubuh Kyuhyun dengan sekuat tenaga ke arah belakang sehingga kini tubuhnya bebas.

“WAAAAA!!!”, Nara masih saja berteriak kencang saat ia melangkah keluar dari kamar mandi dan berderap menuju ruang TV, tempat ia menaruh tas slempangnya. Ia-mau-pulang-sekarang-juga! Bisa gila jika dia terlalu lama berada disini!! \(`⌂´#)/

“Ya! Ya! Ya! Tunggu! Kwan Nara!”, Kyuhyun hanya bisa mengikuti Nara dengan langkah yang diseret karena pinggangnya terasa nyeri, gara-gara Nara mendorong tubuhnya ke arah bathtub dan membuat pinggangnya terantuk cukup kencang. (¯―¯٥) Gadis itu memang bar-bar!!

“WAAAAAA!!”

“Kwan Nara!”

“WAAAAAAA!! WAAAAAA!!”, Nara masih berteriak sekuat tenaga sebari menyambar tas slempangnya yang tergeletak begitu saja diatas sofa.

Dia segera berderap sekencang mungkin menuju pintu depan dan segera menggenggam kenop pintunya, “WAAAAAA..ah, kenapa pintunya tak mau terbuka?!”, serunya tak percaya sebari menggerakkan kenop pintu itu dengan panik.

Nara merasakan ada firasat yang tak enak. Dia melirik ke arah rak sepatu yang ada di sampingnya dan melihat selembar kertas terlipat rapi diatasnya.

“Tidak mungkin jika..”, Nara mengambil surat itu dan membukanya dengan perasaan gamang. “WAAAAAAA!!”

‘Kami berempat pergi kencan dulu ya, Nara-ya, Kyuhyun-ah ~ (˘ﻬ˘)ʃƪ(♥˘⌣˘)┐ Jaga rumah dengan baik. Jangan sampai ada maling yang masuk~ (´._.`)\(‘́⌣’̀ )’ – RinWon & JinHae (chu)

“Aishhh..”, Nara mendengar suara bernada berat itu tepat dari arah belakangnya, “..kita dikurung berdua lagi disini?”

“WAAAAA..hmmph! hmmphh! hmmmph!“, teriakan Nara itu langsung tertahan saat Kyuhyun langsung membekap mulutnya dengan kedua tangannya. “Hmmmph! Le-phas-kan! Hmmph!“, ronta Nara sambil berusaha melepaskan diri dari bekapan tangan Kyuhyun.

Kyuhyun terlihat sangat risih dengan ulah Nara ini, “Ya! Sebenarnya ada apa denganmu, sih? Kenapa kau selalu berteriak setiap melihatku? Memangnya aku ini hantu, hah?”, tanyanya gemas.

Nara menggeleng pelan sebari menutup matanya rapat-rapat supaya tak melihat pemandangan ‘tiga-hal-itu’ dari sosok Kyuhyun. Sebisa mungkin dia akan menghindari kontak mata secara langsung dengan pria ini! (ง`☐´)ง

Sementara itu Kyuhyun malah terlihat heran, “Kenapa menutup mata, hah?”, tanyanya heran. Kini Kyuhyun berusaha membuka kelopak mata Nara dengan kedua tangannya, sama seperti yang dilakukan Haejin beberapa saat barusan. “Heh, kenapa menutup mata, Kwan Nara sayang?”, tanyanya lagi.

“Hentikan! Hentikan! Hentikan!”, seru Nara sambil menepis tangan Kyuhyun dari wajahnya. “Aku akan bisa membuka mataku dan bicara denganmu secara wajar, tapi dengan satu syarat!”, ucapnya masih sambil menutup matanya rapat-rapat. (┌___┐)

Kyuhyun yang sama sekali tak tahu mengenai asal usul kelakuan Nara sekarang, hanya bisa mendesah dengan berat kemudian mengangguk pelan. “Baiklah, terserah kau saja”, jawabnya singkat.

Tanpa menunggu lama, Nara segera berderap ke kamar Ririn dan meninggalkan Kyuhyun yang kini hanya bisa melongo heran dengan sikap kekasihnya itu. “Eish, gadis itu sedang kena syndrom-grogi-Ujian-Negara, ya?”, tebaknya asal. Ia menggaruk kepalanya dengan pandangan blank, “Entahlah~”

***

Nara mengobrak-abrik lemari pakaian maupun laci kosmetik milik Ririn dan akhirnya menemukan benda-benda yang ia butuhkan sekarang. Dengan secepat kilat, Nara berderap kembali ke tempat Kyuhyun berada, di pintu depan.

Kyuhyun menatap heran ke arah Nara yang kini membawa tiga benda yang agak-diluar-batas-kewajaran. Syal yang cukup tebal, masker dan juga kacamata hitam.

“Mau apa kau dengan benda in..HUAKKH!!”, Kyuhyun menjerit tertahan saat Nara tiba-tiba saja melilitkan syal tebal berwarna coklat itu di lehernya. Dia melilitkan syal itu dengan sangat kencang sehingga membuat Kyuhyun kesulitan bernafas. “Heeekh! Naf-fas-ku ses-sak!!”

Namun Nara seakan tak peduli dengan rintihan Kyuhyun. Dia malah semakin asyik melilitkan syal ke leher jenjang kekasihnya, hingga kini tak terlihat sedikitpun kulit leher Kyuhyun karena sudah tertutupi oleh syal berwarna coklat itu.

“Selesai!”, seru Nara senang dan menatap hasil kerjanya itu dengan puas. “Perfecto! Numero uno!” ҉(ˆ▽ˆ҉) ҉(ˆ▽ˆ)҉ (҉ˆ▽ˆ)҉

“Hahhh~ Haaah~ Haaah~”, Kyuhyun melonggarkan sedikit syal itu hingga kini dia bisa bernafas dengan normal kembali. Dia menatap tajam ke arah Nara yang kini sedang tersenyum bahagia, “Gadis..iblis..sialan! Kau..mau..membunuhku, hah?”, tanyanya dengan suara yang tersengal. ψ(｀A´)ψ

Lagi-lagi Nara tak mempedulikan ucapan Kyuhyun, kali ini dia malah mengambil kacamata hitam milik Ririn kemudian memakaikannya ke wajah Kyuhyun. Tak ketinggalan, Nara juga langsung memasangkan masker penghalang debu ke wajah kekasihnya.

Selesai! Leher, mata dan bibir Kyuhyun kini sudah tertutup rapat sehingga Nara tak perlu merasa berdebar lagi! ( ´ ▽ ` )ﾉ

“Aishh~”, Nara menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa kagum dengan pemikirannya. “Kenapa aku sangat pintar, sih?”, pujinya kepada dirinya sendiri dan langsung membuat Kyuhyun menganga lebar dengan ucapan kekasihnya itu.

‘Pintar’? Pintar membuat orang merasa tersiksa hingga hampir mati, maksudnya, hah?! ╰(◣﹏◢)╯

“Nah!”, kali ini Nara langsung merangkul bahu Kyuhyun dengan akrab, layaknya hubungan teman pada umumnya dan bukannya mencerminkan sebuah hubungan asmara, “sekarang kita bisa mengobrol dengan nyaman, Cho Kyuhyun yang tampan.”

“NYAMAN?! Kau hampir mencekikku dengan syal, memakaikan masker biarpun aku sama sekali tidak sedang flu, dan juga memaksaku memakai kacamata hitam di dalam rumah! APANYA YANG NYAMAN, Kwan Nara sayang?!”, tanya Kyuhyun sambil menjitak kepala Nara dengan gemas sehingga membuat kekasihnya itu mengaduh beberapa kali karena serangan jitakan dari Kyuhyun.

“Kau gila ya? Tiba-tiba saja berlaku seperti ini..uhuk, uhuk, uhuk!”, Kyuhyun tiba-tiba saja batuk dan sedikit membuat Nara mengernyitkan alisnya dengan heran.

“Kau..sakit?”, tanya Nara hati-hati sambil menatap wajah Kyuhyun dengan seksama. Untung saja kali ini leher, bibir dan mata Kyuhyun sudah terbungkus (?) secara rapi, sehingga ia tak merasa berdebar lagi saat menatap wajah kekasihnya itu.

“Ani. Hanya saja suaraku menjadi sedikit serak karena jadwal show yang padat dan tenggorokanku terasa gatal, jadi yahh..aku sering batuk-batuk seperti ini”, jelas Kyuhyun ringan, “Jangan khawatir. Tenang saja”, ucapnya mencoba menenangkan Nara.

Nara hanya mendengus geli saat mendengar ucapan Kyuhyun barusan. “Cish, siapa pula yang khawatir? Rasa percaya dirimu memang sangat berlebihan, ya?”, tanya Nara dengan nada menggoda sebari mengacak rambut Kyuhyun dengan gemas. “Aigoo~ Cho Kyuhyun, kau memang benar-benar..”

“Uhuk! Uhuk! Uhuk!”. Kyuhyun terbatuk lagi, kali ini suara batuknya terdengar lebih parah dibanding sebelumnya. Dia segera beranjak meninggalkan Nara yang melongo dan berjalan menuju WC. “Uhuk! Uhuk! Uhuk!”

Nara tiba-tiba saja sudah berada di belakang Kyuhyun dan langsung memijat leher kekasihnya itu. Sesekali ia juga menepuk-nepuk bahu Kyuhyun dengan pelan. “Ya! Apanya yang serak ringan kalau batukmu saja parah seperti ini, hah?”, omelnya, namun ia masih saja memijat leher Kyuhyun dengan penuh hati-hati.

Sementara itu, Kyuhyun hanya bisa tersenyum kecil secara sembunyi-sembunyi saat mendengar ucapan Nara. Padahal sekarang dia hanya sedang pura-pura batuk parah hanya untuk mengetahui perasaan sesungguhnya dari Nara.

Dan siapapun yang melihat ekspresi wajah Nara sekarang, pasti akan langsung bisa menebak bahwa gadis itu tengah merasa khawatir dengan keadaan Kyuhyun. Aish, kekasihnya ini memang sangat..menjaga gengsi diatas segalanya! (¯▿¯٥)

Nara yang masih menganggap bahwa Kyuhyun memang benar-benar sakit, langsung menawarkan sesuatu. “Mau kubuatkan lemon tea hangat?”

Kyuhyun hanya mengangguk pelan sambil masih (pura-pura) terbatuk. Tanpa menunggu lama, Nara segera beranjak menuju dapur dan tak lama kemudian terdengar suara dentingan gelas yang diambil dari dalam raknya.

Sementara itu, Kyuhyun terkekeh pelan di WC tempatnya berada sekarang. Ternyata semudah ini menipu gadis iblis itu, ya? Hanya dengan pura-pura sakit dan kabooom..sepertinya gadis iblis itu bisa berubah menjadi malaikat bersayap putih yang baru saja turun dari langit ketujuh.

Sungguh sangat kontras. (˘̶ِ̀ ˘̶́ ‘)

Kyuhyun mengelus-elus syal coklat milik Ririn yang sedang dipakainya. Sebenarnya ia merasa sedikit heran juga, kenapa gadis itu seperti orang yang sedang kesetanan setiap melihat dirinya secara normal namun bisa langsung menjadi tenang saat melihat Kyuhyun memakai tiga benda yang aneh ini? (¯―¯٥)

DDRRTT..DDRRTT..

Saat Kyuhyun masih disibukkan dengan pikirannya itu, tiba-tiba saja handphone LG blue Lollipop miliknya bergetar pelan. Kyuhyun segera merogoh sakunya dan mengernyit heran saat melihat nama penelfon itu.

Ririn.Masi
Calling..

“Yoboseyo, Rin-ah?”, sapa Kyuhyun singkat.

“Kyuhyun-ah!”, terdengar suara riuh di belakang suara Ririn yang tengah berbicara dengannya.

Yang paling bisa Kyuhyun dengar hanyalah suara Haejin dan Donghae yang saling berucap kompak, “Cieee~ Kyuhyun sedang apa berdua-dua dengan Nara? Cieeee~ awas ya, kami meninggalkan kalian berdua tadi. Jangan sampai saat kami pulang, tiba-tiba sudah jadi tiga orang. Cieee~ Cieee~” (ʃƪ♥▽♥)

“Mwoya? Jangan bicara hal mesum seperti itu”, seruan Siwon yang disusul dengan suara erangan Haejin – Donghae itu membuat Kyuhyun menyimpulkan sesuatu : Siwon menjitak pasangan skinship-holic itu. Hahaha~

“Kyuhyun-ah, apa Nara berlaku aneh saat dia sedang bersamamu?”, tanya Ririn.

Kyuhyun menggumam mengiyakan, “Benar, Rin-ah. Dia saaangat aneh! Bayangkan saja, masa’ iya aku disuruh memakai syal tebal, kacamata hitam dan juga masker penutup wajah? Aish~ aku benar-benar speechless”, keluhnya.

Ririn dan Haejin langsung tertawa puas saat mendengar keluhan Kyuhyun itu. Ternyata kelakuan Nara memang sesuai dengan yang mereka perkirakan sebelumnya. (ʃƪ˘⌣˘)(˘⌣˘ʃƪ)

“Kyuhyun-ah!”, tiba-tiba saja Haejin berseru kencang ke arah speaker handphone Ririn itu. “Kalau kau mau membalas kelakuan Nara, maka ikuti kata-kataku ini!”

“Heh?”

***

Nara mengaduk gula di dalam cangkir berwarna bening itu dengan pelan dan mengangguk puas saat yakin bahwa gula itu sudah tercampur sempurna dengan lemon tea yang ia buat.

“Cho Kyuhyun! Kau masih di sana?”, Nara berteriak singkat untuk memastikan bahwa Kyuhyun masih berada di WC. “Hmm~”, Kyuhyun hanya menggumam untuk menjawab pertanyaan Nara itu.

Setelah mencicipi sedikit rasa dari lemon tea hangat buatannya, Nara kini membawanya ke arah WC, tempat Kyuhyun berada. “Cho Kyuhyun, kau harus merasa bangga karena Kwan Nara membuatkan lemon tea ini khusus untukm..”

“Heugh!” Σ( °┌┐° !! )

Nara langsung berdiri mematung di tempatnya saat melihat Kyuhyun kini berdiri dengan gaya bak seorang model profesional di hadapannya. Dia melepaskan syal, kacamata dan juga masker yang tadi Nara pakaikan padanya! Yang paling parah, Kyuhyun juga membasuh wajahnya sehingga kini tetesan air itu mengalir dari wajahnya menuju lehernya dengan saaangat elegan!! \(!!˚☐˚)/ \(˚☐˚!!)/

“Le..Leher. Bib..Bib..Bibir. Ma..Mata..”, Nara hanya bisa tergagap saat melihat ketiga hal itu kini terpampang jelas di depan matanya.

“Leherku seksi, ‘kan?”, tanya Kyuhyun dengan nada manis sebari mengelus lehernya. “Bibirku menggoda ‘kan?”, tanyanya lagi, kali ini sambil menggigit bibirnya dengan penuh ekspresi jahil.

Kali ini dia beranjak mendekati Nara yang masih mematung di tempatnya berada. Kyuhyun bisa melihat cangkir itu bergetar di genggaman tangannya. Hahaha~ “Lalu mataku menawan, keuraechi?”, tanyanya dengan penuh percaya diri.

“WAAAAAAA!! WAAAAAAA!! WAAAAA!!”

“Ya! Ya! Ya! Ya! Kenapa kau malah menyiramku dengan lemon tea itu, hah?! Ya! Ya! Kwan Nara! Teh itu masih panas!! Ya! KWAN NARA!!”

“WAAAA!! WAAAAAA!! WAAAAAA!!”

***

E.N.D

Hahaha, kangen juga bikin FF KyuNara kayak gini :3 setelah dari kemaren baaanyak banget readers yang katanya pengen liat KyuNara kayak dulu lagi (yang kerjanya cuma saling ejek), akhirnya qu bikin lagi FF ini :3

Cuma 1 part sih. Tapi semoga bisa ngobatin kekangenan readers yang kemaren request cerita ini deh. Hahaha~ 😀

Tentang emote, emang sengaja qu selipin disini. Kesannya sih biar keliatan lebih lucu. Tapi ga tau deh gimana tanggapan readers. Kkk~ 🙂

Oya, qu bikin ficlet ini di wordpress hape, jadi kalau ngeditnya nggak maksimal..harap dimaklumi ya (>/\<)

Okay, KyuNara selanjutnya..mari menggalau lagi! XD *plaaak*

As usual, comment & like are love love love 😀