{KyuNara Scene} We Got Married (5th Episode)

POINT REWARD : 5 POINT

***

..MBC We Got Married Staff Meeting..

“Jadi untuk episode selanjutnya, apa yang harus kita lakukan?  Kyuhyun sedang ada di China, sedangkan Nara ada di Korea.  Ada yang bisa memberi ide mengenai tindakan yang sebaiknya kita lakukan?”, salah seorang staff We Got Married berbicara di depan ruangan meeting milik MBC sambil menghadap ke puluhan staff lainnya yang berpakaian seragam dan serupa.

Selang beberapa detik berlalu, tak ada satu orangpun yang bersedia menuangkan pemikirannya.  Hingga akhirnya staff yang berdiri di depan itu mendesah kecewa dan memijat keningnya yang tiba-tiba terasa pusing, “Apakah kita harus mengirimkan Nara ke China?  Dan memberikan plot seakan-akan dia datang memberikan kejutan untuk Kyuhyun?”

Salah seorang staff wanita segera menyela ucapannya, “Biaya produksi kita tidak cukup untuk biaya akomodasi Nara ke China”, jawabnya.  Semua staff kembali berwajah murung dan terlihat kebingungan.

Kini popularitas pasangan ini memang mulai bisa disejajarkan dengan pasangan lainnya yang ikut serta di We Got Married, baik Yonghwa-Seohyun maupun Nichkhun -Victoria.  Dan rating acara untuk pasangan Kyuhyun – Nara memang telah melonjak naik sedikit demi sedikit dan hal itu cukup membuat para staff We Got Married menghela nafas lega karena pilihan mereka untuk memasangkan 2 insan ini menjadi satu adalah bukan keputusan yang salah.

Namun masalah baru dimulai sekarang.

Kyuhyun berada di China untuk promosi album terbaru Super Junior M sedangkan istrinya, Kwan Nara, masih berada di Korea. Lalu, apa yang harus mereka lakukan untuk episode selanjutnya sedangkan masing-masing dari pasangan itu terpisah jarak yang amat jauh?

DDRTTT..DDRTTT..

Tiba-tiba handphone milik salah satu dari staff pria yang ada di ruangan itu bergetar cukup kencang dan membuat staff lain menoleh ke arahnya.  Staff yang dituju itu hanya bisa tertawa kaku dan mengangkat tangannya dengan sungkan, “Permisi, boleh saya izin duluan?  Kakak ipar saya akan datang mengunjungi rumah kami dan saya harus mempersiapkan semuany…”

“ITU DIA!!”, tiba-tiba staff yang berada di depan itu langsung melonjak bahagia sambil mengacungkan tangannya tinggi-tinggi dan tersenyum lebar.  “KAKAK IPAR!”

Seluruh staff lainnya masih merasa heran dengan ucapannya, “Hah?”

***

..NamSoon High School, 3-2 Class..

“Tidak ada panggilan syuting?”

“Tidak…”

“Tidak ada panggilan untuk datang ke gedung MBC?”

“Tidak ada…”

“Tidak ada telefon dari Kyuhyun?”

“Tidak ada sekalipun…”

“Tidak ada…hmmmphh, hmmmph..”, tiba-tiba ucapan Soohyun itu langsung terhenti saat tangan Nara segera membekap mulutnya dan menatapnya dengan tatapan bengis yang dimilikinya.  “Choi Soohyun-ssi, tolong hentikan semua omonganmu itu sebelum penggarisku ini mencongkel matamu.  Arasseo?”, tanya Nara sambil tersenyum lebar namun berkesan sangat sinis, sedangkan sebelah tangannya sedang mengacungkan penggaris besi yang tadi sedang digunakannya untuk mengerjakan soal matematikanya.

Soohyun mengangguk dengan takut-takut, “Ara..sseo“, ucapnya dengan intonasi yang samar karena mulutnya yang tengah dibekap oleh tangan sahabatnya itu.  Nara mengangguk singkat, “Bagus.  Dan sekarang diamlah, aku harus konsentrasi”, ucapnya sambil kembali menggarisi buku tulisnya dengan penggaris yang sedang ia pegang.

Soohyun hanya bisa memanyunkan bibirnya saat mendengar ucapan Nara tadi, “Cish~ apanya yang konsentrasi, hah?  Konsentrasi menyontek PR, maksudmu?”, ejeknya sekilas.  Nara mencoba tak peduli dan tetap konsentrasi *menyontek* PR milik teman sekelasnya itu (—__—).

Soohyun yang merasa bosan karena sahabatnya itu sedang tak bisa diajak bicara, akhirnya memutuskan untuk memainkan handphone Nara yang tergeletak begitu saja di atas meja mereka berdua.  Dia membuka-buka contact name yang ada di handphonenya dan memeriksanya satu persatu.

“Tak ada nomor Kyuhyun disana”, ucap Nara dengan nada datar saat melihat Soohyun yang masih mengutak-atik handphonenya.  Soohyun kembali memanyunkan bibirnya, “Sudah kuduga”, ucapnya sebal dan kembali menaruh handphonenya diatas meja.

Nara terkekeh pelan dan menunjuk pelipisnya, “Aku menghafalnya disini.  Jadi jika kau mau tahu nomor telefonnya, maka bedahlah otakku, Choi Soohyun-ssi” , ucapnya ringan.  Soohyun mencubit pinggang Nara dan segera membuat sahabatnya itu mengaduh pelan, “Ya~!”

VVIP, Come Join With Me.. VVIP, Let’s Rock With Me..

Handphone LG lollipop berwarna merah milik Nara itu berputar diatas meja dan berkerlap-kerlip ceria.  Di layar handphone itu tertulis sebaris nomor tak dikenal.  “Hah?  Nuguya?”, tanya Nara saat melihat barisan nomor itu.  Soohyun ikut mengintip, “Mungkinkah itu Kyuhyun?”, tanyanya dengan penuh harap.

Nara menggeleng cepat, “Mungkin staff MBC“, ucapnya ringan dan mengangkat panggilan telefon itu, “Yoboseyo?”.

“Kwan Nara-ssi, bersiap-siaplah.  Nanti siang kita akan segera syuting”, ucap suara diseberang sana dan segera membuat Nara menganga parah, masih tak percaya.

“Hah?”

***

“Aku ikuttt~”, Soohyun masih menggelayut di kaki Nara, tak peduli biarpun kini mereka sedang berada di koridor sekolah.  Nara mendesis kesal dan menggerakkan kakinya supaya Soohyun segera melepaskan dirinya, “Soohyun-ah!  Lepaskan!  Kau tidak malu dilihat oleh adik kelas, hah?”, tanya Nara sambil mengelilingkan pandangannya dengan malu karena seluruh kelas 2 itu kini tengah menatap ke arah mereka berdua.

Soohyun masih menggeleng dan masih memeluk kaki Nara dengan tatapan penuh memohon, “Aku ingin ikut kau syuting~”, ucapnya dengan pandangan puppy eyes dan membuat Nara tak tega untuk menolak permintaannya itu.  “Ya?  Jebal, Nara-ya.  Untuk sekali ini saja… Ya ya ya?”.

Nara menggaruk kepalanya, kebingungan mencari alasan supaya gadis ini tak ikut dengannya untuk menjalani syuting hari itu.  “Tapi hari ini tak akan ada Kyuhyun, Soohyun-ah.  Aku serius!  Mungkin mereka hanya akan merekam wawancaraku saja.  Lebih baik kau tak usah ikut”, ucap Nara, mencoba meyakinkan sahabatnya itu.

Soohyun menggeleng cepat, “Gwenchanha.  Mungkin saja di gedung MBC itu aku bisa bertemu dengan Yonghwa yang sedang syuting juga”, ucapnya dengan mata berbinar.  Ah, sahabatnya ini memang seorang boice sejati. Bahkan ia menangis selama 3 hari penuh saat mengetahui bahwa Yonghwa akan mengikuti We Got Married dengan Seohyun, namun pada akhirnya sekarang dia malah mendukung pasangan Yonghwa – Seohyun habis-habisan.  Ah, entahlah..Nara juga bingung dengan sifat sahabatnya itu.

“Aish, terserah kau saja!”, akhirnya Nara mengalah dan detik itu juga Soohyun segera bangkit dengan riang, “Aiyaaa!  Kau memang sahabat terbaikku, Kwan Nara!!  Aku cinta kau!”, Soohyun langsung berebut posisi untuk mencium pipi Nara.

“YA!  CHOI SOOHYUN, HENTIKAN!”

***

..KyuNara 4th Story..

Nara melangkah memasuki gedung MBC sedangkan dibelakangnya, Soohyun hanya mengikuti jejak sahabatnya itu dengan mulut yang masih menganga lebar karena merasa kagum dengan bangunan megah di hadapannya ini.  Nara menyenggol sikut Soohyun dan mendesis pelan, “Tutup mulutmu!.  Jangan menganga seperti itu, Soohyun-ah!”.

Soohyun mengangguk dan segera menutup mulut dengan kedua tangannya, “Ah, ne~”, ucapnya dengan patuh.  Nara menghela nafas dengan berat saat melihat sahabatnya itu masih menganga kagum biarpun katanya dia tak akan melakukannya, “Terserah kau saja”, timpal Nara mencoba tak peduli.

Kini ia berjalan menuju elevator dan menekan tombol untuk menuju keatas.  Sedangkan Soohyun yang awalnya sedang menganga, akhirnya segera menyusul dan berdiri di sampingnya.  “Ya~ tega sekali kau meninggalkanku?  Bagaimana jika aku tersesat, hah?”, gerutunya sambil masuk ke dalam elevator, mengikuti langkah Nara.  Nara menatapnya santai, “Kalau tersesat, bukankah di front office sudah disediakan tempat ‘informasi anak hilang’?”, ucapnya sambil terkekeh ringan, sedangkan Soohyun masih memanyunkan bibirnya.

TRING

Pintu elevator terbuka di lantai 5, Nara segera keluar dari dalam elevator begitupun dengan Soohyun.  Nara mulai merasa bahwa bayangannya kini telah menjadi 2, miliknya sendiri dan ditambah dengan bayangan Soohyun.  (—___—)

Mereka berdua telah sampai di sebuah pintu yang lumayan luas dan Nara segera membuka pintu itu dengan perlahan.  Ia melongokkan kepalanya terlebih dahulu, “Annyeonghaseyo…”, sapanya lirih.  Beberapa staff yang ada didalam ruangan itu langsung menoleh kearahnya dan tersenyum kecil, “Ah, Nara-ssi.  Neo wasseo?”, tanya Yoojin, salah seorang staff scriptwriter.

Nara mengangguk kecil dan beranjak masuk ke dalam ruangan itu, namun tatapan staff itu langsung berubah heran saat melihat sosok Soohyun yang mengekor di belakang Nara.  “Dia siapa?”, tanya Yoojin pada Soohyun yang tersenyum malu-malu.  Nara menjawab dengan enggan, “Dia..temanku.  Katanya dia ingin melihat syuting hari ini. Tidak apa-apa, kan?  Akan kupastikan jika dia tak akan membuat hal yang merepotkan”, Nara mencoba meyakinkan mereka.

Yoojin mengangguk ragu, “Gwenchanha.  Asalkan dia tak mengganggu segala syuting kita”, jawabnya diplomatis dan hampir membuat Soohyun melonjak kegirangan, untungnya sempat ditahan oleh Nara.

Selang beberapa saat, Yoojin memberikan sebuah tanda pada salah seorang kameraman untuk segera bersiap mengambil gambar Nara.  Kameraman itu mengangguk dan segera memfokuskan kameranya ke arah Nara yang masih berseragam sekolah dan menggendong tas ranselnya, “Apa yang akan kulakukan hari ini?”, tanya Nara heran.  “Bukankah Kyuhyun-ssi sedang ada di China?”

Yoojin mengangguk mengiyakan, “Ne.  Dan kau harus tahu bahwa kewajiban seorang istri jika seorang suami sedang tidak berada di rumah adalah…”

“Ne?”, Nara mulai merasakan hal yang tidak mengenakkan dari kalimat Yoojin itu. Jangan bilang bahwa dia harus…

“…membereskan rumah.  Apalagi kalian baru pindah ke rumah kalian yang baru, jadi masih ada banyak hal yang harus dibereskan ‘kan?”.

“MWOYA?”

Tiba-tiba saat Nara masih didera dengan rasa keterkejutannya, Soohyun bertanya pelan pada staff lainnya.  “Permisi, benarkah di episode kali ini tidak akan ada Kyuhyun yang datang?”.  Seluruh staff itu mengangguk dengan kompak.  Soohyun bertanya lagi, “Lalu apakah CNBLUE Yonghwa juga akan syuting hari ini?”.   Staff itu langsung menggeleng cepat. “Jadwal syuting YongSeo couple itu sudah selesai kemarin”, jelas Yoojin.

Soohyun langsung mendesah paham dan menepuk bahu Nara dengan penuh rasa prihatin, “Kwan Nara, sahabatku yang sangat kusayangi…aku ikut prihatin dengan nasibmu”, ucapnya singkat dan segera pergi dari ruangan itu.  “Aku ada les matematika~  Annyeong!”

Nara hanya bisa menganga tak percaya.  “YA!  CHOI SOOHYUN!”

***

..Beijing, at the same time..

“Tidak bisa dihubungi”, ucap Kyuhyun sambil melipat flip handphone LG Lollipop berwarna birunya dan kembali memasukkannya ke dalam saku celananya.  Dia menolehkan pandangannya ke sekeliling dan langsung mengernyit heran saat melihat para member lainnya sedang sibuk dengan handphonenya masing-masing.  “Cish~”, Kyuhyun mendengus kesal dan beranjak ke kamarnya, “Apa gunanya aku punya pacar jika tak bisa dihubungi disaat aku membutuhkannya?”, desisnya geram.

“Mungkin dia sedang menonton Inkigayo dan berteriak memanggil nama Chansung?”, tiba-tiba Sungmin yang sudah berada di kamar itu langsung menyahut ucapan Kyuhyun barusan.  “Kau tahu sendiri jika sehebat apapun usahamu, kau tak akan bisa melewati posisi para member 2PM di hati Nara”, ejeknya sambil tertawa kecil dan kembali membaca majalah musiknya.

Kyuhyun mendesah lagi, “Sekarang dia sedang tergila-gila dengan Big Bang, apalagi Seungri”, ucapnya dengan nada penuh frustasi.  Sungmin terkekeh, “Kurasa dia memiliki maknae syndrom.  Mulanya kau, Dongho, Chansung, Jinwoon, dan sekarang Seungri?  Aigoo~ Kurasa dia hanya bisa tergila-gila dengan maknae tak berperasaan seperti kalian semua“.

“Hyung, jangan coba-coba untuk memancing emosiku keluar”, desisnya dan beralih untuk berbaring di kasurnya yang nyaman.  Matanya teralih ke sebuah kalender yang tergantung di dinding kamar.  Hari ini…harusnya mereka sedang syuting episode baru untuk We Got Married.  Tapi kenapa dia tak bisa dihubungi?

“Aiya!!  Keuraeyo!  Kenapa aku tidak menghubungi staff MBC’nya saja?”, tiba-tiba dia sudah bangkit dari tidurnya dan tersenyum lebar kemudian segera menekan dial calling milik salah satu staff MBC yang sudah dikenalnya.  Perlu menunggu beberapa lama sampai akhirnya sambungan telefon itu terangkat dan terdengar suara sapaan dari seberang sana, “Yoboseyo?”, sapa Kyuhyun.

“Ne.  Kyuhyun imnida.  Aku hanya ingin bertanya, bagaimana tentang jadwal syuting We Got Married untukku dan Nara?  Bukankah seharusnya jadwal kami adalah hari ini?”

“Ah, ne.  Karena kau sedang berada di China, lalu…”

Kyuhyun hanya bisa menganga tak percaya saat mendengar lanjutan ucapan staff itu, “JEONGMALYO?!  MEREKA?!”

***

..Starship Apartment..

Nara masih berdiri di depan pintu apartment bernomor 3267.  Tangannya memegang kunci rumah itu, namun wajahnya masih terlihat ragu bercampur dengan ekspresi malas yang tak terkira.  Namun sebisa mungkin ia mencoba untuk tidak memperlihatkannya ke kamera yang sedang menyorot gambarnya tanpa henti.  “Ahh~ Kwan Nara, hwaiting~!”, ucap Nara dengan nada lesu namun tangannya teracung ke atas.  Dan kombinasi kedua hal itu malah terlihat aneh dan berkesan dipaksakan.  (—___—)

Akhirnya dia memasukkan kunci itu ke lubang pintu dan detik berikutnya, pintu itu terbuka dan menunjukkan sebuah ruangan yang sudah dilihatnya beberapa saat yang lalu.  Nara melepaskan sepatu ketsnya dan masuk ke dalam rumah.  Tak ada yang berubah sedikitpun dari semenjak terakhir kali ia kesini : masih berantakan.

“Howaaa~”, Nara menganga kecil saat melihat di atas sofa yang ada di ruang tamu itu sudah tergeletak berbagai kain maupun kaus kaki yang entah dari mana datangnya.  Dia merasa agak heran, rasanya saat pertama kali ia datang kesini..barang-barang itu belum ada di apartment ini.  Lalu kenapa tiba-tiba bisa muncul seperti sekarang?  Apa ini ulah staff We Got Married yang seakan-akan memberi gambaran bahwa Nara harus membereskan semua barang-barang ini?

Akhirnya Nara menurunkan tas ransel dari pundaknya dan mulai menarik nafas dalam-dalam beberapa kali.  “Okay, tak ada gunanya jika kau mengeluh terus-terusan, Kwan Nara.  Sekarang..ayo mulai kerja”, ucapnya semangat, mencoba memberikan sugesti pada dirinya sendiri.  Dia mengeluarkan handphone LG Lollipop berwarna merah miliknya dan memutar sebuah lagu secara acak, ternyata yang terpilih adalah lagu Paramore – Ignorance.

Nara menggerakkan badannya mengikuti irama lagu dan ikut menyenandungkan tiap bait dari lirik lagu itu.  “Yaa~!  Let’s Go!”, serunya dengan semangat dan mulai mengambil tiap barang yang berserakan di lantai maupun yang ada diatas sofa.  Rasanya seluruh energinya sudah kembali tercharge, apalagi ditemani dengan lagu penuh beat seperti ini..makin membuatnya merasa semangat.   Sesekali ia memainkan sapu ditangannya dan berpura-pura memainkan seakan-akan sapu itu adalah gitar listrik ataupun mikrofon yang selayaknya digunakan oleh para vokalis band.

“Don’t wanna hear sad songs…”

TING TONG

Tiba-tiba saja gerakan Nara terhenti di udara dan seakan membeku saat mendengar bel pintunya berbunyi.  Dia mengernyit heran, “Tamu?”, tanyanya ragu. Rasanya dia tak pernah membuat janji untuk bertemu dengan siapapun, lagipula..seharusnya rumahnya ini lebih berkesan private hingga tak sembarang orang bisa masuk ke dalamnya, biarpun itu tetangganya sendiri.

Sebelum mengecek siapa yang datang, Nara sedikit membereskan tatanan rambutnya yang acak-acakan karena tadi ia sibuk menggerakkan kepalanya dengan brutal karena mendengar lagu Paramore itu.  Dia sedikit bingung dengan apa yang harus dilakukan saat melihat rumahnya itu masih berantakan, “Ah~ tak akan kusuruh tamu itu masuk!”, ucapnya memutuskan dan segera beranjak menuju pintu untuk mengecek siapa yang datang.

Dia bergerak menuju interphone yang tersambung langsung ke bel apartment itu, “Ne?”, tanyanya.  “Nuguseyo?”.

4 orang itu berdiri membelakangi kamera interphone sehingga Nara kesulitan untuk mengenali mereka, “Nuguseyo?”, ulangnya lagi.  Matanya agak mengernyit saat melihat rambut pirang yang amat dikenalnya, kulit putih yang seperti susu, tubuh yang subur, dan aura ‘aneh‘ lainnya.  Nara langsung menganga saat pikirannya tertuju ke 4 orang itu, “Jangan bilang jika…”

“Jeng..Jeng..Jeng..”, mereka berempat membalikkan badannya secara bersamaan dan tersenyum lebar ke arah kamera interphone, sedangkan Nara hanya bisa merasa kepalanya tiba-tiba berputar kencang dan seakan tak bisa berhenti saat melihat 4 sosok yang amat dikenalnya itu.

***

“Wuahh~ Leeteuk-ssi, Heechul-ssi, Yesung-ssi dan Shindong-ssi datang ke apartment KyuNara couple“, Nayoung bertepuk tangan dengan ceria saat melihat keempat pria itu tengah tersenyum lebar ke arah kamera.

Jinwoon mengangguk-angguk paham, “Ah, ne~ karena Kyuhyun-ssi sedang ada di China, jadi mereka mendatangkan keluarga lainnya. Great idea“, ucapnya dengan nada penuh analisis.  Sedangkan Seulong masih menatap ke layar TV yang sedang menampilkan tayangan itu, “Kurasa ini akan jadi menarik”.

***

Nara masih tak tahu harus berbuat apa saat melihat 4 orang itu berdiri dan tersenyum ke arah interphone.  “Ah, Oppadeul?”, ucap Nara dengan nada lirih.  Dia beralih menengok ke belakang dan melihat ruang tamunya masih terlihat seperti tempat pembuangan sampah!.  Sama sekali tak pantas disebut sebagai ruang tamu!

“Ah!  Tunggu sebentar! 5 menit saja!  Tunggu sebentar~”, setelah Nara mengatakan hal itu, dia segera mengangkat semua baju kotor dan menendang semua sampah plastik disitu ke bawah sofa untuk membuat ruangan itu lebih layak untuk dihuni.  Biar saja, setelah keempat tamunya itu pulang, barulah dia akan membereskan semuanya!

Sementara itu, Leeteuk, Heechul, Yesung dan Shindong masih saling menatap dengan pandangan heran.  “Aigoo~ aku jadi penasaran bagaimana wajahnya yang sesungguhnya.”, sahut Heechul dengan nada antusias.

Tentu saja itu hanya pura-pura, karena sesungguhnya Heechul sudah mengenal Nara semenjak 2 tahun lalu, tepat saat Kyuhyun mengenalkannya pada seluruh member.  Dan baginya, Nara adalah adik yang paling ia senangi.  Apalagi jika bukan karena sifat evilnya itu.  Sama seperti Kyuhyun yang sudah ia anggap sebagai evil junior, Nara pun sudah menyandang status yang serupa dengan kekasihnya itu.  Evil Junior, didikan dari seorang Master Evil bernama Kim Heechul (—__—)

Shindong mengelus perutnya yang subur itu, “Semoga dia sedang memasak.  Aku benar-benar lapar”, ucapnya dengan nada penuh harap.  Yesung hanya tertawa kecil saat mendengar ucapan Shindong, karena ia tahu bahwa mengharapkan seorang Kwan Nara memasak maka itu sama saja seperti berharap Moon Geun Young akan memintanya menjadi kekasihnya.  Mus-ta-hil.

Leeteuk hanya berjalan pelan ke arah interphone dan berucap singkat, “Nara-ssi, gwenchanhayo?”, tanyanya agak khawatir karena dari dalam apartment itu terdengar beberapa suara seperti barang yang dibanting ke sembarang arah.  “Kau butuh bantuan?”.

Tepat saat Leeteuk menyelesaikan ucapannya, pintu apartment itu terbuka dan terlihatlah sosok Nara dengan masih memakai seragam sekolah dan dengan nafas yang tersengal-sengal itu tengah menyambutnya.  Ia tersenyum kaku dan seperti masih berusaha mengatur nafasnya,  “Annyeong..hase..yo“, sapanya dengan intonasi yang terputus-putus dan senyum yang berkesan dipaksakan.

Mereka berempat menatap Nara dengan heran saat melihat penampilan gadis itu yang berkesan berantakan dan tak karuan, “Gwenchanha?  Jangan-jangan kau habis menyembunyikan kekasihmu yang lain ya?  Makanya kau tersengal-sengal seperti ini?”, tanya Heechul asal.  Nara menggeleng cepat, “Animida.  Aku hanya..membereskan sesuatu dahulu”, elaknya.

Nara langsung bergeser ke samping supaya keempat orang itu bisa masuk ke dalam apartmentnya, “Silakan masuk.  Maaf jika agak berantakan”, ucapnya dengan nada segan.  Mereka berempat masuk ke dalam apartment itu dengan senyum lebar.

“Maaf mengganggu…”, ucap Yesung sambil tersenyum ke arah Nara yang membalas senyumannya dengan kaku.  Ahh, jinjja..dia benar-benar bingung harus berbuat apa pada keempat orang itu.  Nara sudah merasa sulit untuk berpura-pura tidak mengenal Kyuhyun, lalu sekarang ditambah dengan harus berpura-pura tidak mengenal 4 member lainnya?

Matilah dia!

***

Leeteuk, Heechul, Yesung dan Shindong masuk ke dalam ruang tamu dan menaruh semua barang bawaan mereka di atas lantai.  Mata mereka masih mengelilingi seluruh penjuru ruangan, “Wah, lumayan bagus”, ucap Shindong sambil mengangguk beberapa kali.

Heechul menggumam, “Setidaknya rumahmu ini lebih layak huni jika dibandingkan dengan rumah saat Kangin – Yoonji ikut acara ini”, ucapnya ringan.  Leeteuk terkekeh pelan dan beralih menatap Nara yang masih tak tahu harus berbuat apa. Ia tersenyum kecil namun bisa membuat lesung pipinya terlihat jelas dan membuat Nara merasa gugup untuk alasan yang tak jelas.  Aish~ dari dulu memang ia tak pernah bisa lepas dari pesona leader ini. (–//////–)

“Apa kabar, Kwan Nara-ssi?”, tanya Leeteuk dengan nada sopan, seakan-akan seperti menyapa orang yang baru pertama kali ditemuinya.  Nara segera membungkuk dalam-dalam dan berucap cepat, “Annyeonghaseyo, Kwan Nara imnida.  Mohon bantuan oppadeul semuanya”.

Yesung mendengus geli, “Aigoo~ kenapa kau sangat sopan seperti ini?  Jika kulihat di TV, kelakuanmu pada Kyuhyun itu selalu saja seperti seorang pembunuh bayaran yang ingin memangsa korbannya”, sindirnya.  Nara sedikit memanyunkan bibirnya saat mendengar ucapan Yesung dan bersumpah akan melemparkan ddangkoma ke dinding saat dia berkunjung ke dorm lantai 11!

“Ah, anjhaseyo.  Silakan duduk”, Nara mempersilakan mereka berempat untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu.  Mereka berempat mengangguk kecil dan beranjak menuju sofa itu.  “Ahh~”, desah Shindong sesaat setelah ia menghempakan tubuhnya ke sofa, “Nyamannya~”.

Beberapa saat kemudian Heechul menggumam pelan, “Tidak ada minum untuk seorang space big star, Kwan Nara-ssi?”.  Ucapan Heechul itu langsung membuat Nara menganga dan menepuk dahinya dengan agak kencang, “Aiya!  Aku lupa!  Tunggu sebentar!  Tunggu!  Tunggu~!”, Nara langsung berlari ke arah dapur dan membuka-buka lemari makanan dengan gusar.

“Umma~!”, Nara langsung merengek kecil saat melihat tak ada satupun hidangan minuman yang tersedia di lemari itu.  “Kenapa kosong melompong seperti ini?!”, desisnya sambil membuka-buka laci lainnya.  Tapi hasilnya masih tetap sama, nihil.  Argh!

“Gwenchanhayo?”, tiba-tiba suara Leeteuk sudah terdengar di sampingnya dan hampir membuat Nara terlonjak kaget.  “Aa~!  Leeteuk-ssi, kau mengagetkanku!”, ucap Nara sambil mengelus dadanya.  Leeteuk tertawa geli karena mendengar gadis ini memanggilnya Leeteuk-ssi, padahal biasanya dia selalu memanggilnya Oppa~ dengan nada yang amat manja.

Leeteuk tahu bahwa Nara selalu menganggapnya seperti Oppanya yang sudah meninggal 5 tahun yang lalu.  Dan baginya, hal itu bukan masalah besar.  Lagipula ia juga sudah menganggap Nara sebagai adik kecilnya sendiri, sama seperti Kyuhyun.

“Kalau tak ada apapun yang bisa dijadikan minuman hidangan, kami tak masalah jika hanya disajikan air putih saja”, ucap Leeteuk sambil menepuk-nepuk pundak Nara dengan akrab.  Nara menghela nafas dengan berat saat menyadari tangan Leeteuk yang ada dipundaknya.  Oh, okay.. kali ini antis bukan akan hanya berasal dari para sparKYU, tapi pasti para Angels juga akan menjadi antisnya!.  Sialan, tak bisakah mereka sedikit lebih peka bahwa sedikit saja terjadi skinship, maka itu akan berdampak sangat besar untuknya?! (TT^TT)

“Ah, ne.  Mianhaeyo, kami baru saja pindah dan belum sempat membeli apapun untuk keperluan di dapur ini”, ucap Nara sambil menuangkan air putih ke dalam beberapa gelas.  Leeteuk mengangguk paham dan menjawab ringan, “Santai saja”, timpalnya, mencoba menenangkan adik iparnya itu.

Akhirnya Nara dan Leeteuk keluar beriringan dari dapur dengan Nara yang membawa sebuah nampan yang berisi beberapa gelas.  Tapi pandangan Nara langsung terfokus ke arah Heechul yang tengah memegang sebuah amplop yang betuknya sudah sangat ia kenali.  Amplop berwarna pink dan logo We Got Married di atasnya, “Oppa, apa itu?”.

Bukannya menjawab pertanyaan Nara, Heechul malah mengernyit heran saat melihat gelas yang dibawa oleh Nara, “Hanya air putih?”, tanyanya tak percaya.  Nara menghela nafasnya dalam-dalm dan berusaha mengatur emosinya dengan sekuat tenaga, ia memaksakan diri untuk tersenyum kearah Heechul, “Kim Heechul-ssi, maaf jika tak sesuai dengan yang kau harapkan.  Kuharap kau bisa maklum dengan hal ini”, ucap Nara, mencoba menjelaskan semuanya.

Padahal jika saja tak ada kamera MBC di dalam apartmentnya, pasti Heechul tak akan berani mengatakan hal itu karena itu berarti sama saja ia akan mendapatkan luka cakaran di wajahnya yang mulus.  Dan luka cakaran itu berasal dari seorang gadis bernama Kwan Nara.  Aish~

Heechul mendesah tak puas namun tangannya tetap menyerahkan seamplop surat yang tadi sedang dipegang olehnya, “Sebenarnya kami datang kesini karena mendapat misi ini”, ucap Heechul.  Nara mengambil surat itu dan membukanya dengan penuh tanda tanya, “Ah, jinjjayo?”, tanyanya.

Namun tepat saat surat itu sudah terbuka, mata Nara hanya bisa terbelalak lebar…

“Carilah keperluan rumahmu bersama dengan para kakak iparmu sebagai pengganti Kyuhyun yang sedang berada di China.  Carilah benda yang sangat kalian butuhkan.”

“Hah?!  Bersama..kalian?”, tanya Nara dengan ekspresi tak percaya.  Shindong balas menatapnya dengan heran, “Waeyo?  Kau tak suka ditemani oleh kami?”.  Nara langsung menggelengkan kepalanya, “Aniya, bukan itu maksudku.  Tapi kurasa aku bisa mengerjakannya sendiri.  Lagipula, bukankah oppadeul sibuk dengan urusan masing-masing?”, tanya Nara dengan nada penuh harap, berharap mereka semua berkata, ‘ya, kami memang sibuk’.

Tapi tetap saja, terkadang keinginan kita benar-benar berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada..

“Tidak sama sekali.  Jadwal kami benar-benar kosong untuk hari ini”, jawab Yesung dengan santai.  Leeteuk mengiyakan ucapan Yesung dan beranjak berdiri dari duduknya, “Jadi..ayo kita berangkat ke supermarket.  Ayolah, sebelum hari mulai malam”.

***

..Beijing..

“Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan, Kyuhyun-ah.  Santai saja~”, Donghae menepuk-nepuk bahu Kyuhyun yang terlihat agak frustasi saat mengetahui bahwa sekarang kekasihnya itu sedang bersama dengan keempat hyungnya yang sedang berada di Korea.  “Mereka tak akan berniat mengambil Nara darimu..”

Kyuhyun menggeleng dengan ekspresi gusar, “Aniya. Bukan itu yang kukhawatirkan, hyung.  Aku hanya takut mereka berempat tak bisa menjaga omongannya di depan kamera.  Aku hanya takut jika mereka malah membocorkan hal ini!”.

Donghae mengangguk pelan, memang benar..keempat orang itu memang orang yang paling talkative di Super Junior dan memang sangat rentan kemungkinan jika rahasia mengenai hubungan asli dari Kyuhyun – Nara ini akan terbongkar jika keempat orang itu sudah berkumpul bersama.  “Ah, tapi tenang saja, Kyuhyun-ah.  Mereka tak akan berbuat hal yang merugikan kita.  Kau harus percaya pada mereka”.

Kyuhyun mendesah berat dan beranjak dari duduknya, berdiri meninggalkan Donghae sendirian di ruang tamu.  “Aku ingin istirahat, hyung.  Terima kasih sudah sedikit menghiburku”, ucapnya pada Donghae yang melambai singkat sebagai balasan dari ucapan terima kasih itu.

Setelah masuk ke dalam kamar, ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.  Matanya menerawang ke langit-langit kamar, masih penasaran dengan apa yang sedang terjadi di Korea sana.  Apa yang sedang mereka berempat bicarakan pada gadis itu?

Akhirnya Kyuhyun mengambil handphonenya yang ia letakkan di atas meja disamping kasurnya dan segera menekan nomor telefon yang sudah sangat dihafalnya.  “Yoboseyo, hyung?”, sapanya saat suara bernada agak cempreng itu mengangkat panggilan telefonnya.

“Kau sedang bersama Nara?”

***

..Seoul, HyperAlfa Supermarket..

Kini mereka berlima (Nara, Leeteuk, Heechul, Yesung dan Shindong) sedang berjalan di sebuah supermarket yang ada di dekat apartment tempat Kyuhyun dan Nara tinggal.  Dan tak urung, banyak orang bergerombol saat melihat mereka berlima tengah ‘berbelanja‘ di supermarket ini tanpa penyamaran apapun. Ah, bukan berlima sebenarnya, mungkin hanya berempat karena sepertinya mereka yang bergerombol itu hanya memfokuskan pandangannya ke empat pria itu dan sama sekali tak memperhatikan Nara.  (—____—)

“Hal yang pertama harus kita beli : Beras!”, ucap Shindong dengan cekatan dan segera mengambil sekarung beras kemudian menaruhnya di trolley yang sedang didorong oleh Yesung.  Nara menggumam pelan, sedikit merasa ragu dengan pilihan Shindong.  “Oppa, kurasa kami lebih membutuhkan ramyeon dibandingkan beras.  Kami berdua sama-sama tak bisa memasak dan kau tahu sendiri jika Kyuhyun yang memasak nasi, aku yakin beras itu akan berubah menjadi bubur karena dia terlalu banyak memasukkan takaran air”, jelas Nara dan langsung membuat Shindong mencubit pipi gadis itu dengan gemas.

“Aigoo~!  Makanya kau harus belajar mulai dari sekarang!”, ucapnya dengan penuh penekanan sambil masih mencubit pipi Nara yang hanya bisa mengaduh kesakitan.  “Aaa~ appayo!”, desisnya.

“Baiklah, beli saja sekardus ramyeon untuk persediaan jaga-jaga”, ucap Leeteuk dan memasukkan sekardus kimchi ramyeon ke dalam trolley dan langsung dibalas dengan tatapan penuh terima kasih dari Nara. (^___^)

Setelah sibuk dengan berbagai keperluan dapur, kini Heechul langsung menarik tangan Nara untuk pergi ke jajaran produk kosmetik.  Nara sudah mulai merasakan hal yang tidak mengenakkan saat itu.  Jangan bilang jika dia harus…

“Puaskanlah Kyuhyun dan tampillah cantik di depannya supaya dia tak tertarik dengan gadis lain!.  Kau tahu kan jika seorang suami itu paling sebal jika istrinya menyambut dia yang kelelahan sehabis pulang kerja dengan wajah yang cemberut dan juga kusam?  Makanya ku sarankan kau membeli masker ini.  Karena selain khasiat yang yang bisa memutihkan, masker ini juga memiliki zat UV A  dan UV B yang bisa mencegah kanker kulit maupun…YA! YA! YA!  Kwan Nara, mau kemana kau?!  Ya! Jangan pergi dulu!  Aku mau memberikan pencerahan tentang bagaimana sikap seorang istri pada seharusnya!  Ya, KWAN NARA!”.

Nara mencoba tak mempedulikan ucapan Heechul yang lebih terdengar sebagai promosi produk kecantikan untuknya.  (—__—)  Ah, selama 17 tahun hidupnya, Nara tak pernah menyentuh alat kosmetik lain selain bedak ataupun lipstik.  Uhm, mungkin dia pernah mencoba memakai maskara ataupun eyeliner tapi itupun berakhir dengan kegagalan dan tinta yang acak-acakan diwajahnya.  Haaah~

Nara lebih memilih untuk kembali ke arah Leeteuk yang sedang berdiri di satu pojokan snack.  Dia sepertinya sedang menelfon seseorang, karena posisi tangannya itu kini sedang berada di samping telinganya dan suaranya mendesis berbisik seperti sedang membicarakan hal yang sangat penting.  Ahh, pacarnya’kah?

“Okay, sepertinya aku tak boleh mengganggu~”, desis Nara dan berbalik meninggalkan Leeteuk.  Namun baru saja Nara melangkahkan kakinya beberapakali, tiba-tiba Leeteuk sudah memanggilnya dan membuatnya menoleh lagi, “Ne, Leeteuk Oppa?”.  Nara memperhatikan tangan Leeteuk yang masih menggenggam handphone itu dan bukannya malah memasukkannya kedalam saku jaket atau celananya,  entahlah..itu terasa sedikit aneh untuknya.

“Apa lagi yang akan kau beli?  Semua yang kau perlukan sudah kau beli?”, tanyanya memastikan.  Nara mengangguk cepat, “Sepertinya sudah.  Aku sudah membeli roti tawar, keju, susu coklat, beras, ramyeon, sayur-sayuran, telur, dan lain sebagainya”, ucapnya sambil menggerakkan tangannya untuk membentuk lingkaran besar sebagai ungkapan rasa leganya karena telah berhasil membeli keperluannya dengan baik.

Kamera MBC masih setia mengawasi langkah dan setiap kegiatan mereka, maka dari itu..lagi-lagi Leeteuk hanya bisa menepuk-nepuk bahu Nara dengan sedikit ekspresi bangga.  “Bagus.  Kau harus belajar menjadi istri yang baik untuk maknae kesayangan kami, arasseo?”, tanya Leeteuk dengan ekspresi yang agak serius.  Nara mengangguk kecil, “Aku akan menjaganya. Oppa hanya perlu percaya padaku”.

Leeteuk mengangguk mengiyakan ucapannya dan mengajaknya untuk segera kembali ke arah Heechul, Yesung dan Shindong yang sedang berdiam di freezer pendingin untuk es krim.  Namun sepanjang perjalanan kesana, tiba-tiba Leeteuk bertanya singkat, “Apa yang kau sukai dari Kyuhyun, Nara-ya?”

***

Kyuhyun hanya bisa mengernyitkan alisnya dengan penuh perasaan heran saat mendengar suara Leeteuk yang seperti sedang berbincang dengan Nara.  “Hyung?”, Kyuhyun tetap bersuara sambil menempelkan handphonenya ditelinganya.

“Apa yang kau sukai dari Kyuhyun, Nara-ya?”

Kyuhyun masih menganga tak percaya saat mendngar pertanyaan Leeteuk barusan.  Untuk apa dia menanyakan hal itu?

Selama beberapa saat, tak ada jawaban yang diberikan oleh gadis itu.  Dan hal itu sedikit membuat Kyuhyun kecewa, apakah terlalu sulit untuk menemukan alasan mengenai apa yang gadis itu sukai dari dirinya sendiri?

“Because..He’s impossible to find“, tiba-tiba suara itu terdengar dengan aksen inggris yang sangat dikenal olehnya.  Ya, aksen yang selalu ia dengar selama 2 tahun kebelakang.

“Maksudmu?”, Leeteuk menginginkan jawaban yang lebih, dan itu membuat Kyuhyun sangat berterima kasih padanya.  Yaa, selama ini Nara memang sangat sulit untuk mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya tentang Kyuhyun dan kali ini..mungkinkah dia akan mengatakan yang sesungguhnya?

“Yah, maksudku..pasti sangat sulit untuk menemukan pria yang selalu tersenyum dan terus mencoba untuk menyanyi demi menghibur penggemarnya biarpun tenggorokannya sedang sakit parah, ‘kan?”.

“Entahlah.  Ada terlalu banyak hal yang membuatku tertarik untuk lebih mengenalnya.  Tapi..aaargh!  PD-nim, tolong edit bagian ini!!  Jangan biarkan pria itu mengetahui bahwa aku memujinya seperti ini!!  Jebal~”.

Kyuhyun hanya bisa terkekeh pelan dan mematikan sambungan telefonnya dengan handphone Leeteuk. Entahlah, rasanya saat ia mendengar kata-kata dari gadis itu mengenai dirinya..itu telah membuatnya sedikit lebih bersemangat dan merasa yakin bahwa ia bisa melewati 3 bulan itu dengan mudah.

“Gadis bodoh…”, lirihnya dan mencoba memejamkan matanya rapat-rapat.  Segurat senyum lebar tak pernah lepas dari waris wajahnya yang tegas, rasanya suara yang melantunkan kata-kata itu menjadi terus-terusan terngiang di otaknya.

“Because..He’s impossible to find”

“Kwan Nara-ssi, neo jeongmal…babo gateun!  Aish~”, Kyuhyun menutup wajahnya dengan bantal dan berusaha mengendalikan senyuman di wajahnya supaya tak berubah menjadi kekehan bahagia.

***

—T.B.C—