(OneShot) The Best Present

..26 November 2002…

“Hye Sun-a!! Aku lolos audisi SMent. Jeongmal haengbokkage”, ucapnya sambil masih memelukku. Aku hanya tersenyum senang sambil balas memeluknya. Aku tak menyangka bahwa Donghae bisa lolos audisi SM yang terkenal sangat sulit itu. Ini merupakan kado terindah di hari ulang tahunku ini!!! ^^

Tapi yahh, nggak bisa dipungkiri lagi jika Donghae sangat hebat dalam Dance. Suaranya juga merdu. Ditambah wajahnya yang lumayan tampan, wajar saja jika dia lolos Audisi.

“Hei, kalau sudah terkenal nanti, jangan pernah lupain aku ya?”, ucapku mengingatkannya. Donghae langsung tersenyum sambil mengelus rambutku perlahan.

“Aniyo, nggak mungkin aku lupain kamu. Nggak akan pernah, Hye Sun-a”, katanya sambil menatap mataku dalam. Aku mengangguk mengiyakan. “Kita selamanya akan selalu bersahabat kan?”, tanyanya sambil mengulurkan jari kelingkingnya. Aku sempat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya membalas uluran jarinya itu. Donghae tersenyum senang dan memelukku lagi.

Entahlah, kata ‘sahabat’ mungkin bukanlah sebuah janji yang tepat untuk kami, karena aku telah mencintainya sejak dulu.

Sejak saat kami pertama bertemu…

***

..Juli 1992..

“Huweee, Ommaa!! Aku takuut.. Aku nggak mau masuk TK sendirian. Umma dimana??”, aku masih merengek di pojok ruangan, memisahkan diri dari beberapa anak yang sedang tertawa riang bermain di taman. Aku benci sekolah ini!!! Aku benci berpisah dengan Umma!! Aku nggak mau sekolah. Nggak ada teman yang mau menemaniku, aku benci semua ini!!!

“Hei, kamu kenapa?”, Tanya seseorang di hadapanku. Anak cowok itu menatapku heran. “Nyasar ya?”, tanyanya ketus. Aku menggeleng pelan dan kembali menangis. “Ummaa~”, ucapku di sela tangisanku. Cowok itu mengangguk paham dan duduk di sampingku.

“Kangen Umma?”, tanyanya lagi. Aku mengangguk. Ia menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan kata katanya. “Aku juga dulu gitu kok, kangennnn banget sama Umma ku kalau aku lagi sekolah. Tapi yahh..kan disini kita bisa main sama temen temen. Asyik kan?”, ucapnya sambil menatapku. “Tapi aku nggak punya temen”, isakku pelan.

Cowok itu langsung berdiri dan mengulurkan tangannya. “Kata siapa? Aku temenmu kok. Ayo kita main!!”, ucapnya semangat. Aku bingung melihat sikapnya yang aneh itu. Tapi dia langsung menarik tanganku kea rah anak anak yang sedang bermain bola. “Siapa namamu?”, tanyanya lagi.

“Hye Sun”, ucapku singkat. Ia mengangguk paham.

“HEEII, ADA TEMEN BARU NIH!! NAMANYA HYE SUN”, teriaknya dan membuat semua anak langsung menatap kami. Aku malu setengah mati!!!! Tapi respon dari mereka semua, sama sekali nggak pernah kusangka, “Annyeong, Hye Sun!!! Ayo kita main sama-sama”, ucap salah seorang cewek diantara mereka dan menarikku ke kerumunan anak anak yang sedang bermain boneka. Cowok yang tadi membantuku tadi langsung melepaskan tangannya dan membiarkanku pergi dengan yang lainnya. Ia melambaikan tangannya dan tersenyum ke arahku.

“Jangan nangis lagi yaaa~~”, teriaknya.

Dan itulah kali pertama aku mengenal sesosok malaikat suci yang bernama Lee Donghae.

***

..Juni 2005..

Aku melihat sosoknya di TV. Bersama 11 cowok tampan lainnya. Ia benar benar kelihatan berbeda.

Wajahnya..

Suaranya..

Tubuhnya..

Ekspresi tawanya..

Apa itu sosok Lee Donghae yang kukenal?? Semua yang dia lakukan kelihatan terpaksa.

Ada apa dengannya?

Tapi mengapa ia tak memberitahuku kalau dia akan debut di Super Junior? Selama 3 tahun ini kami lost contact, bahkan terakhir kali aku menelpon ke handphone’nya..yang mengangkatnya adalah perempuan. Siapa dia?

Aissh, terlalu banyak pertanyaan berkecamuk di pikiranku. Tapi yang pasti, aku senang melihatnya yang kini sedang berusaha meraih impiannya untuk menjadi penyanyi terkenal. (^.^)

“KYAAAA~~ SIWOOON!!!”, ucap salah seorang mahasiswi lainnya yang sedang melihat video klip Super Junior-Twin. Entahlah, biarpun semua siswi lainnya meneriakkan nama Kibum, Heechul, Siwon atau Sungmin, tapi tetap saja hanya Donghae yang berkutat dipikiranku. (=3=)

Oiya, SuJu memang sedang menjadi trend BoyBand kali ini. Yaah, mungkin karena unik..bayangin aja, 12 cowok keren bergabung dalam 1 Boyband? Yahh, bisa jadi setaraf DongBangShinKi lah. Dan, lagi lagi aku senang karena Donghae ikut bergabung di dalamnya. ^^

“Hye Sun!!”, sapa beberapa cewek dibelakangku. Mereka melambaikan tangan riang dan beranjak menghampiriku. Yaa, Kwan Nara, Park Hyeo Rie, Choi Jiyoo, Sae Yoon, dan YoungHyun inilah sahabatku selama 3 tahun semenjak Donghae pergi training SM.

“Ngapain sendirian disini?”, Tanya SaeYoon sambil membuka buku note’nya. Aku bisa melihat bahwa sampul buku note itu adalah Heechul. Aku hanya mengangkat bahu ringan, “Yahh, lagi pengen sendirian aja”, ucapku santai.

“Yahh, ngajak ngajak dong kalau pengen sendirian”, ucap Hyeo Rie asal, Nara langsung mencubit lengan HyeoRie gemas. “Kalau sendirian tuh ya Cuma satu orang!! Ngapain ngajak ngajak?”, ucap Nara kesal. HyeoRie mengangguk paham sambil meringis kesakitan.

“Kyaaaa~~ liatt..liaatt.. ada foto baru suamiku!!”, ucap JiYoo sambil menunjukkan layar HP nya pada kami semua. “Kyahahaha~ makin imut aja kan dia? Hohoho.. Kim Ryeowook, saranghae!!!!”, ucapnya lagi sambil mengecup layar HP nya.

“Huu, masih bagusan juga Sungmin tauuu~~”, ucap YoungHyun sambil menunjukkan layar ponselnya yang berisikan gambar Sungmin. HyeoRie langsung mendukung YoungHyun habis-habisan (secara dia juga fans Sungmin XD) JiYoo nggak mau terima, dan akhirnyaa..terjadilah pertengkaran sengit Jiyoo-Ryeowook dan HyeoRie-YoungHyun-SungMin.

(=.=)

Aku, Nara dan Sae Yoon hanya diam memperhatikan mereka berdua sambil terkekeh pelan. Tapi tiba tiba Nara menarik lenganku, “Eh, kamu dapet SMS dari Donghae?”, bisiknya pelan karena takut terdengar SaeYoon yang ada di sebelahnya. Aku menggeleng kuat. “SMS apa’an?”, tanyaku heran. Kapan dia meng’SMS ku?? Kenapa dia Cuma meng’SMS Nara?

Yayayaya, Aku dan Nara sudah bersahabat sejak aku masuk TK. Kalian ingat cewek yang mengajakku bergabung bermain boneka? Nahh, itulah Nara. Otomatis dia juga kenal dengan Donghae, dan setahuku mereka juga pernah digosipkan pacaran. Tapii, untungnya Cuma gossip, soalnya Nara tahu perasaanku pada Donghae dan aku yakin dia nggak akan mengkhianati persahabatan kami. ^^. Sedangkan 4 temanku yang lain? Mereka sama sekali nggak tahu kalau kami adalah sahabat Donghae. Kalau mereka sampai tau, waahh..nasib Ryeowook, Heechul dan Sungmin mesti dikhawatirkan. (>0<)

Nara mengeluarkan HP nya dan menunjukkan isi SMS nya padaku. “Ini..”

From : Donghae (^^)
Nara, apa kabarr?? Aku kangen kaliannn~~ Sumpah, Training disini tuh capekkk banget!! Aku bete, aku capek, pengen pulang buat ketemu sama kalian.. (>0<)

“Kenapa dia Cuma ngeSMS kamu? Kenapa dia nggak SMS aku juga?”, tanyaku penuh curiga. Nara hanya mengangkat bahunya. “Pulsanya habis pas mau ngeSMS kamu, maybe”, ucapnya santai. Aku masih saja curiga. Dari dulu memang seperti ada yang sering disembunyikan oleh mereka.

“Tapii, liat dong Hye Sun..dia nulis ‘kalian’ di sini. Itu berarti lebih dari 1 orang ‘kan? Dan aku yakin, dia juga nanya dan khawatir tentang kamu. Cuma dia gengsi aja”, ucap Nara sambil menunjuk kata ‘kalian’ di SMS barusan. Mau tidak mau, aku jadi tersenyum mendengar kata-kata Nara barusan.

“KYAAAAAAAA!!!!!!!!”, teriak JiYoo saat ia sedang browsing foto foto para member SuJu. “ANDWAEEEE!!!! SIAPA DIAA?”, kini dia malah menunjukkan sebuah foto seorang cowok yang sedang berciuman mesra dengan seorang cewek. Siapa mereka?

“Siapa nih?”, Tanya Hyeo Rie penasaran. “Wajahnya nggak jelas”, ucap YoungHyun. Sae Yoon langsung mengambil handphone itu dan membaca keterangan gambar itu.

“Donghae dan pacarnya, Jessica”

Dan tepat detik itu, Aku memutuskan untuk melupakan Donghae dan menguburnya sampai ke kepingan terkecil dalam setiap kenanganku bersamanya. Nggak ada lagi Lee Donghae yang dulu seperti malaikat, yang ada sekarang hanyalah Lee Donghae sang member SuJu yang hidup untuk menggapai popularitas.

****

..Agustus 2006..

Ayah Donghae meninggal. Banyak ucapan berduka datang dari fans Donghae. Pemakamannya pun berlaku hanya untuk kerabat dekat keluarga. Aku dan Nara duduk mendampingi Ibu Donghae yang menangis terisak. Aku juga sangat sedih, Ayah Donghae juga sudah kuanggap seperti Ayahku pula, begitupun dengan Ibunya. Aku bahkan sudah memanggil mereka dengan Appa dan Umma. Beliau berdua sering mengajak kami berlibur ke Danau untuk piknik bersama, dan kini Appa telah pergi meninggalkan kami.

“Hye Sun, kapan Donghae datang?”, Tanya Ibu Donghae sambil masih terisak. Aku menggeleng pelan sambil menunduk dalam. “Tenang saja, Umma. Dia pasti akan segera datang”, ucapku menenangkan. Beliau mengangguk paham.

Dan benar saja, tak lama kemudian, Donghae datang bersama Leeteuk, Leader SuJu. Donghae langsung memeluk Umma nya erat. Mereka menangis bersama. Banyak wartawan infotainment yang langsung memotret mereka. Lampu blitz itu bagaikan hujan sinar yang langsung membuatku silau.

Nara langsung menarikku menjauh dari Donghae. “Ayo HyeSun, kita pergi. Sebelum wartawan itu menanyakan hal yang aneh-aneh pada kita”, ucapnya. Aku masih terdiam dan tanpa sadar aku malah menangis kencang.

Donghae, aku benar benar ingin memeluknya. Menenangkan dirinya. Tapi saat dia ada di hadapanku, aku malah mesti pergi menjauh dan bersikap seolah olah tidak mengenalnya. Apakah aku masih pantas menjadi sahabatnya??

Apa dia masih mengingatku??

***

..1 September 2006..

Jalan-jalan di mall sendirian, tanpa siapapun. Huuh, betee.. mereka tega banget sih ninggalin aku sendirian di mall ini?? JiYoo lagi jalan jalan sama pacarnya yang mirip Wookie. Nara lagi ke perpustakaan daerah. YoungHyun lagi ngehadirin upacara kelulusan adeknya, Tae Hee. HyeoRie lagi piknik sama keluarganya, Sae Yoon lagi latihan teater. Huweee, aku sendiriann!!! TT__TT

“Hye Sun”, sapa seseorang sambil menepuk bahuku. Aku menoleh singkat, dan langsung menyerngit heran saat melihat orang yang menyapaku tadi.

Uhhmp, wajahnya serasa familiar. Matanya yang setengah sipit ituu, pipinya yang chubby ituu.. “Kevin?”, tanyaku memastikan. Ia tersenyum sambil mengangguk. Aku langsung memeluknya senang. “Aigoo~~ kamu udah pulang dari Sydney??”, tanyaku sambil mengacak rambutnya pelan. Lagi lagi Ia hanya mengangguk.

“Aku mau lanjutin kuliah disini”,ucapnya penuh percaya diri. “Oyaa? Dimana?”, tanyaku penasaran. Ia langsung menunjuk diriku. “Di tempat kamu kuliah”, ucapnya santai. Aku langsung menganga parah.

“Jinca?? Yippiiee!!!”, ucapku tanpa sadar dan langsung memeluknya lagi. Kevin hanya pasang wajah garing dan berkata, “Hye Sun, kayaknya kita mesti cepet pergi dari sini sebelum kita diusir sama security gara gara peluk peluk di sembarang tempat”, ucapnya gugup. Aku langsung melepaskan pelukanku dan menarik tangan Kevin untuk segera pergi dari mall ini. (>0<)

Sahabatku sudah kembali!!!! (^^)d

***

Kevin, dia sahabat keduaku saat SMP. Setelah Donghae masuk training SM, otomatis gelar sahabat sejati langsung berpindah ke tangan Kevin. Dulu dia saaanggaat gendut, sehingga dia seringkali di tolak oleh banyak cewek. Dan disaat dia sedang sedih karena ditolak itulah, aku selalu menghiburnya. Aku senang bersahabat dengannya, karena sifatnya mirip Donghae, perhatiannya padaku benar benar mirip Donghae, dan suaranya pun sama merdunya seperti Donghae. Itulah yang membuatku nyaman berada di dekatnya. Yaa, karena dia seperti pengganti Donghae untukku.

Tapi saat kelas 2 SMP, dia harus ikut ayah nya yang dipindahtugaskan ke Sydney. Cukup sedih memang, karena aku mesti kehilangan 1 sahabatku lagi. T.T

Dulu sebelum pergi, dia berjanji bahwa akan segera kembali ke Korea dan akan langsung pergi menemuiku sebagai orang pertama yang akan dia kunjungi saat sampai di Korea. Aku hanya mengangguk mengiyakan omongannya. Tapi tak kusangka, dia benar benar memenuhi ucapannya dulu. ^^

Dan yang aneh, dia BERUBAH!! Kevin yang baru kutemui tadi..sangat tampan, tinggi, langsing dan yang paling penting, dia tetap Kevin yang dulu. Kevin yang baik, Kevin yang perhatian dan Kevin yang selalu ada untukku.

Tapi tetap saja, wajah Donghae selalu memenuhi benakku.

***

..28 Oktober 2006..

Aku dan Kevin sedang makan siang di kantin kampus. Selama menunggu pesanan datang, kami berdua tak henti hentinya bercerita tentang masa kecil kami berdua. Dan aku nggak bisa berhenti tertawa saat mengingat wajah Kevin yang masih culun. ^0^

“Aku jadi ganteng nggak sekarang?”, tanyanya padaku.

BLUSSSH!! Wajahku langsung memerah. Aissh, mau bilang apa? Masa aku mesti bilang, “ Iya, kamu jadi ganteng banget sekarang”. Mwoo?? Harga diriku mau dikemanaain??

“Yahh, begitulah. Kau juga tau sendiri”, ucapku sambil membuka buku menu dan menyembunyikan rasa malu dan gugupku. (>///<) Kevin hanya tersenyum simpul mendengar jawabanku barusan.

“Eh, kalau aku jadi cantik nggak sekarang?”, tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan. Kevin langsung menatap wajahku dengan seksama. Aisssh, Omma~~ mukaku memerah lagii gara gara dilihat oleh Kevin?? (>.<)

“Nggak. Kamu nggak jadi cantik kok”, ucapnya santai. Aku langsung mendesah kecewa. “Karena kamu udah cantik dari dulu”, tambahnya lagi. Kyahahahahaha~~ aku mau pingsan ditempat!!!!

“Ciee, yang lagi pacarannn~~”, seru suara kompak itu dari belakangku. Aku langsung menoleh ganas kea rah sumber suara itu.

“Apa yang kalian bilang??”, ucapku sebal. Mereka langsung nyengir kuda. XDD

“Boleh ikut gabung kann?”, ucap Sae Yoon padaku dan Kevin. Kevin mengangguk singkat dan mereka ber5 langsung bergabung di meja kami. Uggh, sempit tau jadinya!!!

“Kalian pacaran kan?”, Tanya HyeoRie dengan santainya. Aissh, pertanyaan itu lagi??

“Aniyo”, ucapku ringan. Mereka berlima masih menatpku curiga. Apa-apaan sih mereka?

“Kalau kamu, gimana Kevin?? Suka nggak sama Hye Sun? Dia ini, Jomlo HQ loh!”, ucap JiYoo mempromosikanku pada Kevin. Aigoo~ nggak perlu diucapin juga, orang orang udah tau kok kalau aku tuh jomblo HQ.. ^^

“Yaah, gimana ya?”, Kevin menggaruk kepalanya sebentar. “Dari dulu juga aku udah suka sama Hye Sun kok, tapi tadi dia bilang kalau dia nggak mau pacaran sama aku. Yaa udah deh”, ucapnya dengan nada suara yang minta dikasihani.

MWO?? APA DIA BILANG??

“Tuhh kan, apa kubilang!! Kalian tuh udah cocok. Udaah, jadian ajaa!!”, seru YoungHyun. Wajahku jadi makin memanas.

Kevin kini beranjak dari bangkunya dan menghampiriku. Dan dia berlutut layaknya pangeran di dongeng saat melamar sang putri. Ommonaa~~ “Kamu mau?”, tanyanya sambil menatapku penuh harap.

Aku menatap Nara yang duduk dihadapanku. Sepertinya dia bisa paham arti pandanganku ini. Dia berkata dengan lembut, “Lupakan Donghae, dan mulailah lembaran baru kehidupanmu”.

Aku menghela nafas sejenak dan memejamkan mata. Kurasakan belaian angin semilir mulai membawa nama Donghae pergi menjauh. Dan aku membuka mata, kulihat wajah Kevin yang bersinar bagaikan pangeran.

“Terimaa~~ terima~~”, teriakan kompak itu mulai terdengar dari seluruh penjuru kantin.

“Hye Sun, saranghae”, ucap Kevin untuk mempertegas tujuannya.

“Kevin,…”

***

..26 November 2006, 07.00 pm..

Aku mengunci pintu rumah dan membuka payung sebelum beranjak meninggalkan rumah. Huuh, dingiiinn..hujannya kok deras banget?? Tuhan jahat!! Bukannya ngasih hadiah, malah ngasih hujan!! Aku kan ulang tahun hari inii, Tuhan!! (=3=)

Cause I can’t stop thinking about U, girl

HP ku berbunyi, SMS dari Nara..

From : Nara
HyeSun, ayolahh!! Nanti noraebang’nya keburu penuh!! Kita belum reserved tempat niih.. Kasian Kevin udah nunggu dari tadi!! (>0<) Masa yang Ultah datangnya telat?? (=3=)

Kubalas singkat..

To : Nara
Biariin, biarin aja pacarmu itu nunggu sampe kesel. XD Kyahahahaha~~

Dibalas lagi..

From : Nara
TT__TT Nyesel deh udah mau traktir ultah kamu.. TTOTT

Kevin..Kevin.. Mianhae, aku nolak kamu. Ternyata aku emang nggak bisa ngelupain Donghae. =( Tapii, untung aja kamu milih Nara sebagai pengganti aku. Dia anaknya baik kok!! ^^

Donghae..Donghae..Lee Donghae..

Apa yang sedang kamu lakukan sekarang?

Apa kamu sakit?

Aku hanya berharap kamu bisa makan dengan teratur biarpun jadwal kamu padat.

Aissh, aku kembali khawatir lagi tentang dia. T.T

Walaupun aku tahu, nggak seharusnya aku memikirkan tentang dia lagi.

Aku memikirkan kamu lagi, dan kali ini..aku benar benar khawatir tentangmu.

Apakah aku terlalu mengkhawatirkanmu? Apa aku terlalu banyak bicara?

Sepertinya, sudah menjadi kebiasaan bagiku untuk selalu mengkhawatirkanmu. =)

Jeongmal Mianhae, Lee Donghae..

“Hye Sun-a!!!”, teriak seseorang dari belakangku. Tapi saat aku mengengok ke belakang, tak ada siapa-siapa. Hantu?? (>.<) Huweeee~~

“Hye Sun!!!!”, teriak suara itu lagi. Huwee, hantunya ngotot banget sihh manggil aku? >.< Aku beranjak pergi dan berlari meninggalkan tempat itu. Tapi lagi lagi suara itu terdengar.

“HYE SUN!!!!!”

Aku memberanikan diri untuk menoleh. Dan menengok kea rah taman, dan sosok itu sedang berdiri dibawah hujan, basah kuyup dan tersenyum kepadaku.

“DONGHAE??”

***

“HATSCHIII~”.

“4 kali.. ayoo, sekali lagi dan kamu bisa dapet piring!!!”, ucapku menyemangatinya. Dia langsung menatapku sebal dan menjitak kepalaku pelan.

Haah~ Benarkah ini Donghae? Sekrang Donghae ada di hadapanku? Tuhann, inilah hadiah terindah untukku, kamsahamnida!!! ^^ Dan yang paling penting, wajahnya dan nada suaranya benar benar seperti Lee Donghae yang kukenal bertahun tahun yang lalu. Aku mencoba untuk nggak bersikap canggung di depannya. Toh’ aku sudah bertekad untuk melepaskannya kok.

“Aissh, kamu nggak menyesal sama sekali? Padahal aku menunggu 3 jam dibawah hujan demi kamu, tau nggak??”, ucap Donghae sambil manyun. Aku langsung mengangkat alis heran.

“Nunggu aku? Buat apa?”, tanyaku innocent. Donghae menatapku takjub.

“Jadi kamu beneran lupa?”, tanyanya nggak percaya. Aku mengangguk yakin. Tiba tiba dia langsung menarik tanganku.

“Eehh, ehh..mau kemana?”, tanyaku bingung. Donghae masih saja diam dan membawaku ke suatu tempat.

***

“Ngapain kita kesini? TK nya kan udah ditutup”, ucapku saat kami sudah sampai di depan TK,tempat kami pertama bertemu sekitar 14 tahun yang lalu. Yaa, TK ini sudah ditutup semenjak tahun lalu. Kini TK itu benar benar gelap dan hanya diterangi oleh lampu yang ada di sepanjang jalan.

Donghae langsung memanjat pagar TK itu dan detik berikutnya dia sudah ada di balik pagar. Aku menghela nafas geli saat melihatnya memanjat pagar barusan. “Mwo?”, tanyanya yang heran saat melihatku tertawa. Aku langsung membuka pagar yang dipanjatnya tadi, “Lee Donghae pabooo~~”, ejekku sambil memeletkan lidah ke arahnya.

“Heh? Nggak dikunci?”, tanyanya heran. Aku masih terkekeh geli.

Beberapa saat lamanya, aku seperti kembali ke masa lalu. Segalanya seperti terulang kembali. Aku merasa melihat sosokku yang sedang menangis di pojok dan Donghae yang tiba tiba menghampiriku dan mengulurkan tangannya serta Nara yang mengajakku bermain.

Tanpa kusadari, air mataku meleleh. Masa-masa itu.. sangat indah.

“Dulu..kamu nangis di sana ya?”, Tanya Donghae sambil menunjuk ke satu arah. Aku mengangguk mengiyakan. “Kamu masih ingat?”, tanyaku nggak percaya bahwa dia juga masih mengingat kenangan itu. Dia hanya mengangguk singkat. “Nggak akan bisa kulupakan kok”, ucapnya lagi. Aku menatapnya bingung. Apa maksudnya?

Tapi Donghae langsung mengulurkan tangannya padaku. “Ayo, kita wujudkan janji kita”, ucapnya pelan.

“Mwo? Janji apa?”, tanyaku bingung. Dia langsung menghela nafas sebal. “Sudahlah..ikuti aku saja~”, ucaapnya dengan nada agak kesal. Aku menerima uluran tangannya dan dia menuntunku kea rah sebuah pohon yang ada di pinggir sekolah, tepat berdampingan dengan tempatku menangis dulu.

“Apa’an sih?”, tanyaku heran. Donghae langsung mengeluarkan sebuah sendok dan menyerahkannya padaku. “Nih”, ucapnya dengan santai.

“Mwo?’, tanyaku masih bingung.

“Gali di sini”,ucapnya sambil menginjak satu tempat di tanah dekat pohon itu. Aku menatapnya penasaran. “Sebenernya kita pernah bikin janji apa sih?”, aku makin bingung. Sumpah!!!

“Sudahlahh, cepat gali”, ucapnya santai dan dia malah duduk di ayunan yang tak jauh dari tempatku berada.

Uggh, apa boleh buat. (=3=)

Sekitar 15 menit aku menggali tanah yang tadi diinjak Donghae. Selama 15 menit itulah Donghae hanya diam memandangiku dengan pandangan yang kosong. Ada apa sih?

DDUKKK

Eh, apaan nih? Ada sesuatu di bawah tanah ini? (0.o) “Donghae, ada sesuatu disini’, ucapku sambil menunjuk ke tanah yang sudah kugali. Donghae langsung beranjak menghampiriku dengan santai. “Ambillah”, ucapnya padaku. Aku makin heran, tapi aku tetap mengambil benda itu. Ternyata sebuah kaleng kue yang sudah kotor sekali.

“Bukalah”, ucap Donghae pelan. Aku masih menuruti kata-katanya. Dan ternyata di dalamya ada 2 buah mahkota yang terbuat dari dahan pohon yang sudah lapuk. Aku terhenyak sejenak.

“Donghae, ini ‘kan..”

Ia mengangguk singkat. “Kau sudah ingat sekarang?”

***

..Juni 1994..

“Donghae, lihat deh!! Lucu kan?”, tanyaku pada Donghae yang sedang asyik bermain dengan lilin warna. Aku menunjukkan mahkota yang kubuat saat pelajaran kesenian.

Donghae memperhatikan mahkotaku dengan seksama dan sepertinya dia tertarik, “Huwee, gimana caranya? Ajari aku, Hye Sun”, ucapnya. Aku tersenyum bangga.

Aku mengajaknya ke depan pohon besar yang ada di pinggir sekolah. Di sana sudah banyak dahan pohon yang berguguran. Aku dan Donghae memungutnya dengan semangat. Lalu aku mengajarkannya membuat mahkota ini. Aissh, cowok memang bodoh ya?? Masa aku udah jelaskan sampai 10 kali, dia belum bisa juga? Lee Donghae pabooo~~

“Yees, berhasil!!!”, ucapnya senang saat di percobaan ke 23. Aku tertawa hebat karena mahkota yang dia buat,bentuknya sama sekali tidak mirip seperti mahkota melainkan seperti sangkar burung. XD

“Coba kau pakai mahkotaku. Dan aku pakai mahkotamu”, ucapnya sambil menyerahkan mahkota miliknya padaku. Aku mengangguk dan di detik berikutnya, kami sudah saling mengenakan mahkota masing masing.

“Hye Sun”, panggil Donghae. “Ne?”, jawabku singkat.

“Ini harta berharga milik kita berdua ya?”, ucapnya tegas. Aku menatapnya bingung.

“Harta?”, tanyaku heran. Dia mengangguk mantap. “Kalau ini harta berharga, berarti kita mesti menguburnya supaya nggak ada orang lain yang akan mengambilnya”, analisaku. Donghae mengangguk angguk. “Iya ya? Ya udah, berarti kita mesti kubur mahkota ini”, ucapnya.

Kami memutuskan menguburnya dalam kaleng kue yang kebetulan ada di dekat sini, dan mengubur kaleng itu di bawah pohon besar ini.

“Hye Sun, janji ya kalau kita sudah besar dan sukses nanti, kita akan ambil mahkota ini bersama dan kita akan bangun sebuah kerajaan. Aku rajanya dan kamu ratunya”, kata Donghae sambil mengulurkan kelingkingnya. Aku mengangguk mantap dan membalas uluran jarinya.

***

Aku masih terhenyak. Ternyata dia masih mengingatnya. Entah aku harus bersikap bagaimana. Aku ingin menangis, tapi dalam hati ini serasa bahagia. Aku ingin memeluknya dan mengatakan terima kasih, tapi sekarang aku hanya bisa diam sambil memegang kaleng kue ini dan air mataku tak hentinya mengalir.

Donghae menghampiriku dan berjongkok dihadapanku. Ia mengangkat daguku sehingga aku bisa menatap wajahnya dengan jelas. “Mianhamnida, Hye Sun. Aku baru sadar betapa berharganya dirimu saat aku pergi meninggalkanmu. Aku sangat merindukanmu selama training di sana.”, ucapnya sambil tetap menatap mataku. Aku tetap saja masih menangis.

“Dan Jessica? Aku kira dia bisa menggantikanmu, tapi kenyataanya nggak. Mianhae, HyeSun”

“Saat Appa meninggal, aku benar benar sedih. Aku berharap kamu bisa menenangkanku saat itu. Tapi kenapa kamu menghindariku? Kenapa, Hye Sun?”, tanyanya lirih. Aku bisa melihat pelupuk matanya mulai basah, apa dia juga akan menangis?

“Saat aku mengejarmu yang pergi bersama Nara, aku melihatmu menangis. Dan apa kamu tahu? Setelah melihat air matamu, aku jadi merasa berat menjalani hidup setiap harinya”, air mata mulai jatuh dan membentuk sungai kecil di pipinya. Aku nggak tahan lagi. Aku langsung memeluknya dan tetap menangis di pelukannya.

“Saranghae”, ucap kami berbarengan. Alih alih makin sedih, kami malah tertawa senang. “Ternyata kita kompak ya?”, ucapnya jahil. Aku mengangguk sambil tersenyum simpul.

Donghae beralih mengambil mahkota dari dalam kaleng kue itu dan menaruhnya di kepalaku. Ia mencium keningku lembut, “Saengil Chukkae, My Princess”, ucapnya pelan dan mengelus kepalaku pelan.

Tapii..

Cause I can’t stop thinking about U, girl

From : Nara
WOOII!!! JADI NGGAK KARAOKE NYA?? KEBURU TUTUP NIH NORAEBANG NYA!!! (>0<)

Ommo!!!!

***

—END—

{Kwan Nara}

5 thoughts on “(OneShot) The Best Present

    • Hahaha~ XD
      Kalo lg berduaan sih, ga ada yg pedulii~ *plak*

      Ehh, gapapa XD
      Nara jga asik2an ama kevin kok~ :3 *hug kevin*
      Hahaha~

      Makasih udh komen yaaa ^^

  1. Euwww
    Aku belom pernah liat yg ini
    Ini jaman kapan bikinnya, onn? #plakkk
    Kevin u-kiss bukan?
    Jadi kepikiran dia terus *colong dari dormnya*
    Ay ay ayyyy
    Nara dibikin bijak nih yeeee

    • Hahaha~ ini jaaaaadul bgt XD hahaha~
      Ne, ama kevin ukiss~ :3
      Jaman dlu, onnie masih suka ama yg imut2 XD
      Baru akhir2 ini aja suka sama yg ganas (?) Kayaka maknae ituu XD *lirik seungri + kyu* XD

Leave a reply to narakwan Cancel reply