-Contest Fiction- You’re Special Just The Way You Are

Original Fanfiction By : Mardha Tilla Septiani (@Mrs Cho-colate)

Don’t Forget to leave a comment~

Ur words are precious for us as the author of this story 🙂

***

You’re Special Just The Way You Are

 

“Ne. arasseo”

Nara hanya bisa mendecak sebal membaca sms dari Kyuhyun. Apa-apaan itu? Setelah mengiriminya sms yang panjang lebar, Kyuhyun hanya membalas dengan 2 kata?! Pikir Nara.

“Cih~ padahal aku sudah mengesampingkan gengsiku untuk mengirimu pesan. Bodoh!” rutuk gadis itu sambil melemparkan handphonenya ke atas sofa.

Terlebih lagi, Kyuhyun juga tak pernah menelpon Nara sekedar untuk menanyakan kabar. Dan setelah 2 bulan Kyuhyun berada di Cina, dia tidak pernah mengiriminya sms terlebih dahulu. Selalu saja harus Nara yang mengiriminya pesan pertama kali. Dan ketika dibalas, Kyuhyun hanya sekedar menjawab dengan “Ne.” atau “Arasseo” atau kadang-kadang gabungan dari kedua kata itu, seperti pesan yang baru saja Ia kirimkan.

“Baiklah, kau harus diberi pelajaran, Cho Kyuhyun yang tampan~” desis Nara dengan geram.

***

A month later…

 “Haaah~ akhirnya besok aku bisa pulang ke Korea!”  ucap Kyuhyun sambil merentangkan kedua tangannya dengan lebar. Bebas. Itulah yang dipikirkannya. Setelah 3 bulan yang melelahkan, akhirnya ia bisa pulang dari Cina. Ia sudah merasa sangat rindu pada Korea. Rindu pada dorm-nya. Rindu pada kamarnya. Rindu pada hyung-hyungnya. Rindu pada semuanya. Terlebih lagi pada… gadis itu.

Sudah 3 bulan lebih ia tidak melihat sosok Nara. Dan sejujurnya, ia merasa amat sangat merindukan gadis itu. Tapi seorang Cho Kyuhyun memang mengutamakan gengsi diatas segalanya. Maka, ia hanya bisa memendam perasaan itu dan bertingkah seolah-olah ia sama sekali tidak peduli akan keadaan Nara.

***

The next day…

“Gadis bodoh itu! Dia tidak menghubungiku sama sekali 1 bulan terakhir ini…” keluh Kyuhyun saat ia merebahkan tubuhnya di kursi pesawat yang akan membawanya pulang ke Korea. Beberapa jam lagi ia akan tiba disana.

Sungmin yang duduk disebelahnya hanya bisa terkekeh geli mendengar ucapan Kyuhyun. “Lalu kenapa tidak kau saja yang menghubunginya?” ucap Sungmin memberikan saran kepada maknaenya itu.

“Ah, kalau itu sampai terjadi dia bisa besar kepala, hyung. Memangnya dia pikir dia siapa sampai aku harus khawatir memikirkannya?” jawab Kyuhyun.

“Hmm, Ne. benar juga. Lagipula sepertinya dia sama sekali tidak memikirkanmu selama kau di Cina. Keurae?” Sungmin berkata sambil tersenyum mengejek Kyuhyun. Ia berusaha memancing emosi pria disebelahnya itu. Ia tidak akan sadar kalau emosinya tidak dipancing terlebih dahulu, pikir Sungmin.

Kyuhyun kaget mendengar ucapan Hyung-nya, tapi ia berusaha menyembunyikan ekspresinya, “Tidak memikirkanku… sama sekali? Maksudmu apa hyung?”

“Ani… aku tidak ada maksud apa-apa. Aku hanya mengatakan apa yang aku pikirkan”, ucap Sungmin polos. “Lagipula kau juga setuju kan dengan pendapatku? Kalau dia memang memikirkanmu, kenapa dia tidak menghubungimu sama sekali selama 1 bulan terakhir ini, Kyuhyun-ah?” Sungmin berusaha menahan rasa gelinya saat melihat ekspresi Kyuhyun.

Kyuhyun hanya terdiam memikirkan ucapan Hyungnya itu. Kemudian baru ia berkata, “Lalu menurutmu, Hyung, kenapa dia sama sekali tidak memikirkanku?”.

Sungmin menggumam sebentar lalu berkata, “Ah, mungkin dia sudah melupakanmu Kyuhyun-ah. Lagipula selama 3 bulan ini, kau tidak pernah memperhatikannya, kan?”.

“YA! HYUNG! Kata siapa aku tidak pernah memperhatikannya?! Setiap hari aku selalu memantaunya lewat twitter. Aku selalu membaca setiap mention yang dia tuliskan!” bantah Kyuhyun.

Sungmin hanya bisa tersenyum geli mendengar jawaban Kyuhyun. Padahal sebenarnya ia ingin tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Kyuhyun barusan. Ia tidak menyangka ternyata evil satu ini selalu memantau keadaan Nara, walaupun hanya lewat twitter -_-

“Ya! Kalau seperti itu darimana dia bisa tahu, Kyuhyun-ah. Kau harus menghubunginya, jika tidak, mungkin saja Nara sudah punya pacar baru di korea.” ucap Sungmin singkat namun berhasil membuat Kyuhyun kaget setengah mati.

“MWOYA?! Pacar baru?” teriak Kyuhyun tak percaya. Beberapa orang yang berada di dekat mereka menoleh mendengar teriakan Kyuhyun. Untung saja semuanya adalah staff dari SM, jadi mereka tidak perlu merasa khawatir jika ada wartawan yang mendengar ucapan mereka.

“Aish~ Kyuhyun-ah! Kecilkan sedikit volume suaramu!” Sungmin memarahi Kyuhyun, tapi Kyuhyun terlihat tidak peduli dengan ucapan Sungmin barusan. Ia hanya terdiam sebentar kemudian berkata, “YA! Siapa hyung?! Berani-beraninya orang itu!” Tanya Kyuhyun yang masih agak shock.

“Siapa apanya?” Sungmin pura-pura tidak tahu.

“Pacar baru Nara, hyung. Siapa?! Memangnya manusia bodoh seperti apa yang bisa suka dengan Evil seperti dia?!” Tanya Kyuhyun yang masih penasaran setengah mati.

“Molla… aku tidak tahu siapa. Tapi kalau pertanyaanmu ‘manusia bodoh seperti apa yang bisa suka dengan Evil seperti dia’ aku tahu jawabannya.” ucap Sungmin yang masih berusaha menahan tawanya. “Nuguseyo? Siapa hyung?!” Tanya Kyuhyun penasara.

“Kau, Kyuhyun-ah.” Jawab sungmin sambil tersenyum geli.

“MWO?! YA! Hyung, jangan mempermainkanku. Aku serius!” jawab Kyuhyun yang sudah mulai marah.

Baru kali ini Sungmin melihat Kyuhyun kebakaran jenggot seperti ini. Biasanya dia selalu terlihat tenang walau keadaan di sekitarnya sudah benar-benar tidak karuan. Tapi kali ini, hanya karena seorang Kwan Nara, Cho Kyuhyun panic setengah mati. Padahal semua yang di katakan Sungmin tadi hanyalah untuk mempermainkan Kyuhyun.

“Molla. Aku tidak tahu Kyuhyun-ah. Tapi… ah, kau sebaiknya waspada saja. Nara itu imut. Manis. Kurasa cukup banyak Namja di sekolahnya yang suka padanya. Hati-hati saja Kyuhyun-ah.” Ancam Sungmin pada Kyuhyun yang hanya bisa menelan ludah mendengar ucapan hyung-nya.

Kyuhyun masih terdiam. Namun beberapa saat kemudian ia segera mengeluarkan Handphonenya dan mencari nomor Nara di kontak HPnya. Kyuhyun menunggu agak lama agar panggilannya tersambung. Namun yang didengarnya malah…

“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan”

 “Aish~ sialan! Kemana dia?!” ucap Kyuhyun sebal.

“Hmm, mungkin dia sedang menelpon pacar barunya.” Kata Sungmin asal-asalan. Kyuhyun yang telah menahan emosinya daritadi segera memukul kepala Sungmin dengan sepatu yang sedang dipakainya. “Ya! Sakit!” sungmin meringis pelan.

Kyuhyun tidak memperdulikan Sungmin yang meringis kesakitan disebelahnya. Pikirannya masih tertuju pada Nara. Dan perkataan Sungmin barusan masih terngiang-giang di telinganya.

Mungkin dia sedang menelpon pacar barunya.

 Kyuhyun mengacak rambutnya dengan gusar. Dia merasa sebal dengan pikirannya sendiri. Sejak kapan seorang Cho Kyuhyun jadi seperti ini hanya karena seorang Kwan Nara, pikir Kyuhyun. Aish~

“Lihat saja! Kalau sampai hal itu benar-benar terjadi, kau akan mati ditanganku, Kwan Nara sayang” ucap Kyuhyun sambil menatap lurus kedepan. Sorot matanya sangat dingin dan membuat Sungmin merasa ngeri.

“Astaga~ aku sudah membangunkan setan dari tempat peristirahannya di Neraka”, ucap Sungmin agak ketakutan. Ia beranjak pergi meninggalkan Kyuhyun yang matanya masih memancarkan tatapan ingin membunuh.

“Kau akan mati ditanganku, Kwan Nara sayang”

***

“Haaah~” Nara menghela nafas panjang. Berulang kali dia menatap handphone yang berada ditangannya. mati. Handphonenya memang sengaja ia matikan.

Dia tahu kalau Kyuhyun akan pulang hari ini. Dan ia sengaja mematikan handphone nya agar pria itu tidak bisa menghubunginya. Meskipun Nara amat sangat tidak yakin kalau Kyuhyun akan menghubunginya. Lagipula sejak satu bulan yang lalu, Nara sudah memutuskan untuk berhenti menghubungi Kyuhyun. Untuk apa sibuk menghubungi orang yang sama sekali tidak peduli akan keadaanku, pikir Nara.

Nara melirik jam dinding di kamarnya. “Sudah pukul 10 malam. Ah, sebaiknya aku tidur. Itu jauh lebih berguna dan bermanfaat daripada memikirkan si bodoh itu” ucap Nara sambil berusaha memejamkan matanya.

***

Kyuhyun masih sibuk mengutak-atik handphonenya. Sejak beberapa jam yang lalu ia tidak berhenti mencoba menghubungi Nara. Tapi hasilnya tetap nihil. Handphonenya masih saja tidak aktif.

“Kau menghubungi siapa Kyuhyun-ah?” Tanya Yesung yang penasaran dengan tingkah Kyuhyun. “Nara, hyung.” Jawab Kyuhyun singkat.

“Wae? Tumben kau menelponnya. Ada apa?” ucap Yesung heran.

“Ani… hanya saja dia tidak pernah menghubungiku lagi satu bulan belakangan. Aku heran, hyung. Dan ketika ku telpon, nomornya tidak aktif…” ucap Kyuhyun yang terdengar lirih. Yesung merasa agak kasihan pada maknaenya itu.

“Ya sudah, berpikir positif saja Kyuhyun-ah. Mungkin handphone Nara memang sedang habis baterai atau rusak. Coba saja hubungi dia lagi besok pagi,” Yesung memberi saran sambil berjalan menuju kamarnya. Sudah malam, ia merasa sangat mengantuk setelah menjalani sekian banyak aktifitas.

Yesung sudah berdiri di depan pintu kamar. Ia membuka pintunya dan berniat untuk menutup pintu itu, namun terhenti ketika mendengar ucapan Kyuhyun.

“Dan kalau besok pagi handphonenya masih tidak aktif?” Tanya Kyuhyun singkat.

Yesung berpikir sebentar, lalu menjawab, “Coba lagi saja siangnya.”

“Kalau masih saja tidak aktif, hyung?” Tanya Kyuhyun lagi. Yesung sudah mulai kesal mendengar pertanyaan Kyuhyun. Padahal dia sudah sangat mengantuk dan ingin tidur. Aigoo~ sejak kapan Cho Kyuhyun jadi bodoh seperti ini, kata Yesung dalam hati.

“Ya sudah, berarti dia memang tidak mau berurusan lagi denganmu, Kyuhyun-ah” Yesung menjawab asal-asalan dan segera menutup pintu. Beberapa detik kemudian sepatu Kyuhyun sudah menghantam pintu kamar Yesung. Yesung tertawa dari dalam kamar karena Kyuhyun gagal melempar sepatu itu mengenainya.

Kyuhyun membaringkan tubuhnya di sofa. Dia menatap nanar langit-langit ruangan itu. “Aish~ Kwan Nara sialan. Kenapa dia selalu membuatku cemas seperti ini?!” ucap Kyuhyun sambil beranjak bangun dari sofa. Dia melangkah masuk menuju kamarnya. Namun beberapa menit kemudian Kyuhyun keluar lagi dari kamarnya dengan memakai masker, topi, dan jaket.

Kyuhyun beranjak keluar dari dorm. Dia melirik jam tangannya. Sudah pukul setengah dua belas, pikir Kyuhyun. Apa gadis itu masih bangun?

“Ah, masa bodoh. Pokoknya kau harus bertemu denganku Kwan Nara sayang~” ucap Kyuhyun tajam. Dia mempercepat langkahnya. Namun saat berjalan menuju lift, Kyuhyun bertemu Donghae.

“Mau kemana kau, Kyuhyun-ah?” Tanya Donghae penasaran saat melihat Kyuhyun berjalan menuju lift. Ini sudah malam, memangnya dia ada urusan penting apa, ucap Donghae dalam hati.

“Kwan Nara, kau akan bertekuk lutut kepadaku!! Lihat saja! Aku akan membantaimu!” desis Kyuhyun dengan geram tanpa memperhatikan Donghae sedikitpun. Matanya menatap tajam lurus kedepan.

Kyuhyun masuk kedalam lift. Donghae hanya bisa menghela nafas berat, “Hah, aku lupa. Harusnya aku tak usah bertanya lagi padanya. Tanpa bertanya pun aku sudah tahu jawabannya,” ucapnya lebih kepada diri sendiri.

“Yah, memangnya siapa lagi yang bisa membuat Kyuhyun rela keluar tengah malam begini, kalau bukan Nara?”

***

Kyuhyun keluar dari mobilnya. “Dingin sekali~”, ucap Kyuhyun sambil berusaha merapatkan jaketnya.

Kyuhyun sudah tiba di depan rumah Nara. Dia segera memencet bel rumah itu.  Nara yang awalnya sedang tidur, terbangun saat mendengar bunyi bel itu. Siapa yang datang malam-malam begini, pikir Nara.

Jujur, Nara agak takut untuk membukakan pintu. Siapa tahu kalau tamunya itu penculik atau pencuri. Maka dari itu Nara memutuskan untuk mengintip terlebih dahulu siapa tamunya itu.

Nara melihat ke depan pintu melalui jendela. “Hah, masker itu, topi itu, jaket itu! Tentu saja itu Cho Kyuhyun yang bodoh” gumam Nara pelan. Dia sudah hafal sekali dengan penyamaran yang dikenakan Kyuhyun.

“Sudahlah, sebaiknya aku tidur lagi. Aku malas berbicara dengannya”, ucap Nara sambil menutup jendela, lalu ia beranjak menaiki tangga ke lantai atas, menuju kamarnya.

Kyuhyun memencet bel itu lagi. Namun hasilnya tetap sama. Tidak ada yang membukakan pintu. “Aigoo~ apa dia sudah tidur?” ucap Kyuhyun lirih. “Sudahlah, sebaiknya aku pulang saja. Lagipula besok dia harus sekolah. Kalau aku membangunkannya sekarang, dia bisa terlambat sekolah besok”, ucap Kyuhyun pelan sambil berjalan dengan lesu.

***

@ Nara’s School (6.45 AM)

Nara berjalan dengan lesu. Matanya masih agak mengantuk. Setelah kedatangan Kyuhyun semalam, Nara tidak memejamkan matanya. “Dasar Cho Kyuhyun sialan!” rutuk Nara pelan. Ia terus berjalan tertunduk, sambil menendang kerikil yang ada di hadapannya.

Kalau bukan karena kedatangan Kyuhyun, dia tidak akan bangun dari tidurnya semalam. Dan lagi setelah itu, Nara tidak bisa tidur, meskipun ia telah berulang kali berusaha memejamkan matanya. Percuma saja, toh pikirannya masih saja melayang pada Cho Kyuhyun. Akibatnya, Nara baru bisa tidur pukul 4 pagi.

“Hoaaahm~” Nara menguap sambil menutup mulutnya. Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya. “Annyeong, Nara-ya”, sapa orang itu. Nara menoleh kebelakang untuk memastikan siapa orang yang menyapanya.

“Ah, annyeong, Dongho-ssi”, jawab Nara sambil tersenyum. Dongho balas tersenyum pada Nara.

“Ya! Bukankah sudah kubilang jangan panggil aku ‘Dongho-ssi’? Panggil aku ‘oppa’, Nara-ya” pinta Dongho pada Nara.

“Mwoya?! Shireo! Kau hanya lebih tua beberapa bulan saja dariku. Lagi pula kita satu kelas Dongho-ssi. Jadi bisa di anggap kita seumuran”, ucap Nara. Dongho terkekeh pelan kemudian mengacak rambut Nara dengan lembut, “Haaah~ Apa begitu susah untuk memanggilku ‘oppa’?”

“Tidak susah. Tapi aku tidak mau saja”, ucap Nara ringan.

“Cish~ Jadi aku harus melakukan apa agar kau mau memanggilku ‘oppa’?” Tanya Dongho yang masih bersikeras. Nara berpikir sebentar. Kemudian dia menjawab, “Baiklah… Karna kau sangat bersikeras ingin kupanggil ‘oppa’, aku akan memanggilmu ‘oppa’ dengan satu syarat”.

“Apa syaratnya?” tanyanya. Nara tampak mencari sesuatu dari dalam tasnya, membuat Dongho bingung dengan tingkah Nara. Namun sesaat kemudian mata Nara langsung berbinar saat berhasil menemukan benda yang dicarinya.

“Kau harus bisa mengalahkanku dalam game ini!” ucap Nara sambil menunjukan PSP miliknya. Dongho tampak kaget, “Mwo? Aish~ kau ini selalu saja… tidak jauh-jauh dari game! Kau kan tahu aku tidak bisa main game, Nara-ya”, ucap Dongho lirih.

“Yak! Kau itu pria macam apa Dongho-ssi? Semua yang mengaku pria itu harus bisa main game~” protes Nara. “Begitulah menurut pribahasa”, lanjutnya.

Dongho terkekeh pelan mendengar ucapan Nara, “Pribahasa mana yang kau pelajari itu, hah? Mana ada pribahasa seperti itu”, ucap Dongho sambil menjitak kepala Nara pelan.

“Aish~ ya sudahlah, kalau begitu kita batalkan saja, Dongho-ssi.” Ucap Nara sambil memberi penekanan pada kata ‘Dongho-ssi’. Nara hendak pergi meninggalkan Dongho, tapi kemudian pria itu menahan tangannya. Nara terlihat agak kaget saat Dongho menahan tangannya.

“Arasseo… aku akan mencobanya. Tapi kau tahu kan kalau aku ini tidak bisa main game?” ucap Dongho sambil menatap Nara.

“Ne, tentu saja aku tahu. Kalau aku tidak tahu mana mungkin aku menantangmu untuk bermain game” jawab Nara sambil memperlihatkan senyum evilnya. “Cish~ kau kejam sekali Nara-ya. Tapi… Kau kan juga tahu kalau untuk menang darimu itu sangat sulit bagiku, jadi, kalau aku menang, boleh aku meminta satu hal lagi?” Dongho melirik Nara sambil tersenyum tipis.

“Apa? Memangnya kau mau meminta apa Dongho-ssi?” Tanya Nara penasaran.

“Itu rahasia. Tenang saja, aku tidak meminta hal yang aneh-aneh. Lagipula kau boleh menolak permintaanku itu jika kau tidak suka,” Jawab Dongho santai. Nara berpikir sebentar kemudian menjawab, “Arasseo, aku setuju. Lagipula aku boleh menolaknya kan kalau aku tidak suka?”.

“Tentu saja”, Dongho tersenyum singkat sambil mengacak rambut Nara. Kemudian dia beranjak pergi meninggalkan gadis itu.

***

“Kau pacaran dengan Dongho?” Tanya Soohyun langsung tanpa basa-basi.

“MWO?!” teriak Nara kaget karena mendengar pertanyaan Soohyun. Nara baru saja sampai di kelas. Belum sempat duduk, Soohyun sudah menyerbunya dengan pertanyaan aneh itu. “Ya! Soohyun! Kau sudah gila” jawab Nara asal.

“Jadi apa kalau bukan pacaran? Tadi aku melihat kau berdua dengannya Nara-ya. Kalian mesra sekali. Aku jadi iri melihatnya”, ucap Soohyun merana. “Wae? Kau suka pada Dongho?” Tanya Nara bingung. Namun Soohyun langsung menggeleng cepat, ”Ani… Kau itu bodoh sekali Nara-ya. Sudah, tak usah membawa-bawa namaku. Yang jadi masalahnya itu kalian berdua”.

“Kami? Kami tidak ada apa-apa”, Nara menjawab ringan sambil mengangkat bahunya. Dia meletakkan tasnya di atas meja. Kemudian duduk di kursinya. Lalu ia langsung menelungkupkan kepalanya diatas meja untuk satu tujuan: tidur.

Soohyun mendecak sebal, “Ck… Bangun dulu Kwan Nara! Aku belum selesai bertanya padamu.” Ucap Soohyun sambil mengguncang-guncang tubuh Nara, berusaha membangunkannya. Saat Soohyun masih sibuk berusaha membangunkan Nara, Dongho masuk ke kelas. Dia heran melihat Nara yang kepalanya tetunduk di atas meja. Dia segera menghampiri gadis itu.

“Kau kelihatan lesu sekali pagi ini. Ada apa Nara-ya?” Dongho meletakkan tangannya ke dahi Nara, memeriksa panas badannya. “Kau sakit?” Tanya nya khawatir.

Nara kaget dan berusaha melepaskan tangan Dongho yang memeriksa keadaannya. “A… Ani. Aku tidak apa-apa. Aku Cuma mengantuk. Semalam aku tidak bisa tidur.”  Ucap Nara. Dongho mengangguk pelan “Oh, ya sudah kalau begitu. Kalau kau butuh apa-apa, panggil saja oppa-mu ini, arasseo?” ucapnya santai kemudian mengacak rambut Nara untuk yang ke sekian kalinya. “Ya! Dongho-ssi, kau sudah mengacak rambutku berkali-kali pagi ini!”  protes Nara.

“Hahaha. Mianhaeyo. Itu… refleks terjadi”, jawabnya singkat lalu duduk ke bangkunya yang tepat berada di belakang Nara.

Nara mengerucutkan bibirnya sebal, “Aish~ sebaiknya kau berhenti melakukan itu. Atau akan ada dua iblis yang akan menghajarmu”, ucap Nara. “Dua iblis?” Tanya Dongho bingung. “Siapa?”

“Aku dan Cho…”, Nara berhenti melanjutkan perkataannya. Aigoo~ bagaimana bisa dia hampir menyebutkan nama Raja Iblis itu. “Ah, sudahlah. Tidak usah kau pikirkan”, ucap Nara sambil mengibaskan tangannya. “Pikirkan saja kekalahan yang akan kau hadapi nanti”, ucap Nara sambil menatap Dongho tajam.

“Ah~ kau memang iblis, Nara-ya”, Dongho tersenyum kemudian kembali mengacak rambut Nara.

“YAK! DONGHO BODOH! KENAPA KAU MENGACAK RAMBUTKU LAGI, HAH?!” teriak Nara. Sontak seisi kelas menoleh kearahnya. Namun Nara sama sekali tidak peduli. Dia berusaha memukul kepala Dongho, tetapi pria itu dapat menghindar dengan mudah.

Soohyun hanya tersenyum ke arah Nara. Nara merasa aneh dengan tatapan Soohyun. “Wae?” Tanya Nara. Namun Bukannya menjawab pertanyaan Nara, Soohyun malah menarik tangannya dan mengajak Nara pergi dari situ. “Kau harus mendengarkan perkataanku dulu, Nara-ya”, ucap Soohyun.

“Ya~ Choi Soohyun! Aku mau menghajar Dongho sialan itu~” rengek Nara pada Soohyun.

***

@Super Junior’s Dorm

 “Hoaaahm~” Kyuhyun menguap sambil meregangkan otot-otot tubuhnya. “Ahh, kepalaku pusing”, lirihnya pelan. Dia berusaha bangkit dari tidurnya. Namun baru berdiri sebentar saja, kepalanya sudah berdenyut-denyut tak karuan.

Kyuhyun berjalan keluar kamar. Disana dia menemukan hyung-hyungnya yang sedang makan.

“Nah, akhirnya kau bangun juga. Kami sudah berniat untuk meledakkan bom dikamarmu agar kau bangun”, ucap Ryeowook yang sedang memakai celemek. Ia terlihat sedang menyiapkan sarapan bagi member lain, hal yang biasa dia lakukan setiap pagi.

“Keurae! Kau itu kalau  tidur seperti mayat. Susah sekali dibangunkan, kau tahu?” timpal Eunhyuk.

Kyuhyun diam saja dan segera duduk di sebelah Eunhyuk. Kesadarannya masih belum terkumpul secara utuh. Dia menjatuhkan kepalanya ke atas meja hingga menimbulkan suara “Brugh” yang lumayan keras. Yesung, Eunhyuk, Sungmin, dan Ryeowook hanya saling pandang karena merasa heran. “Kau kenapa, Kyuhyun-ah?” Tanya Eunhyuk.

“Aku tidak apa-apa”, jawab Kyuhyun malas. “Wookie-ah, cepat berikan aku makanan~ aku belum makan dari kemarin siang~” lirih Kyuhyun. Bukannya apa, tapi sejak kepulangannya dari cina kemarin, dia langsung tidur. Dan ketika bangun malam harinya, dia malah sibuk memikirkan Nara. Kyuhyun lupa, benar-benar lupa kalau dia belum makan.

Kepala Kyuhyun masih tertelungkup diatas meja. Ryeowook segera mengambil piring dan memberikan makanan kepada maknaenya itu.

“Ah, Kyuhyun-ah. Bagaimana? Kau sudah mencoba menghubungi Nara?”, Tanya Yesung tiba-tiba. Kyuhyun yang mendengar ucapan Yesung langsung mengangkat kepalanya dan berkata, “Ah, aku lupa!”. Kyuhyun segera beranjak menuju kamar untuk mengambil handphonenya. Beberapa saat kemudian dia sudah kembali lagi sembari membawa handphonenya. Dia berjalan menuju meja makan.

“Aigoo~ Kyuhyun-ah. Wajahmu pucat sekali! Kau sakit?”, Tanya Sungmin pada Kyuhyun. Tapi Kyuhyun seakan tidak peduli dan malah sibuk mengotak-atik handphonenya.

“Aish~”, Kyuhyun mendecak sebal. “Nomornya masih tidak aktif” ucapnya singkat lalu beranjak pergi meninggalkan meja makan. “Ya! Cho Kyuhyun! Aku sudah menyiapkan makanan untukmu! Setidaknya makanlah dulu!”, teriak Ryeowook pada Kyuhyun. Tapi telinga Kyuhyun seolah tuli. Dia sama sekali tidak menghiraukan ucapan Hyung-nya.

Kyuhyun masuk ke kamarnya. Beberapa menit kemudian dia sudah keluar lagi dari kamar, lengkap dengan topi dan masker. Eunhyuk yang sudah kesal melihat tingkah Kyuhyun, akhirnya melemparkan sandal yang sedang di pakainya kepada Kyuhyun. “YAK! CHO KYUHYUN! MAU KEMANA KAU?!”, teriaknya saat sandalnya telah melayang diudara. Sayangnya, Kyuhyun memang lebih master daripada Eunhyuk dalam urusan sandal-terbang. Tentu saja lemparannya itu tidak mengenai Kyuhyun.

Kyuhyun menatap tajam ke arah Eunhyuk. Kemudian dia berkata, “Aku akan menghabisi nyawa Kwan Nara”.

Kyuhyun menutup pintu dorm, meninggalkan semua hyungnya yang tengah merinding mendengar ucapan Kyuhyun barusan.

“Aigoo~ aku turut berduka cita atas nasib Nara”, Ujar Eunhyuk yang masih ketakutan. Ryeowook segera memukul kepala Eunhyuk dengan centong nasi yang sedang di pegangnya -_- “Ya! Kau babo sekali hyung. Kyuhyun tak akan mungkin membunuh Nara. Meskipun ketika mengucapkan hal itu ia serius, tapi tak sampai satu detik setelah dia mengatakan hal itu, kemarahannya pada Nara pasti langsung mereda, hyung.” Jelas Wookie pada Eunhyuk.

Member yang lain hanya mengangguk setuju. Tiba-tiba Yesung bertanya, “Ngomong-ngmong Kyuhyun mau kemana? Bukankah Nara sedang sekolah sekarang? Jangan-jangan dia…”

***

“Aish~ berhenti menarik tanganku, Choi Soohyun!” ucap Nara saat Soohyun masih saja menarik tangannya sejak tadi. Soohyun seakan tidak peduli dan tetap menarik tangan Nara menuju sebuah bangku di halaman sekolah mereka. Nara hanya bisa mengikuti Soohyun.

Setelah sampai di bangku tersebut, Soohyun melepaskan tangan Nara dan segera duduk. “Menurutmu, Dongho itu bagaimana?” Tanya Soohyun. Nara melirik Soohyun dengan malas, “Maksudmu apa?”

“Ani… Aku Cuma bertanya saja. Dan kau…” ucapan Soohyun berhenti saat Nara akan beranjak meninggalkannya. Dia menahan tangan Nara dan segera menariknya agar duduk di sebelahnya. “Kau… hanya perlu menjawab saja”, lanjutnya.

“Aigoo~ kenapa kau bertanya seperti ini?” Tanya Nara heran. “Aish~ sudahlah cepat jawab”, ucap Soohyun. Nara menghela nafas panjang, “Baiklah~”.

“Menurutku dia baik”, ucap Nara singkat. “Lalu?” Tanya Soohyun dengan penasaran. “Yah, dia selalu menolongku jika aku ada masalah”, lanjut Nara.

“Kau suka padanya?” tembak Soohyun langsung. “Ani.”, Nara menjawab cepat sambil menjitak kepala Soohyun pelan. “Aku hanya menganggapnya teman, Soohyun-ah” lanjut Nara.

Soohyun mengusap kepalanya pelan, “Benarkah? Tapi menurutku, dia suka padamu Nara-ya.”

“Ya! Kau sok tahu sekali”, Nara melirik Soohyun dengan jengah. Soohyun menggeleng pelan, “Aku tahu Nara. Aku bisa melihatnya dari caranya menatapmu. Dari caranya memanggilmu. Dan dari segala yang dia lakukan padamu. Kau saja yang terlalu bodoh sampai tidak bisa menyadarinya.” Jelas Soohyun panjang lebar.

“Lagipula…” ucap Soohyun menggantung, “Dia cukup tampan, kau tahu? Cukup banyak yeoja yang menyukainya”, lanjutnya. Nara menatap Soohyun jengah, “Lalu kenapa?”. Soohyun melirik Nara, “Menurutku, tak lama lagi dia akan menyatakan perasaannya padamu. Jadi, jika saat itu tiba, kau bilang saja ‘iya’, arasseo?”

“Ige mwoya?!” ucap Nara tak terima, “Cih~ seenaknya saja kau, Soohyun-ah”. Nara mendecak sebal. Seandainya saja temannya itu tahu bahwa dia sudah memiliki kekasih. Terlebih lagi kekasihnya itu adalah seorang Super Junior Cho Kyuhyun. Nara memang menyembunyikan hubungannya dengan Kyuhyun, tidak ada satupun temannya yang mengetahui hubungan mereka. Lagipula, meskipun aku memberitahu hal ini, mana ada yang percaya, pikir Nara.

Soohyun mendelik menatap Nara, “Ya! Kwan Nara, kau mau jadi perawan tua seumur hidup, hah?!” ucap Soohyun sinis.

“Ah, sudahlah. Kita tidak usah membahas ini. Cepat kembali ke kelas. Sebentar lagi bel berbunyi.” Nara berdiri dari kursi taman tersebut dan melangkah menuju kelas.

***

“Argh~ Cho Kyuhyun babo!” desis Kyuhyun pada dirinya sendiri. Saat ini dia sedang berada di depan rumah Nara. Kenapa Cho Kyuhyun jadi sebodoh ini, pikirnya. Harusnya dia menyadari sedari tadi bahwa Nara sedang di sekolah sekarang.

Kyuhyun berjalan dengan wajah tertunduk menuju mobilnya. “Aish~ aku harus bagaimana sekarang?” lirihnya pelan. Kyuhyun masuk menuju mobilnya.

“Ya sudahlah. Lebih baik aku menunggunya saja. Dan selama aku menunggunya…” Kyuhyun berusaha mencari sesuatu di dalam mobilnya. Ketika akhirnya dia menemukan barang yang dimaksud, senyum lebar terkembang di wajahnya. “Kau mau menemaniku, kan?” ucap Kyuhyun pada benda yang berada di tangannya, benda yang amat sangat dicintainya: PSP.

***

 “Baiklah, cepat kumpulkan PR kalian”, ucap seorang pria berusia 45 tahun itu.

Nara hanya bisa menganga tak percaya. Soohyun yang sedang mencari bukunya didalam tas melirik ke arah Nara, “Kau kenapa, Nara-ya? Jangan bilang kalau kau…”

“Aku lupa membuat PR nya, Soohyun-ah”, ucap Nara cemas. “Aigoo~ bagaimana ini?” Nara menggaruk kepalanya gusar. Soohyun menyerahkan bukunya pada Nara, “Aish~ Ya sudah, cepat kau salin PR-ku. Ppali.”

Tanpa menunggu lama, Nara segera menyalin PR Soohyun dengan kecepatan super. Tapi tetap saja, PR itu terlalu banyak untuk di kerjakan dalam waktu singkat. Park sonsaengnim, guru mereka, memperhatikan gerak-gerik Nara. Dia berdeham pelan kemudian memanggil nama Nara, “Kwan Nara”, panggilnya. Nara hanya bisa menatap gurunya itu dengan cemas, “Ne, sonsaengnim”

“Mana PR-mu?” Tanya nya pada Nara yang terlihat gugup. Nara hanya diam. Dia sibuk memikirkan alasan apa yang bisa menyelamatkannya dari Park Sonsaengnim. Park Sonsaengnim memperhatikan Nara dengan tatapan tajam. “Mana?”, tanyanya lagi.

Seisi kelas memperhatikan Nara. Nara hanya bisa pasrah, “Mian. Jeongmal mianhaeyo, sonsaengnim. Aku… lupa.” Nara menundukkan kepalanya. Dia menunggu hukuman apa yang akan diberikan oleh gurunya itu. “Aigoo~ Soohyun-ah, bagaimana ini?” lirihnya pelan pada Soohyun. Soohyun mengangkat bahu sambil menatap prihatin pada Nara.

Park Sonsaengnim membetulkan letak kacamatanya, sesaat kemudian dia kembali menatap Nara, “Baiklah, karena kau perempuan, saya tidak akan menyuruhmu berlari mengelilingi lapangan seperti hukuman yang biasanya saya berikan. Saya juga tidak akan menyuruhmu membersihkan toilet”, Ujar Park Sonsaengnim dan dapat membuat Nara bernafas normal lagi. “Tapi…” lanjut gurunya, “Kau harus mengerjakan soal-soal yang akan saya berikan. Jumlahnya…” Park Sonsaengnim mengambil beberapa helai kertas. Nampaknya ia sedang menghitung sesuatu. “Jumlahnya 120 soal.” Ucapnya singkat.

“Mwo? 120 soal, sonsaengnim?”, Tanya Nara tidak percaya. “Ne”, ucap gurunya itu. “Dan kau harus mengumpulkannya hari ini juga. Saya ada rapat dengan kepala sekolah sepulang sekolah. Jadi, kumpulkan setelah rapatnya selesai. Mungkin sekitar pukul 3.30.” Park Sonsaengnim menatap Nara dengan tajam, “Kerjakan sepulang sekolah ini.”

“Arasseo~”, Nara mengangguk pasrah.

***

“Aish~ kenapa kau belum pulang, Kwan Nara sayang?” gumam Kyuhyun pelan. Kemana saja dia, pikir Kyuhyun. Dia mematikan PSPnya dan melemparkan benda itu ke kursi disebelahnya. Kyuhyun berpikir sebentar kemudian menghidupkan mobilnya, “Apa dia masih disitu…?”

Kyuhyun langsung memasangkan sabuk pengaman. Kemudian dia menjalankan mobil itu menuju satu tempat…

***

Nara menatap berlembar-lembar kertas dihadapannya dengan gusar. Saat ini dia sedang berada di kelas. Semua teman sekelasnya sudah pulang sejak setengah jam yang lalu.

Nara melirik jam tangannya, “Pukul setengah dua”, lirihnya. “Aigoo~ bagaimana aku bisa mengerjakan semua soal ini dalam waktu 2 jam?! Diberi waktu seharian pun aku tidak bisa!” ucap Nara agak kencang. Dia tidak peduli jika ada yang mendengar teriakannya, toh semua orang sudah pulang sekarang, pikir Nara.

 Tiba-tiba Dongho melangkah masuk ke kelas. Nara terlihat agak kaget, “Kau belum pulang, Dongho-ssi?”, Tanya Nara heran. Dongho berjalan menuju Nara dan segera duduk di sebelahnya, “Belum”, ucapnya sambil menggelengkan kepala. “Waeyo?”, Tanya Nara lagi.

“Cish~”, Dongho mendecak sebal, kemudian dia menjitak kepala Nara dengan pelan. “Ya~ kau lupa? Kau kan berjanji akan bermain game denganku hari ini”, ucap Dongho kesal. Nara menepuk dahinya pelan, “Ah, mianhaeyo, Dongho-ssi. Aku lupa. Benar-benar lupa”, jawabnya.

“Ya sudah, jadi bagaimana?” Tanya Dongho. “Mian. Aku tidak bisa menepati janji itu hari ini. Aku harus mengerjakan 120 soal matematika ini, kau tahu? Dan semua ini harus selesai dalam 2 jam. Aigoo~ aku bisa gila…” lirih Nara. Dongho terkekeh pelan mendengar ucapan Nara. “Aish~ tidak bisa begitu, Nara-ya”, ucap Dongho sambil menggeleng.

“Ya~ ottokhae? Aku juga tidak mau membatalkan janjiku denganmu itu. Tapi aku harus mengerjakan ini, Dongho-ssi…”, protes Nara. Dongho menyentil dahi Nara pelan, “Aku tidak mau tahu, Nara-ya. Kau harus menepati janjimu”, ucap Dongho agak sebal. “Atau…” Dongho menahan perkataannya. Nara terlihat penasaran, “atau apa?”

“Atau… kau boleh saja melanggar janjimu itu, tapi kau tetap harus memanggilku ‘oppa’!”, ucap Dongho sambil tersenyum lebar.

“SHIREO!”, Jawab Nara langsung. Dongho terlihat kecewa. “Wae?! Kau sudah melanggar janjimu, sekarang kau juga tidak mau menuruti permintaanku,” ucap Dongho kesal.

Nara menggembungkan pipinya sebal. Tapi kemudian terlintas akan ide yang cukup bagus di otaknya. “Arasseo, aku akan memanggilmu ‘oppa’. Asalkan…”, Nara menyodorkan beberapa lembar kertas kepada Dongho. “Asalkan kau mengerjakan sebagian soal matematika yang diberikan Park Sonsaengnim padaku”, ucap Nara ringan. Dia membuka kotak pensilnya untuk mengambil pena. Kemudian menyerahkan pena itu pada Dongho sambil menatapnya dengan pandangan memohon, “Kau mau, kan, oppa?”

***

Kyuhyun berjalan menuju kelas Nara. Dia memang sudah mengetahui kelasnya. Bahkan Kyuhyun juga sudah mengetahui dengan pasti dimana Nara duduk. Saat ini sekolahnya sudah sepi. Sepertinya semua orang sudah pulang. “Ah, kenapa si bodoh itu belum juga pulang?” ucap Kyuhyun pelan.

Beberapa saat sebelum sampai ke kelas Nara, Kyuhyun mendengar suara yang amat dikenalnya.  “SHIREO!” teriak suara itu. Kyuhyun menajamkan pendengarannya. Dia merasa amat mengenal suara itu. Kemudian samar-samar Kyuhyun mendengar suara seorang pria. Sepertinya mereka sedang mengobrol, pikir Kyuhyun. Kyuhyun mempercepat langkahnya. Nara. Itu suara Nara. Sedang apa ratu iblis itu?

Ketika sampai di kelas Nara, Kyuhyun melihat gadis sedang duduk di sebelah seorang pria. Kyuhyun memutuskan untuk bersembunyi sebentar. Dia penasaran apa yang sedang dilakukan oleh Nara.

“Kau mau, kan, oppa?”, ucap Nara sambil memberi penekanan pada kata ‘oppa’. Cish~ jadi dia pacar barumu, Kwan Nara sayang?

Pria yang duduk di sebelah Nara itu tersenyum, kemudian dia mengacak rambut Nara pelan, “Baiklah~”, ucapnya lembut. Kyuhyun mengepalkan tangannya dengan geram. Emosinya sudah sampai ke ubun-ubun.

“Ah, gomawo Dongho-ssi!”, ucap Nara sambil tersenyum girang.

“Dongho? Jadi nama pria jelek itu Dongho?”, desis kyuhun geram. “Baiklah Dongho-ssi, hadapilah kematianmu sebentar lagi.”

***

“Ya~ kenapa kau memanggilku ‘Dongho-ssi’ lagi, panggil aku oppa! Ingat itu!”, ancam Dongho pada Nara. Nara terkekeh pelan, “Mian, oppa. Aku perlu membiasakan diri. Ah~ sudahlah, ayo cepat kerjakan soal itu. Hwaiting~”, ucap Nara sambil mengangkat tangannya keatas dengan semangat.

“Hwaiting~”, Dongho membalas ucapan Nara. Kini keduanya sedang berkonsentrasi mengerjakan soal-soal matematika. Namun, belum sampai satu menit, tiba-tiba Dongho berkata pada Nara, “Ehm… Nara-ya?”

Nara menoleh ke arah Dongho, “Wae?”, tanyanya. Dongho menatap Nara, “Kau mau tahu tidak apa permintaan yang akan aku ajukan padamu?”

Nara terlihat bingung, “Permintaan? Permintaan yang mana, oppa?” tanyanya. Dongho terlihat agak kesal, “Aigoo~ masa’ kau sudah lupa? Permintaanku jika aku berhasil mengalahkanmu dalam game”.

“Ah.. iya,” Nara menepuk dahinya pelan, “Aku ingat sekarang. Memangnya apa permintaanmu, oppa?” Tanya Nara penasaran. Dongho terlihat ragu-ragu sebentar, tapi kemudian dia berkata, “Kau… aku… ingin memintamu menjadi pacarku…”

***

“Kau… aku… ingin memintamu menjadi pacarku…”  ucap Dongho pada Nara.

“Mwoya? Jadi mereka belum pacaran?”, ucap Kyuhyun pelan. Dia masih memperhatikan gerak-gerik Dongho dan Nara. Nara terlihat kaget mendengar ucapan Dongho. Aish~ bodoh sekali pria itu bisa suka pada ratu iblis seperti Nara, pikir Kyuhyun (ya elaaah, jadi lu nggak goblok gitu?! *plakk*)

Nara terlihat bingung, “Ya! Dongho-ssi! Jangan bercanda”, ucap Nara yang terlihat gugup dan salah tingkah. Dongho menggeleng pelan, “Ani… aku tidak bercanda Nara-ya. Aku serius”, ucapnya meyakinkan.

Kyuhyun masih memperhatikan mereka. Matanya tak lepas menatap Nara dan Dongho. Dia sedang menunggu apa yang akan dikatakan Nara pada Dongho. “Cepatlah jawab, Kwan Nara sayang~” desis Kyuhyun geram. Pandangan matanya mengeluarkan aura ingin membunuh.

Lama sekali, apa dia berniat menerima pria itu?

Kyuhyun memperhatikan Dongho baik-baik. Bagaimana jika Nara menerima pria itu, pikirnya. Dia cukup tampan sebenarnya… Dan sepertinya pria itu amat menyukai Nara. Dari caranya menatap Nara, berbicara pada Nara, dan dari caranya bersikap pada Nara, sangat berbeda dengan cara yang ku lakukan.

Pria itu, Dongho, bersikap sangat lembut pada Nara. Tidak sepertiku yang memperlakukannya seperti ratu iblis… dia… sepertinya tidak akan mengacuhkan Nara. Sepertinya tidak akan membuat Nara kesal. Sepertinya akan selalu melindungi Nara.

Dia… sepertinya lebih baik dariku.

“Aish~”, ucap Kyuhyun sambil menggeleng pelan. “Apa yang kau pikirkan, Cho Kyuhyun”, ucapnya pada dirinya sendiri. “Cho Kyuhyun babo!”, rutuknya pelan.

“Tak ada orang lain yang bisa mencintaimu lebih dari aku, Kwan Nara sayang. Aku tidak peduli jika dia bersikap lebih baik padamu dibandingkan aku. Yang boleh berada di sisimu Cuma aku…” ucap Kyuhyun pelan sambil melangkah masuk ke kelas Nara.

***

“Ani… Aku tidak bercanda Nara-ya. Aku serius”, kata Dongho. Nara semakin bingung. Aigoo~ bagaimana ini, pikir Nara. Walaupun Sebenarnya Nara sudah tahu apa yang harus di katakannya, dia amat sangat bingung bagaimana harus menyampaikannya.

Dongho… sangat baik padaku. Aku tidak mau menyakitinya. Bagaimana aku harus menyampaikannya?

Pikiran Nara melayang pada Cho Kyuhyun.

Dimana dia sekarang? Bagaimana reaksinya jika dia tahu akan hal ini? Aish~ aku tidak yakin jika dia akan peduli. Lagipula sepertinya dia tidak menyukaiku lagi.

Lalu… jika memang Cho Kyuhyun tidak menyukaiku lagi, apa aku harus menerima Dongho?

“Aigoo~ apa yang kau pikirkan, Kwan Nara”, desis Nara pelan, amat sangat pelan, sehingga Dongho tidak bisa mendengarnya.

Tidak… meskipun Cho Kyuhyun yang bodoh itu tidak menyukaiku lagi… aku tidak bisa menerima Dongho begitu saja… Karna, otakku yang sudah agak rusak ini hanya bisa memikirkan satu orang itu saja… satu orang menyebalkan itu saja… Cho Kyuhyun.

Nara melirik Dongho yang masih menatapnya penuh harap. Ia menghela nafas berat. “Mianhaeyo, oppa”, ucapnya. Nara mendongakkan kepalanya menatap Dongho. Raut muka Dongho terlihat kecewa saat mendengar kata-kata Nara. Dia sudah tahu apa yang akan aku katakan, pikir Nara.

“Aku tidak bisa menerim…AWWWWW!” ucapan Nara terhenti saat tiba-tiba seorang pria menarik tangannya. Nara menoleh kebelakang untuk memastikan siapa orang itu.

“Cish~ Cho Kyuhyun babo”, desis Nara pelan saat menyadari sosok orang yang menarik tangannya.

Dongho kaget karna kedatangan Kyuhyun. Ia berusaha menahan tangan Kyuhyun yang akan membawa Nara keluar dari tempat itu. “YA! Siapa kau?!”, sergah Dongho pada Kyuhyun. Saat itu Kyuhun masih menggunakan alat penyamarannya dengan lengkap, sehingga Dongho tidak menyadari bahwa pria yang sedang dimarahinya itu adalah Super Junior Cho Kyuhyun.

Kyuhyun berhenti sebentar dan mendelik menatap Dongho dengan bengis. Mata Kyuhyun memang tertutup dengan kacamata hitam yang dipakainya, tetapi aura menyeramkan yang terpancar dari Kyuhyun, mau tidak mau Dongho merasa agak ketakutan. “Aku suaminya. Ada masalah?”, ucap Kyuhyun sinis.

Nara terlonjak kaget, “MWO? SUAMI?! YA! KAU BUKAN SUAMIKU!!”, teriak Nara tak terima. Kyuhyun menjitak kepala Nara pelan, “Yang perlu kau lakukan hanyalah DIAM, Kwan Nara sayang”.

Kyuhyun berjalan membawa Nara keluar dari ruangan itu, meninggalkan Dongho yang masih menganga tak percaya. “Sua…mi?”, lirih Dongho.

“Ani… DIA BUKAN SUAMIKU, OPP…HMMPPPHMMPPPH”, teriakan Nara terhenti saat tangan Kyuhyun membekap mulutnya agar berhenti bicara. “Diam, Kwan Nara sayang~”, ucap Kyuhyun.

Kyuhyun masih membekap mulut Nara saat mereka berjalan. Nara yang kesal akhirnya menggigit tangan Kyuhyun yang menutup mulutnya. “ARGH!”, teriak Kyuhyun. “YA! Kwan Nara! Kau sudah gila!”.

“Gila? Coba kau pikir, Cho Kyuhyun yang tampan. Siapa yang datang tiba-tiba, lalu langsung membekap mulutku, hah?! Siapa yang gila?!” ucap Nara kesal. Kemudian dia menarik tangan Kyuhyun menuju sebuah kelas yang kosong. Terlalu bahaya berbicara di luar seperti tadi, pikir Nara. Nara menutup pintu kelas itu setelah mereka masuk.

“Wae?! Kau tidak suka aku datang? Kau mau menerima pria itu, hah?”, Tanya Kyuhyun sinis. Nara menatap Kyuhyun tajam. Kyuhyun balas menatap Nara, kemudian dia berkata, “Cish~ jadi dia alasanmu tidak menghubungiku satu bulan terakhir ini”

Nara membuang muka menghadap ke arah lain. “Hah, kukira kau tak sadar kalau aku tidak menghubungimu lagi, Cho Kyuhyun-ssi. Bagaimana kau bisa menyadarinya? Oppadeul memberimu makan apa sampai akhirnya kau sadar?” ucap Nara dengan nada dingin.

Kyuhyun mendesah berat, kemudian dia menarik tangan Nara untuk duduk di salah satu kursi. “Mian… jeongmal mianhaeyo, Nara-ya”, ucap Kyuhyun saat Nara telah duduk. Kemudian Kyuhyun duduk di kursi lain yang berhadapan dengan Nara. Nara masih enggan menatapnya.

“Mianhae…”, ucapnya lagi. Wajahnya terlihat pucat. “Untuk apa?”, Tanya Nara dingin.

“Mian… karna aku tidak pernah menelfonmu akhir-akhir ini. Karna aku tidak pernah mengirimimu pesan terlebih dahulu. Karna aku terlihat mengacuhkanmu. Karna aku… Tidak bisa sebaik Dongho”, ucap Kyuhyun lirih sambil menundukkan kepalanya.

Mau tidak mau Nara tersenyum geli melihat ekspresi Kyuhyun, tapi dia berusaha menyembunyikan ekspresinya.

“Aku… tidak peduli jika kau sudah tidak menyukaiku lagi, Nara-ya. Aku tidak peduli jika kau menyukai Dongho. Aku… tidak akan membiarkan orang lain merebut posisiku, Nara-ya”, ucap Kyuhyun yang masih menundukkan kepalanya. “Karna… tidak ada yang bisa mencintaimu lebih dari aku”, Kyuhyun menegakkan kepalanya menatap Nara. Kyuhyun tersenyum pada Nara, “Kau harus tahu itu, Kwan Nara sayang”.

Nara kaget bukan main mendengar ucapan Kyuhyun. Mukanya memerah karna gugup. “Cho Kyuhyun pabo!”, rutuk Nara sambil memukul kepala Kyuhyun untuk menyembunyikan rasa gugupnya.

“YA! KENAPA KAU MEMUKULKU?!”, protes Kyuhyun tak terima. “Salahmu sendiri kenapa jadi orang bodoh!”, ucap Nara sinis, “Memangnya siapa yang bilang aku menyukai Dongho?!” lanjutnya.

“Mwo? Jadi kau tak menyukainya? Kau tak mau menerimanya?”, Tanya Kyuhyun kaget. Nara mendecak sebal, “Kau bodoh sekali, Cho Kyuhyun. Memang sudah sepantasnya aku sering memanggilmu ‘bodoh’.  Aku tadi sedang menolaknya saat kau tiba-tiba masuk dan menarikku seperti orang gila. Kau sudah terbakar cemburu, keurae, Kyuhyun-ssi?”, goda Nara.

Muka Kyuhyun merah padam, “Kau yang bodoh, Kwan Nara sayang. Kata cemburu itu tidak ada didalam kamus hidupku”. Nara terkekeh pelan, “Ah, sudahlah Cho Kyuhyun, tak usah mengelak lagi”.

Kyuhyun hanya diam dan kemudian dia mengalihkan topic pembicaraan mereka, “Lalu… apa yang kau lakukan di sekolah? Kenapa kau belum pulang?”, tanyanya. Nara terlonjak kaget karena teringat akan sesuatu. “Aigoo~ tugas ku belum selesai! Ya! Kau harus membantuku mengerjakan tugasku sekarang juga!”

***

“Kau tidak mengerjakan PR?”, Tanya Kyuhyun. Nara hanya diam.

“Lalu karena kau tidak mengerjakan PR, gurumu memberi hukuman?” Tanya Kyuhyun lagi. Nara masih diam

“Kau diberi hukuman 120 soal ini?” Tanya kyuhyun dengan nada merendahkan. Tapi Nara tetap diam saja.

“Dan meskipun keadaan sekarang sudah sejelas ini, kau masih berani mengataiku bodoh, Kwan Nara?” ucap Kyuhyun sinis.

Nara yang mulai kehilangan kesabaran akhirnya memukul kepala Kyuhyun, “Kau diamlah dan cepat kerjakan soal-soal itu. Waktu kita tinggal satu jam lagi”, ucap Nara dingin. Kyuhyun balas memukul kepala Nara pelan, “Cish~”.

Saat ini mereka tengah mengerjakan soal matematika yang diberikan oleh Park Sonsaengnim. Mereka berdua berkonsentrasi mengerjakan 120 soal itu.

***

“Ahh~ akhirnya selesai!!! Aku lelah~” ucap Nara setelah dia kembali dari ruang guru untuk menyerahkan tugasnya.

Kyuhyun menyentil dahi Nara, “Kau tidak pantas bilang begitu. Kau hanya mengerjakan 5 soal. Yang pantas bilang begitu aku, karna aku yang mengerjakan 115 soal sisanya”, ucap Kyuhyun.

“Hahaha. Gomawo. Jeongmal gomawo, Cho Kyuhyun yang tampan~”  ucap Nara sambil tersenyum pada Kyuhyun. Kyuhyun balas tersenyum pada Nara.

Nara memperhatikan muka Kyuhyun. Pucat sekali, pikir Nara. Nara meletakkan tangannya di dahi Kyuhyun untuk memastikan suhu tubuhnya. “Kau sakit?”, Tanya Nara.

Kyuhyun mengangkat bahu, “Molla”. Nara memperhatikan muka Kyuhyun. “Mukamu pucat sekali,” ucapnya khawatir. Kyuhyun hanya tersenyum. Mau tidak mau ia merasa senang karna Nara sudah khawatir padanya, kejadian yang amat sangat langka.

“Sudahlah… Aku hanya masuk angin. Tidak perlu khawatir”, ucap Kyuhyun santai  sambil menepuk-nepuk bahu Nara. “Benarkah?”, Tanya Nara memastikan. Kyuhyun langsung mengangguk pasti dengan semangat.

“Hmm… aku masih tidak yakin, Cho Kyuhyun yang tampan. Kau itu kan bodoh, jadi mungkin saja penyakit yang kau sebut hanya-masuk-angin itu adalah penyakit parah! Sebaiknya kau pergi ke dokter”, ucap Nara cemas. Kyuhyun terkekeh geli, “Ya~ apa kau terlalu mencintaiku, Kwan Nara? Kau khawatir sekali”.

Nara mengembungkan pipinya sebal. Dia berjalan mendahului Kyuhyun. Namun Kyuhyun menahan tangannya. “Aku tidak apa-apa, Nara-ya.  Aku hanya butuh istirahat. Kau harus percaya padaku”, ucap Kyuhyun pada Nara yang mau tidak mau membuat sebuah senyum tampak di wajah gadis itu.

***

The next day…

“YA! Kubilang juga apa, Cho Kyuhyun! Kenapa kau tidak mau mengikuti kata-kataku!”, ucap Nara geram. Nara sedang berada di kamar Kyuhyun. Sedari tadi tangannya sibuk mengompres kepala Kyuhyun.

Kyuhyun hanya tersenyum. Meskipun Nara marah-marah padanya, dia merasa sangat bahagia karena gadis itu menjadi begitu perhatian padanya. Nara terlihat sangat cemas akan keadaannya.

“Mianhaeyo, Kwan Nara sayang~”, ucap Kyuhyun yang tersenyum manis sambil menunjukkan aegyo-nya pada gadis itu. Perhatian Nara yang jarang sekali ia tunjukkan padanya, membuat Kyuhyun ingin sedikit ‘bermanja’ pada gadis itu.

Nara memandang jijik ke arah Kyuhyun, kemudian memukul kepala Kyuhyun agak keras. Masa bodoh jika nanti dia semakin pusing karena pukulanku, pikir Nara. “Cish~ berhenti bersikap sepert itu, Cho Kyuhyun yang tampan~ kau membuatku ingin muntah,” ucap Nara sinis.

Kyuhyun mengusap-usap kepalanya yang dipukul Nara, “Kenapa kau memukulku, hah?! Apa kau tidak sadar kalau aku sedang sakit, bodoh?!” ucap Kyuhyun kesal.

“Aku sudah berbaik hati padamu, merawatmu yang sedang sakit seperti ini, tapi kau masih saja mengejekku bodoh, hah?!” ucap Nara. Kyuhyun tertawa mendengar ucapan kekasihnya itu, “Justru itu semakin membuktikan bahwa kau memang bodoh~” ujar Kyuhyun sambil mendorong kepala Nara pelan. Biarpun kondisi fisik Kyuhyun benar-benar lemah, namun untuk sedikit berduel dengan Ratu Iblis, Kyuhyun selalu punya tenaga.

Nara hanya diam dan kembali mengganti kompres untuk Kyuhyun. Namun, saat tangannya hendak meletakkan kompres tersebut ke kening Kyuhyun, Kyuhyun menepisnya dan segera menggenggam tangan Nara.

Muka Nara memerah, “Wae?! Kau kenapa Cho Kyuhyun?”, Tanya Nara heran. Nara merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Kyuhyun tersenyum dan menggenggam tangan Nara makin erat.

“Gomawo, Nara-ya. Kau sudah perhatian seperti ini padaku. Aku senang sekali”, ucapnya sambil melirik Nara yang terlihat salah tingkah. “Aku akan rajin sakit kalau kau tetap begini padaku”, ucap Kyuhyun yang masih menggenggam tangan Nara. Ia makin mengeratkan genggaman tangannya.

Benar-benar suatu kejadian langkah jika seorang Kwan Nara sangat memperhatikan Kyuhyun. Biasanya gadis itu selalu terlihat tidak peduli akan keadaannya.

Selama beberapa saat, tidak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka. Hingga akhirnya Kyuhyun bertanya pada Nara, “Nara-ya, kenapa kau memanggil Dongho dengan sebutan oppa?”, Tanya Kyuhyun penasaran.

Nara terdiam sebentar, kemudian berkata, “Hmm, karena dia sangat bersikeras ingin kupanggil ‘oppa’. Lagipula… dia memang lebih tua 5 bulan dariku”, ucapnya ringan.

“Mwo? Dia hanya lebih tua 5 bulan? Ya! Aku yang lebih tua 5 tahun darimu saja tidak kau panggil begitu!!”, protes Kyuhyun. “Tidak boleh! Kau tidak boleh memanggilnya ‘oppa’!!” perintah Kyuhyun pada Nara.

Nara terkekeh geli. “Ya~ kau tidak kasihan melihatnya? Dia sangat baik padaku. Dia juga benar-benar menginginkanku untuk memanggilnya begitu” jawab Nara.

“Aku juga sudah sering memintamu untuk memanggilku oppa, tapi tidak pernah kau kabulkan, Kwan Nara sayang~”, ucap Kyuhyun pada Nara. “Bukannya memanggilku ‘oppa’, yang ada kau malah memanggilku Cho Kyuhyun yang tampan!” Kyuhyun mendelik tajam menatap Nara.

Nara terlihat bingung. Beberapa saat kemudian dia menunjukkan senyum evilnya pada Kyuhyun, “Arasseo~ aku akan memanggilmu oppa”. Untuk beberapa saat Kyuhyun tersenyum senang, tapi rasa curiga langsung menghampirinya, “Benarkah?”, tanyanya. Nara tersenyum dan berkata, “Ne, oppa”.

“Tapi…” ucap Nara menggantung. Kyuhyun agak bingung dan bertanya, “Tapi apa?”

Nara menatap Kyuhyun sambil memamerkan senyuman iblisnya, “Tapi aku tidak akan pernah lagi memanggilmu dengan sebutan ‘Cho Kyuhyun yang tampan’, oppa”. Kyuhyun menganga tak percaya.

Aish~ aku sudah terbiasa dan cukup suka dengan panggilan itu, pikir Kyuhyun.

Nara menahan tawanya saat melihat ekspresi Kyuhyun. “Dan juga, sebagai gantinya, aku akan memanggil Dongho dengan sebutan Dongho yang tampan~”, ucap Nara dengan nada manja berlebihan saat menyebut ‘Dongho yang tampan’, berbeda sekali dengan intonasi merendahkan saat dia menyebutkan ‘Cho Kyuhyun yang tampan’.

“Mwoya?! Shireo! Tidak usah! Tidak jadi saja!”, ucap Kyuhyun cepat-cepat membatalkan permintaannya. Nara tertawa terbahak-bahak melihat Kyuhyun. Kyuhyun yang kesal, melemparkan bantalnya pada gadis itu. “Dasar gadis iblis!” seru Kyuhyun.

Nara berusaha menghentikan tawanya, “Mianhae, Cho Kyuhyun yang tampan~”, ucapnya. “Kau tahu? Panggilanku untukmu itu khusus dan special. Tidak ada orang lain yang kupanggil begitu”, ucap Nara pada Kyuhyun. “Sedangkan panggilan ‘oppa’, bisa kuberikan pada siapa saja. Kau mau ku panggil dengan sebutan yang sudah umum begitu?” ujar Nara.

“Kau itu special, Cho Kyuhyun yang tampan. Maka dari itu, panggilan yang kuberikan padamu juga harus special” Nara berkata ringan. Kyuhyun tersenyum bahagia mendengar ucapan kekasihnya itu.

Kyuhyun mengacak rambut Nara pelan, “Bagus. Sama sepertiku, Kwan Nara sayang. Kau juga special. Maka dari itu panggilan Kwan Nara sayang tidak akan kuberikan pada orang lain”, ucapnya.

“Benar?” Tanya Nara memastikan.

“Tentu saja. Aku tidak mungkin memanggil orang lain dengan Kwan Nara sayang, kan? Misalnya jika aku ingin memanggil Victoria, maka harus ku ganti dengan Victoria say… AAAARRRRRGGGGHHH”, Ucapan Kyuhyun terhenti saat Nara melemparkan kain kompresan yang masih dipegangnya ke muka Kyuhyun. Tidak hanya itu, Nara juga melemparkan seluruh barang yang ada di dekatnya ke arah Kyuhyun.

“YA! Kwan Nara sayang, aku Cuma bercanda!”

-FIN-


48 thoughts on “-Contest Fiction- You’re Special Just The Way You Are

  1. Pingback: -Announcement- Jadwal Publish Fiction Contest! « ♛ Chocolate's Crown ♛

  2. kyu cemburu buta! *tereak pake toa* hihihi XD emang bener deh pangilan cho kyuhyun yang tampan sama kwan nara sayang bener2 mencerminkan kyunara. ga bs di ganggu gugat. hehe.. fighting! XD

  3. Aigoooo…. Padahal udah so sweet tuh kata2nya pas mau ending, eh malah ada adegan lempar2an lagi. -___-”
    KyuNara banget ini mah! Ckckck
    Agak gimanaaa gitu ngebayangin nara manggil kyu oppa? hahaha ga pantes, udah panggil aja kaya biasa. Kwan Nara Sayang, Cho Kyuhyun yg tampan. 🙂
    Suka, bagus ffnya. 🙂

  4. kyu posesive abis,pasti pas td liat nara m dongho di kepala kyu udah keluar tanduknya dech alias iblis dah bgun n siap ngamuk xixixixixixixixi

  5. ya.. terus nara, lempar kyuhyun.. ya.. yaa.. kasih teruusss..
    bagus bagus,
    reader makin semangat (*ngasih piring, gentong, penggorengan, rice cooker, sepatu, sendok, piring, dan benda benda lainnya kepada nara.. wahahahaha)
    FF nya keren..

  6. Its like you read my mind! You appear to know a lot about this, like you wrote the book in it or something. I think that you can do with a few pics to drive the message home a little bit, but other than that, this is great blog. An excellent read. I will definitely be back.

  7. “Baiklah Dongho-ssi, hadapilah kematianmu sebentar lagi.” <— aku udah ketakutan kalau si dongho mati dibunuh kyuhyun (-__-)a kasian kan anak orang ganteng imut kaya gitu dibunuh sia-sia ._.
    nice ff ^_^ *thumbs up*

  8. bagus bagus nih ff contest fiction nya, yang ini lebih keliatan manusiawi hubungan kyunara nya, love it! hehe saya sebagai readers kyunara mengucapkan happy anniv kyunara .____.

  9. wah lucuuuu.. keren pas tidak ada yang bisa mencintaimu lebih dari aku ^^ kiw kiw hihi

    banyak ff yang kyuhyun-nya lagi sakit yah.. jadi sedih *ga nyambung*

  10. kyuhyun bisa cemburu jg ternyata? Hahaha gampang bgt bwt kyuhyun uring2an. Lucu deh kyuhyun cemburunya. Kaya org bego *plak* ditampar kyuhyun -.-v

  11. Hahahaha lucu liat si kyu cemburu gt,,smp ga bs mikir rasional,,
    Sering2 aja ya kyu cemburu kyk gt biar lbh peka lg *??*

  12. hahaha… Kyuoppanya jgn dilempar!!
    Kyu sih bikin ratu iblis marah.. Akhirnya selalu bertengkar..
    Aku sukaa.. FF nya..
    Kereen thor..

  13. kekeke~ untuk keberapakalinya DONGHO jadi orang ketiga~ wkwkwk 😀
    keimutan ihh dongho buat jadi orang ketiga #ganyambung
    uwee~ ini critanya kyunara bngett dahh !!
    gengsinyeeee tinggi banget tuu bocah dua . *kicked
    dan yg paling saya sukaa ..
    kyuhyun cemburuu~ kyuhyun cemburuu~ *merong dibalik abs enyuk #plakk
    nice ff thor~ 🙂

  14. Waaaaaaaaaa! Daebaaak! Keren authoor~ huahaha kyuhyun cemburu #np-cemburu menguras hati lol. Seruuuu wkwkwk pengen godain kyuhyun rasanya hahaha XD

  15. KYUHYUN CEMBURUUUUUUUUU ahahahahahaha!
    ya ampun bang, lucu banget sih kamu kalau jelaous *noel pundak kyu*

    ga kebayang Nara manggil Kyu dengan sebutan “oppa” hihihi, aneh banget!

    bagus ff-nya, kocak!

Leave a reply to keyrin231 Cancel reply