{KyuNara Scene} Final Examination? GO!

…Nara’s Bedroom…

“Aish!”, Nara menghempaskan tubuhnya ke atas kasur miliknya. Dia menghela nafas dalam-dalam dan menatap kearah langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong.  Sesekali tangannya memijat keningnya yang terasa agak pusing.

Nara memiringkan badannya dan melihat selembar kertas itu tergeletak dengan kesan angkuh dan menantangnya.  Dia mengambil kertas itu dan membacanya isinya lagi, walaupun dia tahu bahwa isi dari kertas itu tak akan pernah berubah dari terakhir kali dia membacanya beberapa menit yang lalu.

Japan  Business University

Nara masih tak percaya bahwa Ayahnya benar-benar serius ingin menyekolahkan dia di sebuah universitas di Jepang, tempat kedua orangtuanya tengah berada sekarang.

Memang benar jika Nara sudah  terbiasa tinggal sendiri di rumahnya yang megah karena Ayah dan Ibunya sedang merintis wirausaha di Jepang, dan dia tak pernah ambil pusing dengan masalah itu.  Malahan dia merasa makin menjadi dewasa dalam bersikap dan tak menjadi manja.

Tapi ternyata kedua orangtuanya tetap mengkhawatirkan dirinya.  Hingga mereka mengirimkan satu berkas formulir sebuah universitas untuknya.  Ya, sebagai seorang murid kelas 3 SMA, Nara harus mempersiapkan segala hal untuk masuk universitas (selain memikirkan mengenai Ujian Negara juga) dan orangtuanya berpikir untuk menyekolahkannya di Jepang dengan alasan supaya mereka bisa memperhatikan perkembangan anaknya itu dengan lebih baik.

Sebenarnya Nara sangat ingin mengikuti kehendak orangtuanya, apalagi Jepang adalah negara yang selalu ia kagumi.  Namun ada satu hal yang membuatnya ragu untuk menerima tawaran itu

“Kau yakin bisa menjalani hubungan seperti ini, Cho Kyuhyun?”, desis Nara dengan suara tercekat.  Dia melirik kearah figura foto di meja belajarnya, disana terpajang foto dirinya, Allen dan Kyuhyun  yang diambil beberapa waktu yang lalu.

Long Distance Relationship, itulah hal yang membuat Nara berpikir ribuan kali sebelum mengucapkan ‘Ya’ pada tawaran ini.  Ia ragu, apakah mereka berdua bisa bertahan jika pada kenyataannya mereka berdua terpisah jarak yang amat jauh?

Okay, Nara tahu jika teknologi di dunia ini sudah amat berkembang.  Masih ada fasilitas handphone, internet, dan chatting yang dapat memudahkannya untuk tetap berhubungan dan saling memberi kabar dengan pria itu.  Namun pada kenyataannya, semua itu tidak memberikan dampak yang signifikan.  Nara memiliki beberapa teman yang pada awalnya saling berkomitmen untuk menjalankan Long Distance Relationship, tapi pada akhirnya mereka malah berpisah karena berbagai macam alasan yang terkadang tak bisa diterima oleh akal sehat siapapun.

Dan Nara tak ingin hal itu terjadi diantara mereka berdua.

“Jepang…Korea.  Ditambah dengan semua kesibukanmu…”, Nara menggumam sambil memilin kertas formulir itu hingga membentuk sebuah tabung panjang.  Dia mendesah pelan dan menggeleng dengan berat, “Tidak mungkin.  Kau tak akan bisa menjalani hal itu”, ucapnya dan mengambil suatu kesimpulan : ‘Cho Kyuhyun tidak akan sanggup menjalani Long Distance Relationship’.

Akhirnya Nara mengambil handphonenya dan memencet sebuah nomor yang sudah dihafalnya di luar kepala.  Dia harus menunggu agak lama hingga akhirnya nada sambung itu berhenti dan terdengar suara sapaan berat dari seberang sana, “Ah, Appa?  Ini aku, Nara”.

Animida.  Aku hanya ingin memberitahu bahwa…”

Nara menghela nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan kata-katanya itu, “aku ingin mencoba ujian saringan masuk di Seoul University”.

Seperti yang sudah Nara duga, Ayahnya tidak setuju dengan keputusannya itu.  Namun Nara segera menambahkan perkataannya itu, “Appa, dengarkan ucapanku dulu…”

Jika aku tidak berhasil masuk Ujian Saringan Masuk itu, aku akan ambil tawaran Universitas di Jepang ini, Appa.  Ya, aku serius!”, Nara mencoba meyakinkan Ayahnya yang terdengar belum sepenuhnya percaya.  “Beri aku satu kesempatan, Appa

Nara tahu bahwa kesempatan ini sangat berharga untuknya.  Karena hanya dengan kesempatan ini maka Nara bisa mempertahankan segalanya atau malah mengakhiri segalanya.

*****

…Super Junior’s Dorm, 11th Floor…

Sungmin, Ryeowook, Yesung dan Eunhyuk tengah menatap Kyuhyun yang masih memfokuskan pandangannya kearah TV sambil memegang mangkuk nasinya.  Mulutnya menganga dan tangannya sedang menyumpit lauk di mangkuk itu namun anehnya, makanan itu tak pernah sampai ke mulutnya.  Kyuhyun hanya terus menganga dan akhirnya malah mengaduk-aduk nasi juga lauk di mangkuknya itu tanpa minat.

Ryeowook menatap Sungmin yang juga tengah memperhatikan sikap aneh Kyuhyun, “Hyung, dia…kesurupan arwah penasaran di dorm kita, ya?”, tanya Ryeowook dengan polosnya dan segera dibalas dengan jitakan pelan dari tangan Eunhyuk, “Jangan berbicara tentang arwah!.  Ini sudah malam, Ryeowook-ah”, sentak Eunhyuk dan membuat Ryeowook mengangguk pelan sambil mengaduh kesakitan.

Yesung yang penasaran, akhirnya ikut memfokuskan pandangan kearah TV yang ada di ruang tengah, tak jauh dari meja makan tempat mereka berkumpul sekarang.  Setelah mengetahui apa yang ditonton oleh maknaenya itu, Yesung malah terkejut setengah mati.  “Kyuhyun-ah, itu acara berita!”.

Sungmin langsung memegang dahi Kyuhyun dengan cemas, “Aigoo, ada apa denganmu?!  Kau sakit, hah?  Kenapa kau menonton acara berita, Kyuhyun-ah?”.  Sungmin menjadi agak sangsi bahwa jika yang berada di sampingnya ini adalah Kyuhyun yang asli atau bukan.  Karena Cho Kyuhyun yang dikenalnya itu sangat anti dalam menonton berita.  Bagi Kyuhyun, media elektronik yang ada di otaknya hanyalah Laptop, Handphone dan PSP tentunya.

Kyuhyun tak mempedulikan keheranan hyungnya itu dan hanya mengangkat jari telunjuknya ke bibir, seakan memberi isyarat untuk menyuruh mereka menutup mulut.  “Diam”, ucapnya singkat dan kembali menatap layar TV dengan penuh perhatian.

Karena tak bisa menahan penasarannya, akhirnya mereka berempat juga ikut fokus memperhatikan acara TV itu dan melupakan aktivitas makan malam itu untuk sejenak.  Sebuah kesempatan yang langka untuk melihat Kyuhyun menonton berita dan mereka penasaran : hal apa yang membuat maknaenya berubah seperti ini?

Di layar TV itu muncul seorang pria berwajah tegas dan bersiap untuk membacakan sebuah berita, “Setelah dibuat panik oleh isu Ujian Negara yang pengawasan juga pembuatannya menjadi lebih ketat dari sebelumnya, para siswa Sekolah Menengah Atas kelas akhir ini juga harus konsentrasi dengan berbagai Ujian Saringan Masuk yang diadakan oleh berbagai Universitas”.

Ryeowook, Sungmin, Yesung dan Eunhyuk mengangguk paham setelah mendengar ucapan pembaca berita itu.  Ternyata Cho Kyuhyun sedang khawatir mengenai kondisi kekasihnya yang akan mengikuti Ujian Negara. (.____.)  “Aigoo~”, desah Eunhyuk agak kesal saat melihat kekhawatiran Kyuhyun itu, “kukira kau khawatir karena hal yang lebih penting, Kyuhyun-ah”.

Kyuhyun langsung mengalihkan pandangannya kearah Eunhyuk dan menatapnya dengan tatapan tajam yang dimilikinya, “Maksud hyung, kekhawatiranku ini berlebihan? Apakah lulus dari Ujian Negara itu bukan hal yang penting, hyung? ”, tanya Kyuhyun dengan nada dingin.

Eunhyuk bergidik ngeri setelah melihat tatapan tajam dari Kyuhyun dan segera menggeleng panik, “ Aniyo!  Aniyo!.  Aku salah bicara.  Anggap saja tadi aku tak mengatakan apapun”, ucapnya dengan raut wajah penuh ketakutan.

Kyuhyun mendengus agak kencang dan menaruh mangkuk nasinya dengan hentakan keras, “Aku sudah kenyang”, ucapnya singkat dan segera beranjak pergi dari meja makan. Sungmin menahan langkahnya, “Mau kemana kau?”.

“Tidur”, jawab Kyuhyun singkat dan melangkah menuju kamar kemudian segera menutup pintunya.  Ryeowook mengangkat bahunya dengan pandangan blank, “Kwan Nara lagi..lagi dan lagi”, ucapnya ringan dan kembali menyumpit kimchi di mangkuknya.  “Tak ada hal lain yang membuatnya khawatir hingga seperti itu selain mengenai keadaan gadis itu”.

Yesung mengangguk setuju dan menyumpit bulgogi, “Lagipula salahnya sendiri, kenapa malah mencari kekasih yang masih SMA?  Hah~ dia tak sadar umur”, ucapnya tenang kemudian mengunyah daging itu dengan nikmat.

Sungmin hanya diam dan menatap Eunhyuk yang masih mengelus dadanya dengan raut wajah ketakutan, “Hyukjae-ya, kau kenapa?”, tanyanya heran.

Eunhyuk menjawab dengan lirih, “Aku kira tadi aku akan diterkam oleh Kyuhyun.  Tatapannya tadi sangat menyeramkan, hyung!.  Rasanya tadi mataku seperti dibaka…AAWWW!!”, ucapan Eunhyuk terputus saat Kyuhyun melemparkan sandal yang dipakai olehnya itu kearah Eunhyuk, “KYUHYUN-AH, BERHENTI MELEMPARKAN SANDAL KEPADA HYUNGMU !”, teriaknya sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit setelah terkena sambitan itu.

Kyuhyun tak peduli dan kembali menutup pintu kamarnya.  Dia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan berat.  Untuk kali ini, dia benar-benar merasa khawatir dengan nasib gadis itu.

Apa dia bisa berusaha untuk melewati Ujian Negara itu?  Lalu Ujian Saringan Masuk Universitas?.  Apa dia sanggup melakukan segalanya dengan baik?

Bukannya Kyuhyun menuduh bahwa Kwan Nara adalah seorang gadis yang bodoh.  Bukan, sama sekali bukan itu.  Dia tahu jika Kwan Nara itu cerdas dalam segala pelajaran namun gadis itu hanya ‘lambat berpikir’ jika sudah menghadapi matematika dan pelajaran eksak lainnya.

Ah, tidak…bukan lambat berpikir, tapi gadis itu sangat T.O.L.O.L dalam matematika.  Dan itulah yang membuat Kyuhyun khawatir.

Akhirnya Kyuhyun beranjak menuju kasurnya dan mengambil handphonenya yang tergeletak disana.  Dia segera mengetik beberapa baris kalimat dengan penuh rasa antusias dan kemudian mengirimkannya ke nomor yang sudah ia hafal diluar kepala.

MESSAGE SENT!

Untuk saat ini, Kyuhyun hanya berharap bahwa gadis itu bisa sedikit lebih berusaha untuk mengingat rumus deret aritmetika ataupun geometri.

“Ah~!  Kenapa aku bisa punya kekasih sebodoh dia?!!”

*****

…Nara’s Bedroom…

Nara membuka lembaran buku paket Matematika miliknya dan mengetukkan pulpen ke meja belajarnya selama beberapa kali.  Dia menatap soal pertama dan membacanya dengan penuh percaya diri, “Jika (a + 2), (a – 1), (a -7), …. Membentuk barisan geometri, maka rasionya sama dengan?”

Nara mengangguk pelan dan menulis beberapa angka di buku tulisnya tapi detik berikutnya..dia malah merengek sambil terkulai lemas di atas buku paketnya itu.  “Huwaa~!  Aku tak tahu bagaimana mengerjakannya!!”, rengeknya dan membenturkan kepalanya beberapa kali ke meja belajarnya, mencoba mendapatkan kesadarannya kembali.

“SIAPA SIH YANG MENCIPTAKAN MATEMATIKA?!”, teriaknya kesal dan kembali membenturkan kepalanya, kali ini agak lebih kencang dari sebelumnya hingga membuat kepalanya berdenyut nyeri.  “Aissh~ kepalaku..”, erangnya sambil mengelus keningnya yang kini terdapat benjolan kecil.

DDRTT..DDRTTT..

Handphone Nara bergetar, menandakan ada SMS yang masuk.  Nara segera mengambil handphone itu yang kebetulan tepat berada di depannya kemudian membuka SMS itu.

Cish, sang Tuan Matematika itu datang disaat aku sedang amat membenci Matematika”, gumamnya pelan, setengah mengutuk.

From : MASTER OF EVIL

Belajarlah yang baik!  Kau tak boleh memalukan jabatanmu sebagai kekasih dari seorang Cho Kyuhyun yang jenius, Kwan Nara sayang!  Akan sangat memalukan jika kau tidak lulus Ujian Negara hanya karena tak bisa menjawab soal deret aretmatika!  Jadi teruslah BE-LA-JAR!

Nara sedikit tertegun saat membaca kalimat terakhir dari SMS itu. “Hee? Bagaimana dia bisa tahu jika aku sedang kesulitan mengerjakan deret aretmatika?”.

Namun tiba-tiba sebuah ide terlintas di otaknya.

Nara mengecek tanggal yang tertera di kalendernya itu, tanggal 21 Januari.  Masih ada 4 hari sebelum Ujian Saringan Masuk di Seoul University itu diadakan pada tanggal 25 Januari.

“Hehehe~”, dia terkekeh pelan dan segera berbalik mengambil tas ransel miliknya yang berukuran cukup besar.  Detik berikutnya, Nara segera mengambil baju yang ada di lemari secara asal kemudian memasukkanya sembarangan kedalam tas.

Kau bilang aku harus terus belajar ‘kan, Cho Kyuhyun yang tampan?”

*****

…Super Junior’s Dorm, 11th Floor…

“Argh~!!  Poinnya berkurang!  Sialan!”, Kyuhyun mengumpat kesal saat games yang dia mainkan itu mulai menunjukkan tanda-tanda kekalahan.  “Ah, sudahlah!”, akhirnya dia menyerah untuk melanjutkan permainan itu kemudian memilih untuk berbaring di kasurnya saja, tanpa melakukan apapun.

Kyuhyun mengalihkan pandangannya kearah handphone yang tergeletak disampingnya.  Masih belum ada balasan apapun dari gadis itu.  Padahal biasanya jika Kyuhyun mengSMSnya, gadis itu pasti membalasnya biarpun hanya sekedar mengatakan, “Ne” atau “Arasseo”.

Tapi kali ini berbeda.  Sudah hampir 1 jam semenjak dia mengirimkan SMS itu namun tak ada 1 SMS pun yang masuk ke handphone Kyuhyun.  Padahal biasanya dia selalu membalas dalam jangka waktu kurang dari 30 menit.

Cish~ sudahlah, Cho Kyuhyun.  Kau benar-benar sudah kurang kerjaan ya?  Kenapa harus terus-terusan memikirkan dia?!  Aish, jinjja~”, keluhnya sambil menggaruk kepalanya dengan gemas, seakan bingung dengan jalan pikiran otaknya itu.

Kyuhyun mencoba untuk memejamkan matanya, memilih untuk tidur daripada menjadi gila karena tak bisa mengkhawatirkan gadis bodoh itu.  “Kwan Nara, kau memang sangat bodoh!”.

“Siapa yang kau bilang bodoh, Cho Kyuhyun yang tampan?”, tiba-tiba suara yang amat dikenal olehnya itu terdengar dari balik pintu kamarnya.  Kyuhyun langsung bangkit dari kasurnya dan beranjak membuka pintu kamar dan VOILA..gadis itu sudah muncul di hadapannya dengan tangan yang bersedekap dan memasang raut wajah yang dingin.  “Sekali lagi aku tanya, siapa yang kau bilang bodoh tadi, Cho Kyuhyun yang tampan?”, ulangnya.

Kyuhyun menjawab dengan nada yang sama dinginnya, “Tentu saja kau, Kwan Nara sayang”.

Nara terkekeh pelan dan mendorong dada Kyuhyun dengan jari telunjuknya, “Dan kau lebih bodoh karena telah memilih gadis bodoh ini untuk menjadi kekasihmu.  Benar ‘kan, Cho Kyuhyun-ssi?”.

Kini dari mata keduanya seakan telah terpancar aura kelam yang memercikkan api membara.

Baru saja Kyuhyun akan menyela ucapan Nara, namun teriakan itu malah menghentikan semua ucapannya.  “STOP!  Jangan bertengkar disini!  Jebal~ disini sudah tak ada mangkuk yang bisa kalian lempar!”, seru Ryeowook sambil memeluk rak piring, seakan melindungi semua isi di dalamnya.

Yesung malah memeluk akuarium ddangkoma yang kebetulan sedang disimpan di ruang tengah, “Kemarin cangkang ddangkoma retak karena membentur tembok!!”, sahutnya, mendukung perkataan Ryeowook.

Sungmin dan Eunhyuk  juga tak ketinggalan, mereka langsung melindungi komputer dan organ.  “Ini harganya mahal!  Jangan lempar ini!”, sentak mereka dan membuat Nara dan Kyuhyun mengernyit heran.

Mwoya?!”, Nara terkekeh pelan dan menggelengkan kepalanya dengan geli saat melihat kelakuan member lainnya.  “Oppa, aku datang kesini dengan membawa misi perdamaian.  Aku tak akan melempar apapun”, ucap Nara tenang dan membuat keempat member lainnya menghembuskan nafas lega.

Kyuhyun menatapnya heran, “Jadi mau apa kau kesini?”.  Tapi dia baru menyadari bahwa Nara tengah membawa sebuah tas ransel berukuran cukup besar yang tergantung di pundaknya, “Dan tas itu…”, tambahnya, masih heran.

Nara tersenyum simpul dan menatap Kyuhyun dengan penuh harap, “Aku akan tinggal disini selama 4 hari!  Dan kau harus jadi guru privatku, Cho Kyuhyun yang tampan”, ucapnya dengan pandangan berbinar.   Kyuhyun menganga tak percaya, begitupun dengan Ryeowook, Yesung, Sungmin dan Eunhyuk.

4 HARI?!”, teriak Ryeowook, Yesung, Sungmin dan Eunhyuk berbarengan, mereka langsung sedih saat membayangkan barang apalagi yang akan dilempar oleh pasangan ini selama 4 hari ke depan.

Namun Kyuhyun masih lebih heran, “GURU..PRIVAT?!”.

*****

…Kyuhyun’s & Sungmin’s Bedroom…

“Kau sendiri yang menyuruhku untuk terus belajar ‘kan?”, tanya Nara sambil menurunkan tasnya ke lantai. Kyuhyun mencibir, “Maksudku belajar itu..kau harus belajar sendiri, Kwan Nara sayang!”, ucapnya dan menjitak kepala Nara dengan agak kencang.  “Babo gateun!”, tambah Kyuhyun, membuat Nara menggembungkan pipinya karena kesal.

“Kau tahu sendiri jika aku ini lebih bodoh dari keledai jika sudah menyangkut pelajaran matematika”, ucap Nara lirih, merasa sedikit tak terima dengan ucapannya sendiri.  “Jadi aku butuh bantuanmu”.

Kyuhyun mendecak pelan namun tiba-tiba dia bangkit dari duduknya dan beranjak keluar kamar.  “Ya!  Mau kemana kau?!”, tanya Nara, sedikit berteriak.  Kyuhyun membalikkan tubuhnya dan melotot kearah gadis itu, “Jangan berisik!  Nanti tetangga di bawah bisa curiga!”, ingatnya dan membuat Nara langsung menutup mulut dengan kedua tangannya.

Kyuhyun beranjak menuju dapur dan membuatkan secangkir coklat hangat, minuman kesukaan kekasihnya itu.  Namun dia merasa ada yang tidak beres dengan keadaan disekitarnya, suasana ini…terlalu sunyi.  Kyuhyun melongokkan kepala ke sekitar penjuru dorm, tak ada siapapun.

Hyung?”, panggilnya.  Tapi tetap tak ada jawaban.

Kyuhyun berjalan menuju pintu depan, hanya mencoba untuk memastikan.  Tapi ternyata BENAR.  Pintunya dikunci lagi!.

Aish~”, decaknya kesal dan mengacak rambutnya dengan frustasi.  “Kalian melakukannya..lagi?!”, tanyanya tak percaya.  Dia beranjak mengecek kamar para member lainnya dan dugaannya BENAR LAGI!.  Semua pintu kamar member terkunci rapat, kecuali kamarnya sendiri.  (.___.)  Kamarnya memiliki 2 kasur dan saat ini hanya ada mereka berdua di dorm ini.  Okay, dan itu berarti…mereka tidur sekamar lagi!

Hyung, aku bosan dengan permainan ini!!”, gerutunya.  Nara yang mendengar suara Kyuhyun yang terus-terusan mengeluh, akhirnya melongokkan kepalanya keluar dari kamar.  “Ada apa?”, tanya Nara.

Kyuhyun menunjuk pintu depan dengan mendesah berat, “Pintunya dikunci lagi”, jawabnya singkat.  Nara membelalak tak percaya, namun itu hanya untuk sejenak.  Detik berikutnya dia malah mendengus dengan tawa mengejek, “Apa hyungmu itu tak memiliki ide lain selain terus-terusan mengurung kita berdua di dalam dorm?”, tanyanya.  Kyuhyun ikut terkekeh sambil mengangkat bahunya, “Mereka tak professional seperti kita dalam memikirkan strategi perang”, balasnya.

Nara hanya mengangguk singkat, namun kemudian dia menyipitkan matanya. “Jangan bilang kalau semua pintu member lainnya dikunci dan hanya tinggal kamarmu yang terbuka?!”, tanya Nara memastikan.

Kyuhyun menggaruk kepalanya dengan ekspresi bingung, “Memang begitu kenyataannya.  Semuanya terkunci.  Tapi tenang saja, kamarku memiliki 2 kasu…”

Nara langsung berbalik kembali masuk ke dalam kamar, tanpa menunggu Kyuhyun menyelesaikan ucapannya. Dia segera mengeluarkan selimut serta bantal juga guling milik Kyuhyun dari dalam kamar, “Untuk hal ini, aku tak bisa memakluminya sedikitpun.  Kau – Tidur – di – Sofa!”, ucapnya datar sambil menaruh peralatan tidur itu diatas sofa yang langsung menghadap kearah TV.

Kyuhyun menganga, “Ya! Aku pemilik dorm ini!”, ucapnya tak terima.

Nara terkekeh pelan, “kau memang tuan rumah, Cho Kyuhyun yang tampan.  Dan aku adalah tamu.  Lalu, kau tahu mana tingkatan yang lebih tinggi antara tamu dan tuan rumah?”, tanyanya.  Nara langsung melanjutkan ucapannya, “TA-MU!”.

Kyuhyun melengos kesal, “Terserah kau saja”, jawabnya dingin dan kembali menuju dapur untuk melanjutkan membuat cokelat hangat.  “Untung saja kau dilahirkan sebagai wanita.  Jika tidak, aku sudah membunuhmu dengan pisau ini, Kwan Nara sayang”, ucapnya sambil mengangkat pisau sayur di tangannya dan mengarahkannya ke tubuh Nara.

“Berpikirlah sesukamu, Cho Kyuhyun yang tampan”, jawabnya dengan ringan dan kembali masuk ke dalam kamar kemudian tak lama kemudian dia beranjak keluar dengan membawa buku paket matematika dan juga kotak pensil miliknya.

Nara duduk di sofa sambil memeluk guling kemudian menyalakan TV.  Namun perhatiannya tertarik kearah Kyuhyun yang masih setia berada di dapur, “Kau sedang apa?”, tanyanya penasaran.

Kyuhyun menjawab tanpa melirik kearah kekasihnya itu, “Aku sedang membuat minuman untuk tamuku yang terhormat”, ucapnya dengan nada mengejek.  Nara tersenyum samar dan kembali mengalihkan pandangannya ke TV.  “Ah, Starking!”, katanya dengan ekspresi ceria.

“Kau ceria bukan karena program acaranya yang lucu, tapi karena 2PM jadi bintang tamu disitu.  Iya ‘kan?”, tanya Kyuhyun sambil membawa secangkir cokelat hangat buatannya untuk gadis itu dan kemudian duduk disampingnya.  Nara menerima cangkir itu dan menggeleng pelan, “Tidak seluruhnya karena 2PM, tapi ada sedikit faktor lainnya”, jawabnya santai.

“Itu faktor lainnya ”, ucap Nara tepat saat kamera Starking menyorot gambar Kyuhyun yang sedang tertawa saat melihat atraksi yang ditampilkan oleh peserta Starking.  Kyuhyun terkekeh pelan dan mengacak rambut kekasihnya itu dengan gemas, “Gadis bodoh!”, ejeknya, mencoba menyembunyikan perasaan bahagianya.

Entah sejak kapan, tapi kini Kyuhyun dan Nara sudah tak terlalu canggung untuk mengungkapkan perasaannya masing-masing pada kekasihnya.  Bagi Nara, memuji Kyuhyun secara terang-terangan kini bukanlah hal yang memalukan untuk diakui.  Dan bagi Kyuhyun, melakukan sedikit skinship dengan Nara itu sudah bukan merupakan hal yang dianggapnya tabu.

Namun tetap saja mereka tak bisa memisahkan kebiasaan adu mulut mereka di setiap saat ada kesempatan yang mendukung hal itu untuk terjadi. (.____.)

Nara menyesap cokelat hangat buatan Kyuhyun itu dengan perlahan sedangkan Kyuhyun hanya menatap lurus kearah TV.  Untuk beberapa saat, tak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka berdua.  Hanya ada suara tawa penonton Starking yang tersiar dari dalam TV.

“Sebenarnya…”, tiba-tiba saja Nara dan Kyuhyun malah mengeluarkan kata yang sama di saat yang bersamaan pula.  Mereka saling bertatapan sejenak dan kemudian terkekeh pelan, “Aish~ kenapa malah terjadi adegan seperti di drama-drama itu?  Mengucapkan kata yang sama disaat yang bersamaan pula.  Aigoo~jinjja…”, ucap Kyuhyun dengan nada geli.

Nara mengangguk dan meminum cokelatnya lagi, “Lalu kau pasti akan berkata, ‘ah..silakan kau bicara duluan’.  Dan aku akan menolak, ‘kau saja yang bicara duluan’.  Teeruss seperti itu selama beberapa saat hingga akhirnya si pria akan mengalah dan mulai bicara duluan”, tambahnya.

Kyuhyun menjawab tanpa melirik kearah Nara, “Dan kau tahu jika aku bukan tipe pria seperti itu ‘kan, Kwan Nara sayang?”.  Nara tersenyum samar, “Keurom.  Aku sangat tahu akan hal itu..”, ucapnya.  Kyuhyun mengangguk puas mendengar ucapan kekasihnya itu.

“..dan aku tak pernah berharap kau berubah menjadi pria seperti itu.  Cukup dengan sosok Cho Kyuhyun yang seperti ini, aku sudah merasa cukup.  Lebih dari cukup malah”, lanjut Nara sambil tetap menatap lurus ke TV dan tertawa kecil saat melihat tingkah konyol Kang Ho Dong.

Kyuhyun menoleh tak percaya saat Nara mengatakan hal itu.  Gadis ini…selalu bisa membuat emosinya naik turun seperti roller coaster.  Kadang gadis ini bisa membuat dirinya merasa bosan setengah mati, merasa kesal sampai ke puncak ubun-ubun, atau malah merasa rindu sampai Kyuhyun rela berlari keujung dunia untuk menyusulnya.

Kyuhyun tersenyum kecil, “Sama sepertiku.  Seorang Kwan Nara pun sudah lebih dari cukup untukku”, ucapnya.  Entah kekuatan magis  apa yang membuat tangan Kyuhyun meraih tangan Nara yang ada disampingnya dan menggenggamnya erat.

Sangat erat, seakan tak ingin melepaskannya lagi.

*****

Nara tersentak kaget saat tangan Kyuhyun menggenggam tangannya dengan erat.  Sangat erat.  Dia mencoba untuk mengatur nafas dan detak jantungnya yang seakan berdetak seribu kali lebih kencang dari biasanya, namun tetap saja dia merasa gugup.  Ini pertama kalinya Kyuhyun menggenggam tangannya secara langsung dan tanpa basa-basi.

Nara tak berani melirik ke arahnya.  Begitupun dengan Kyuhyun yang masih menatap TV dengan tenang, “Tanganmu…kecil ‘ya?”, tanyanya sambil menatap Nara yang masih menatap lurus kearah TV.  “Aniya.  Ukuran tanganku memang segini”, ucap Nara ringan.  “Malah aku kaget karena tanganmu selebar ini”.

Kyuhyun mengangguk paham, mencoba untuk tak melanjutkan pembicaraan yang terdengar canggung ini.  “Lalu ada maksud apa kau kesini dan menginap selama 4 hari?  Dan..guru privat?  Untuk apa?”, tanyanya, mengungkapkan pertanyaan yang sedari tadi memenuhi otaknya.

Nara menghela nafas dalam-dalam dan menaruh cangkir di meja yang ada disampingnya.  Dia mencoba membuka buku paket matematikanya tapi dia mengalami kesulitan karena sebelah tangannya sedang di

“Ini…tanganmu.  Bisa tolong..?”, tanya Nara dengan intonasi dan kalimat yang tidak jelas.  Namun Kyuhyun bisa mengerti dan langsung melepaskan genggaman tangannya dari tangan Nara.  “Gomawo”, ucap Nara singkat, kini dia bisa membuka buku dengan lebih leluasa.

Beberapa saat kemudian, Nara mengeluarkan selembar kertas yang ada di dalam halaman buku paket dan menyerahkannya pada Kyuhyun.   Dia membuka lembaran kertas itu dan membacanya untuk sejenak tapi raut wajahnya langsung berubah drastis saat dia memahami isi kertas itu.  “Ini…”

“Aku akan kuliah di Jepang.  Itu keinginan Orangtuaku”, jelasnya singkat, masih tak berani menatap mata Kyuhyun secara langsung.

Mwo?!  Jepang?!  Kwan Nara, di Korea ini masih banyak universitas yang bagus dan tak kalah hebat dari universitas di Jepang!”, sela Kyuhyun dengan agak geram, mengingat gadis ini akan meninggalkannya.  “Lagipula jika kau pergi, maka kita…”, Kyuhyun tak bisa melanjutkan kata-katanya.  Lidahnya seakan kaku untuk mengatakan hal itu.

Nara  berkata pelan, “Aku tahu bahwa kau tak akan bisa bertahan dengan Long Distance Relationship.  Maka dari itu, aku sudah mengambil keputusan..jika aku berangkat ke Jepang, lebih baik kita putus saja.  Itu jalan terbaik untukku dan untukmu”, ucapnya dan membuat Kyuhyun menganga tak percaya.

“Jadi kau kesini hanya untuk memberitahu hal ini?  Memberitahu bahwa kita akan berpisah?”

Nara menggeleng, “Masih ada satu kesempatan”, jawabnya dan membuat Kyuhyun langsung antusias.  “Aku berjanji pada Appa untuk bisa lolos dalam Ujian Saringan Masuk di Seoul University.  Dan jika aku benar-benar lolos, aku bisa tetap tinggal disini”, jelasnya.

“Dan Ujian Saringan Masuk itu tinggal 4 hari lagi”, ucap Nara lirih.

Kyuhyun langsung bangkit dari sofa dan segera masuk ke dalam kamar.  Nara menatap langkahnya dengan tatapan heran.  “Kau mau kemana?!  Aku belum selesai bercerita, Cho Kyuhyun!!”, seru Nara saat dia seakan diacuhkan oleh pria itu.

Keheranan Nara makin bertambah saat dia mendengar suara gaduh dari dalam kamar itu, “Cho Kyuhyun, kau tak berniat terjun dari lantai 11 karena mendengar kabar ini ‘kan?”, tanyanya khawatir.  Tapi detik berikutnya, Kyuhyun sudah keluar dari kamar sambil memakai kacamata bacanya dan membawa setumpuk buku paket tebal dan agak berdebu kemudian menaruhnya di sofa tempat Nara duduk.

MWOYA?”, tanya Nara sambil menutup hidungnya karena debu dari buku itu mulai berterbangan, apalagi dia alergi debu.

Kyuhyun terlihat tak perduli dan langsung menyerahkan beberapa dari buku itu kepada kekasihnya yang masih sibuk terbatuk-batuk sambil menutupi hidungnya, “Seoul University itu Universitas terkenal di Korea.  Dan Ujian Saringan Masuk ke situ mencakup pelajaran dari berbagai jenjang sekolah.  Jadi…”, Kyuhyun mengangkat satu buku paket yang terlihat lebih tipis jika dibandingkan dengan buku yang lainnya, “…mulailah mengerjakan soal dari buku kelas 5 SD”.

MWOHAE?!!  Aku sudah 3 SMA, kenapa harus mengerjakan soal anak SD?!”, tanya Nara, tidak terima.  Kyuhyun menjitak kepala Nara dengan buku itu, “Apa rumus keliling segitiga?”, tanyanya cepat dan membuat Nara agak linglung, “Ya!  Bentuk bangun ruang itu tidak dipelajari di SMA, Cho Kyuhyun yang tampan”, elak Nara.

“Tapi soal itu akan diaplikasikan dengan bentuk bangun ruang yang kau pelajari di SD, Kwan Nara sayang.  Jadi jangan banyak bicara dan cepat kerjakan soal-soal ini!”, perintahnya sambil menundukkan kepala Nara secara paksa untuk langsung memperhatikan isi buku itu.

Nara hanya menggerutu kesal dan mulai mengerjakan soal-soal itu.  1 soal bisa dilewatinya dengan mudah.  2, 3, sampai 10 juga bisa dia jawab dengan cepat.

“Kau tidak sekolah besok?”, tanya Kyuhyun saat Nara sedang berkonsentrasi mengerjakan soal itu.  Nara menggeleng, “Sekolah memberikan libur selama 4 hari bagi siswa yang ikut Ujian Saringan Masuk ke Seoul University.  Aku juga tak tahu apa sebabnya”, jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari soal-soal itu.

Kyuhyun mengangguk paham, “Bagus!.  Jadi kita bisa mengerjakan soal ini sampai pagi”, ucapnya ringan.  Nara membelalak lebar, “Sampai pagi?!!”.

“Kau ingin masuk Seoul University ‘kan?  Kau harus berkorban lebih untuk mencapai hal itu, karena kau bersaing dengan puluhan ribu siswa lainnya”, ucap Kyuhyun sambil mencubit pipi Nara dengan gemas.  Nara mendengus kesal, “Argh!  Kenapa susah sekali untuk menjadi mahasiswa?!”, keluhnya.

Kyuhyun terkekeh pelan dan beranjak berdiri kemudian melangkah menuju dapur.  Dia membuat 2 gelas kopi hangat sebagai teman yang akan menemani mereka untuk terjaga sampai besok pagi.

Selama membuat kopi, Kyuhyun tak pernah berhenti memikirkan cara untuk membuat Nara memahami segala materi matematika yang kemungkinan akan dikeluarkan dalam soal Ujian Saringan Masuk nanti.  Kyuhyun tak ingin gadis itu gagal dalam ujian ini.  Karena ini harapan satu-satunya supaya mereka bisa terus bersama.  Dan sampai matipun, Kyuhyun akan mencari cara terbaik supaya dia dapat mengerjakan semua soal itu.

“Kalau bentuk pecahan biasa dari 0,125 dan 0,46 itu berapa?”, tanya Nara dan membuyarkan seluruh lamunan Kyuhyun.  Ia segera mengaduk kopi itu sebari mencoba mengumpulkan kesadarannya kembali, “Ya, tunggu sebentar.  Akan kujelaskan!”, ucapnya.

Kyuhyun membawa 2 gelas besar kopi dan menyerahkan salah satu darinya untuk Nara.  Kini dia duduk di samping gadis itu dan langsung memperhatikan soal-soal barusan, “Kau tadi bertanya apa?”

“Ini..bentuk pecahan biasa dari 0,125 dan 0,46..”, ucap Nara sambil menunjuk salah satu soal di buku paket.  Kyuhyun mengangguk paham dan mengambil pensil yang sudah dia sediakan sebelumnya, “Jadi 0,125 ini harus kita kali 1000 dahulu.  Lalu…”

Nara mengangguk-angguk dan sesekali menggumam mengiyakan ucapan Kyuhyun saat dia sedang menerangkan satu soal yang tidak dipahami olehnya.  Sedangkan Kyuhyun tak pernah berhenti melepaskan perhatian dari setiap soal yang dikerjakan oleh Nara dan langsung memberikan arahan saat gadis itu memasukkan rumus yang salah.

Untuk kali ini, mereka berdua berharap bahwa mereka dapat menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.  Dan mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan hal itu.

“Kwan Nara, hwaiting!”, ucap Kyuhyun memberi semangat saat Nara terlihat mulai lelah.  Nara tersenyum simpul dan mengepalkan tangannya ke udara dengan semangat, “Neodo.  Cho Kyuhyun, hwaiting!”.

Tanpa mereka ketahui, matahari mulai timbul dari ufuk timur dan 6 gelas kopi berukuran besar juga tumpukan buku soal dari berbagai jenjang telah berserakan di ruang tengah.

Kyuhyun mencontreng nomor terakhir dari soal di buku paket itu dan tersenyum puas, “Betul semuanya!  Ayo kita lanjut ke kelas 3 SMP…”, ucapan Kyuhyun terputus saat melihat Nara tertidur sambil menangkupkan kedua tangannya di atas meja.  Kelihatannya gadis itu sangat lelah.

Kyuhyun melirik kearah jam dinding yang menggantung tegas, “Jam 6…pagi?”, tanyanya tak percaya.  Pantas saja jika badannya terasa pegal dan otaknya terasa mau meledak.  Akhirnya dia memutuskan untuk meregangkan tubuhnya sejenak dan beranjak masuk ke dalam kamar untuk mengambil selimut milik Sungmin.  Tak lama kemudian, dia langsung menyampirkannya ke tubuh Nara yang tengah tertidur pulas dengan bersender di meja.

Sebenarnya dia berniat untuk mengangkat tubuh gadis itu ke kamar dan membaringkannya di kasur supaya posisi tidurnya bisa lebih nyaman, namun Kyuhyun belum berani melakukan hal itu.  Sungguh, Kyuhyun takut akan suatu hal yang bahkan tidak bisa dijelaskan olehnya.  Dia selalu menganggap bahwa gadis ini masih suci dan adalah tugasnya untuk menjaga kesucian gadis ini.

Kyuhyun kembali duduk di hadapan gadis itu dan menatapnya sejenak kemudian tersenyum tipis.  Dia mengelus rambutnya dengan lembut dan berbisik pelan, “Kita berdua harus berhasil, Kwan Nara sayang”.

Detik berikutnya, Kyuhyun merasakan matanya menjadi sangat berat.  Dia mengantuk sekali.  Akhirnya dia menangkupkan kepalanya diatas kedua tangannya dan memilih untuk tidur sejenak.

Tanpa Kyuhyun ketahui, Nara membuka matanya perlahan dan mengintip kondisi Kyuhyun yang sedang mendengkur halus.  Tampaknya dia sudah tertidur pulas, pikirnya.  Tanpa menunggu lama, Nara langsung mengambil pensil miliknya dan mengambil sebuah buku paket untuk jenjang 3 SMP kemudian segera mengerjakan soal-soal di dalamnya dengan konsentrasi penuh.

Nara sengaja pura-pura tidur untuk membuat Kyuhyun ikut tertidur.  Daritadi Nara melihat kekasihnya itu menguap beberapa kali dan wajahnya terlihat lelah, namun dia tak mau menyuruhnya tidur secara terang-terangan karena itu seakan menolak bantuannya.  Jadi Nara memilih cara ini, dan untunglah rencananya ini berjalan seperti seharusnya.

Sampai saat mengerjakan soal nomor 20, Nara melirik kearah Kyuhyun yang tengah tertidur pulas.  Ekspresi wajahnya kali ini benar-benar seperti anak kecil yang kelelahan sehabis bermain di taman. Sangat lucu.

Nara mengambil handphone miliknya dan memotret wajah Kyuhyun itu secara diam-diam.  Hasilnya…sangat bagus.  Bagaikan malaikat yang suci berhiaskan dua sayap yang terkembang lebar. Nara berjanji bahwa dia tak akan pernah menghapus foto itu, apapun yang terjadi.

Kita pasti akan berhasil, Cho Kyuhyun yang tampan.  Kita pasti akan berhasil”, ulang Nara saat mengingat perkataan Kyuhyun barusan.  Dia mengangguk semangat dan kembali mengerjakan soal nomor 21 dengan fokus.

Tanpa dia ketahui, segurat senyum tipis tergurat di wajah Kyuhyun.  “Babo”, ucapnya tanpa suara sambil mengintip keadaan kekasihnya yang tengah tersenyum senang saat satu soal lagi telah berhasil dia pecahkan.

*******

…3 Days Later, H-1 Final Examination…

Super Junior’s Dorm, 11th Floor.  20.32 KST

“SELESAI!!”, Nara berteriak senang saat soal terakhir dari pelajaran yang ada di semester 2 dalam kelas 3 SMA itu telah berhasil dia kerjakan dengan lancar.  Kyuhyun tersenyum lebar dan langsung memeriksa hasil pekerjaannya.

Satu demi satu soal telah ia contreng, menandakan bahwa jawaban Nara telah benar.  “Ah, ini salah!”, ucap Kyuhyun agak kecewa dan menyilang salah satu soal.  Nara meringis sedih, “Aigo!  Jawaban itu harusnya -2!  Kenapa aku malah mengisinya 2?!”, ucap Nara saat menyadari kesalahannya.  Dia memukul kepalanya sendiri, “Aish~ Babo!”

Kyuhyun menjitak kepala Nara dengan pelan, “Jangan berkata seperti itu.  Jika kau terus-terusan berkata bahwa kau bodoh, itu akan memberikan sugesti pada otakmu.  Lagipula kau hanya salah 1 soal, Kwan Nara sayang”, ucap Kyuhyun memberi sedikit kata hiburan untuknya.

“Hanya salah 1 soal?  Jinjjayo?”, tanyanya tak percaya.  Kyuhyun menyerahkan buku soal itu padanya, “Periksa saja sendiri”, tantangnya.

Nara menggeleng pelan, “Aku percaya padamu, Cho Kyuhyun yang tampan”, ucapnya tenang dan memasukkan semua peralatan tulisnya kedalam kotak pensil.  “Aku percaya bahwa kau tak pernah bohong padaku”, tambahnya dan tersenyum simpul.

Kyuhyun terkekeh pelan, “Syukurlah jika kau menyadari hal itu”, jawabnya.

Nara meregangkan tubuhnya untuk sejenak, sekedar melepaskan rasa pegalnya. “Aigoo~ aku harus meminta restu dari oppadeul.  Besok aku harus mengerjakan soal itu dengan diiringi restu mereka”.

Kyuhyun menumpukkan semua buku soal itu, “Hyungdeul sedang tak ada disini.  Mereka ada schedule masing-masing hingga besok malam dan sepertinya hanya Eeteuk hyung yang ada di lantai atas”, ucap Kyuhyun.  Nara terlihat agak kecewa, “Yah~ sayang sekali..”.

Tapi tak lama kemudian wajahnya kembali bersinar, “Ya sudah, gwenchanha.  Lebih baik aku meminta restu ke satu orang daripada tidak sama sekali kan?”, tanyanya.  Kyuhyun hanya mengangguk pelan, “Kau pergilah duluan ke lantai atas.  Nanti aku akan menyusul.  Aku masih harus membereskan buku-buku ini”.

Nara mengangguk semangat dan segera beranjak ke pintu.  Tak lama kemudian, sosoknya sudah hilang di balik pintu itu.  Kyuhyun mendecak kesal saat debu-debu dari buku itu mulai berterbangan lagi dan membuat hidungnya menjadi gatal.  “HATTSYI!!”

Aish~ sepertinya aku harus lebih sering membersihkan semua peralatan pribadiku”, gumamnya pelan dan kembali menumpuk buku-buku itu.

Namun tepat saat dia ingin mengangkat buku-buku itu kembali ke kamar, tiba-tiba pintu dormnya langsung terbuka dengan satu sentakan kuat dan sosok Nara yang bernafas tersengal-sengal dengan wajah panik itu langsung menyapu mata Kyuhyun,

“Eeteuk Oppa!  Eeteuk Oppa!  Dia…”

******

…Super Junior’s Dorm, 12th Floor, 21.00 KST..

“Dokter bilang, hyung hanya demam”, ucap Kyuhyun sambil menepuk bahu Nara yang masih memandang Leeteuk dengan pandangan cemas.  “Kau tak usah khawatir.  Sekarang kembalilah ke bawah dan cepat tidur.  Besok kau harus bangun pagi-pagi ‘kan?  Lagipula aku ada schedule pemotretan sekara…”.

“Aku akan menjaganya…”, desis Nara lirih.  “Aku akan menjaganya sampai dia sembuh”.

Kyuhyun langsung membelalakkan matanya, “MWOYA?!  Bukankah sudah kubilang bahwa Hyung ini hanya demam?!  Kau tak usah terlalu khawati…”

Ucapan Kyuhyun langsung terhenti saat dia melihat air mata mengalir dari pelupuk mata gadis itu hingga membentuk sebuah sungai kecil di pipinya.  Kyuhyun tak bisa berkata apapun lagi, “Kau…kenapa…?”

Nara tak menjawab dan segera mengambil kain kompres kemudian mencelupkannya ke dalam baskom yang terisi air dingin.  Dia memeras kain itu dan menaruhnya ke kening Leeteuk yang masih tertidur dengan nafas tersengal, sangat terlihat bahwa leadernya itu sedang kesakitan.

“Kau tahu bahwa aku punya Oppa?”, tanya Nara pada Kyuhyun.   “Hah? Oppa? Bukankah kau anak tunggal?”.

“Aku mempunyai Oppa.  Kwan SeungHwan.  Tapi dia meninggal 5 tahun yang lalu, saat usiaku 12 tahun”, ucap Nara sambil mengganti kain kompres itu dan mencelupkannya kembali ke dalam baskom kemudian menaruhnya ke kening Leeteuk.  “Saat itu, Orangtuaku sedang menjalankan tender perusahaan kami yang baru.  Jadi aku hanya tinggal berdua dengannya.  Hingga sampai suatu malam, dia demam tinggi.  Kata dokter, Oppa hanya terkena demam biasa jadi aku tak perlu terlalu khawatir”.

“Aku bersikeras ingin menemaninya sampai panasnya turun, tapi Oppa menyuruhku untuk tidur karena besok aku harus mengikuti ulangan matematika di sekolah.  Dengan terpaksa, aku pergi meninggalkannya dan kembali ke kamar”.

“Dari kamarku yang bersebelahan dengannya, beberapa kali aku mendengar suara batuk yang sangat keras.  Tapi setiap kali aku bertanya, ‘Oppa, gwenchanha?’, dia selalu menjawab bahwa dia baik-baik saja dan dia hanya terkena flu”.

Kyuhyun sudah bisa menebak arah pembicaraan ini.  Dia ingin menyuruhnya diam dan tak perlu mengingat kenangan itu, namun Nara malah tetap melanjutkan ceritanya. “Keesokan harinya, semuanya berjalan seperti biasa.  Oppa membangunkanku, membuatkanku sarapan, mengantarkanku ke sekolah dengan sepeda, melambai dengan penuh ceria dan senyuman lebarnya.  Semuanya masih sama seperti sebelumnya”.

“Dia sempat berpesan : ‘kau harus mendapatkan nilai 100, Nara-ya!  Dan Oppa akan memberikan sebuah harta yang paling berharga’.  Aku benar-benar penasaran, hingga aku berusaha semaksimal mungkin.  Dan, aku mendapat nilai 100.  Hebat ‘kan?”, tanya Nara dengan suara yang terseguk karena tangisannya sendiri.  Kyuhyun menjawab singkat, “Kau hebat”.

“Saat aku pulang ke rumah, semuanya masih seperti seharusnya.  Tapi ada yang berbeda.  Kau tahu apa yang berbeda?”, tanyanya lagi.

Untuk kali ini, Kyuhyun tak bisa menjawab apapun.  Dia hanya membiarkan Nara melanjutkan ceritanya lagi, “Ada yang berbeda.  Banyak orang berkumpul di depan rumah kami dan mereka menatapku dengan pandangan yang aneh saat aku tiba di depan pintu.  Dan entah kenapa, aku sangat benci dipandang seperti itu.  Aku…tidak suka”

“Hingga akhirnya aku melihat Bibiku muncul dari dalam rumah dan memelukku sambil menangis.  Dia menyuruhku untuk sabar, dan terus bersabar.  Aku benar-benar bingung saat itu, kesabaran apa yang mereka maksud?.  Tapi entah kenapa, aku sangat ingin bertemu Oppa dan menunjukkan hadiah apa yang ia bicarakan tadi pagi”.

“Aku memaksa untuk melepaskan diri dari pelukan Bibiku.  Entah sudah berapa kali aku berteriak, ‘SeungHwan Oppa’ seperti orang gila.  Aku tak tahu mengapa, air mataku malah mengalir saat meneriakkan nama Oppa.  Aku bingung”.

“Hingga aku bisa lepas dari pelukan mereka semua.  Aku segera pergi ke kamar SeungHwan Oppa dan anehnya..aku tak melihat dia disana.  Tak ada siapapun.  Yang ada hanya bercak darah yang tesebar di seprai putih miliknya”.  Nara mengambil nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan kata-katanya, “Hanya itu yang kulihat…hanya itu”.

“Tapi ada hal lain yang kulihat di atas seprai itu.  Sebuah kotak berwarna biru dan tertulis namaku diatasnya. Aku tahu bahwa itu adalah hadiah untukku, tapi entah kenapa..aku malah terus menangis.  Rasanya hadiah itu seperti mengatakan bahwa SeungHwan Oppa sudah pergi ke tempat yang tak bisa kuraih”.

“Memang benar, SeungHwan Oppa meninggal tepat beberapa saat setelah dia mengantarkanku ke sekolah.  Dia…terkena radang usus buntu yang kronis.  Dan awal gejalanya adalah karena demam itu”.

Kyuhyun tak tahu harus melakukan apa dan harus berkata apa.  Rasanya seluruh syarafnya menjadi beku saat mendengar cerita Nara.  “Lalu, hadiah itu…”, tanya Kyuhyun dengan suara tercekat.

Nara tersenyum dan kembali memeras kain kompres itu kemudian menaruhnya di kening Leeteuk, “Kau tahu kenapa aku sangat menyayangi White PSP milikku itu?  Karena PSP itu adalah hadiah darinya”.

“Dan kau tahu kenapa aku sangat menyayangi Leeteuk Oppa?  Karena Leeteuk Oppa adalah refleksi cerminan dari Seunghwan Oppa.  Mereka benar-benar sama.  Lesung pipi di pipi kiri, menyukai warna putih, supel, dan…suka menyembunyikan perasaan sakitnya itu sendiri.”

“Seandainya saja SeungHwan Oppa tidak berpura-pura sehat pada pagi itu, aku pasti akan memaksanya untuk pergi ke rumah sakit dan mengorbankan ulangan matematikaku.  Seandainya Oppa bilang bahwa dia memiliki penyakit radang usus, aku pasti akan menjaganya hingga sampai dia sembuh.  Dan aku tak ingin hal yang sama terjadi pada Leeteuk Oppa. Tidak untuk kedua kalinya…”

Kyuhyun masih mencoba membujuk Nara, “Tapi besok kau harus…”

“Aku rela mengorbankan Ujian itu demi kesembuhan Eeteuk Oppa”, ucap Nara singkat dan membuat Kyuhyun menganga.  Detik berikutnya, dia mendengus kesal dan terkekeh sinis.  “Dan kau akan mengorbankan hubungan kita?”.

Nara menunduk dalam, tangannya masih memijat tangan Leeteuk yang kelihatan ringkih.  “Aku…tak mau melakukan kesalahan yang sama.  Itu saja”, jawabnya lirih.

Kyuhyun menggigit bibirnya, mencoba menahan semua kekesalan yang meluap di dalam dadanya.  “Baiklah, itu pilihanmu!”, ucapnya ketus dan beranjak pergi dari dorm lantai 12 menuju tempat schedule selanjutnya untuk sesi pemotretan.  Dia sama sekali tak menengok atau sekedar melirik Nara sedikitpun.

Nara mencoba menahan emosinya.  Cukup, dari awal pun memang sudah seharusnya seperti ini.  Dia akan pergi ke Jepang dan berpisah dengan Kyuhyun.  Tak ada yang salah dengan hal ini.  Tidak ada sedikitpun hal yang salah.

Nara melirik jam dinding, pukul 23.00 KST.

Entah bagaimana nasibnya besok, hanya Tuhan yang bisa menentukan segalanya.

******

…Photo Session…

H-Day, 06.00 KST

“Terima kasih atas kerja samanya”, Kyuhyun membungkuk singkat dan segera melepaskan jas sekaligus topi yang ia gunakan sebagai property dalam pemotretan kali ini.  Entah sudah berapa kali Kyuhyun melakukan kesalahan dalam berpose.  Entahlah, dia benar-benar tidak bisa berkonsentrasi saat ini.  Seluruh fikirannya hanya tertuju pada gadis itu.

Sudah pukul 06.00 KST.  Hanya tinggal 1 jam lagi sampai waktu ujian itu dimulai.  Kyuhyun langsung masuk ke dalam mobilnya dan memacu gas sampai kecepatan maksimal.  10 menit kemudian, dia sudah sampai di dorm.

Perjalanan menuju lantai 12 itu bagaikan waktu evolusi matahari untuknya.  Sangat amat terasa lambat.  Dia benar-benar ingin mengetahui apa gadis itu sudah berangkat atau belu

TRING!

Pintu lift terbuka dan mata Kyuhyun langsung disambut dengan sosok Nara yang berdiri dengan mata sayu dan kantung mata yang menghitam juga wajah yang lesu.  Keduanya terlihat terkejut untuk sejenak, tapi kemudian Nara tersenyum tipis. “Leeteuk Oppa..demamnya sudah turun”, ucapnya lirih.

Kyuhyun merasa miris melihat kondisi kekasihnya itu, “Kau bodoh!  Kwan Nara tolol!  Kau tahu itu, hah?  Kau tolol!”, Kyuhyun mengatakan hal itu sambil menarik tangan Nara untuk segera masuk ke dalam lift bersamanya dan dia langsung memencet tombol lobby.  “Kau tidak tidur ‘kan semalaman ini?!  Hah?! Jawab, Kwan Nara!!”

Ne”, jawabnya lirih.

“Kau tidak berpikir bagaimana perjuangan kita selama 4 hari ini, hah?!  Kau tidak berpikir bagaimana…bagaimana…bagaimana jika kita…”, Kyuhyun tak bisa melanjutkan kata-katanya lagi dan dia langsung merengkuh tubuh Nara dan memeluknya dengan erat, “Kau tidak berpikir bagaimana jika kita berpisah, ‘hah?!  Kau tidak pernah berpikir tentang hal itu, Kwan Nara?!”

Nara menggeleng pelan di dalam pelukan Kyuhyun, “Aku yakin bahwa kita pasti bisa melewati hal ini”, jawabnya singkat.

Kyuhyun masih tak percaya, “Bagaimana bisa aku percaya jika seorang gadis yang tidak tidur semalam ini bisa mengerjakan soal ujian, ‘hah?!  Bagaimana aku bisa percaya?!”

“Aku selalu percaya padamu.  Dan aku mohon, untuk kali ini…kau harus percaya padaku.  Aku pasti, ah..aniya, maksudku..kita pasti bisa”, ucap Nara dengan lirih.  Kyuhyun terkekeh pelan dan mencium ubun-ubun kepala kekasihnya itu, “Aku berikan kepercayaanku padamu.  Tolong, jangan sia-siakan kepercayaanku ini, Kwan Nara sayang”.

“Aku akan berusaha sekeras mungkin, Cho Kyuhyun yang tampan”.

*****

…4 Days Later…

Incheon Airport

Kyuhyun menyerahkan sekotak susu coklat kehadapan Nara, “Tidak ada cokelat hangat.  Yang ada hanya susu ini”.

Nara mengangguk paham dan menerima kotak susu itu, “Gomawo”, ucapnya lirih dan meminum susu coklat itu dalam diam.  Kyuhyun duduk di sampingnya, Nara segera membetulkan posisi topi Kyuhyun yang agak miring.  “Bodoh, kau bisa dikenali oleh ELF!”, omelnya.

Kyuhyun tak menjawab apapun dan menatap lurus kearah lapangan terbang dengan pandangan nanar, “Aku tak seharusnya percaya padamu”, ucapnya singkat.  Nara hanya diam dan menyesap susu coklatnya lagi.  “Dan memang kau tak pernah bisa membuatku percaya padamu”.

Nara mendesah pelan, “Dari awal, ini semua memang harus terjadi.  Kau dan aku memang memiliki kepribadian yang sama, tapi dunia kita berdua sudah sangat berbeda.  Aku harap…kau bisa mendapatkan aktris yang cantik dan pintar.  Tidak sepertiku”.

Kyuhyun menunduk dalam dan mengerang kesal, “ARGHH!  Akan lebih baik jika aku tak pernah bertemu denganmu, Kwan Nara!”

Nara terkekeh kecil, “Memang dari awalpun pertemuan kita sudah termasuk kecelakaan yang tidak mengenakkan ‘kan?  Saling berebut kaset video game di satu toko dan malah mematahkannya menjadi dua…tidak ada lagi cara pertemuan kekasih yang lebih baruk daripada kita berdua”.

Kyuhyun masih diam dan berusaha mengatur nafasnya, emosinya masih benar-benar labil saat ini.  Dia tak ingin semuanya berakhir seperti ini.

Nara bangkit dari duduknya dan beranjak berjongkok di hadapan Kyuhyun yang masih menunduk.  Dia mengulurkan jari kelingkingnya kearah pria ini.  “Cho Kyuhyun dan Kwan Nara.  Friend?”.

Kyuhyun tak bisa mengatakan apapun lagi.  Dia menggeleng lemah, “Kita bukan teman”, jawabnya lirih.  Nara langsung cemberut, “Ayolah~ kita kenal secara baik-baik dan kita juga harus mengakhirinya secara baik-baik pula”, rujuk Nara.  Dia mengulurkan jari kelingkingnya lagi, “Friend?”

Tak ada pilihan lain lagi.  Kyuhyun mengangkat jari kelingkingnya dan berniat untuk menyambut uluran jari itu namun tiba-tiba saja pesawat keberangkatan milik Nara sudah siap untuk take off.

“Wah, aku tak boleh terlambat naik pesawat!”, ucapnya panic dan segera menarik kopernya menjauh dari Kyuhyun.  “Lain kali kau harus datang ke Jepang, Pria tampan!!”, serunya sambil melambaikan tangan kearah Kyuhyun yang hanya tersenyum miris.

Aku akan datang, Kwan Nara sayang”.

Akhirnya sosok Nara menghilang dibalik lorong yang menunjukkan tanda untuk menuju pesawat yang akan berangkat ke Jepang.  Kyuhyun menghela nafas dengan berat, “Dan beginilah akhir cerita cinta selama 2 tahun”, katanya skeptis.

Kyuhyun memutuskan untuk diam di pinggir jendela yang bisa membuatnya memperhatikan pesawat itu dengan leluasa.  Dia melihat satu persatu penumpang naik ke dalam pesawat.  Nara pasti sudah masuk kesana, pikirnya.

Hingga akhirnya pesawat itu mulai take off dan lepas landas, Kyuhyun masih diam di tempatnya semula.  “Hahh~  dimana lagi aku harus mencari gadis seperti itu?  Dia itu 1 diantara 10 ribu”, gumamnya bingung dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Dengan mendecak kesal, Kyuhyun mulai beranjak meninggalkan tempat itu dan beralih kembali ke lapangan parkir untuk mengambil mobilnya.  Dia berjalan dengan langkah lebar dan kepala yang terus menunduk supaya tak ada satupun orang yang mengenali identitasnya.

Kyuhyun menekan tombol pengaman mobilnya hingga membuat kunci mobilnya terbuka seiring dengan bunyi khasnya.  Dia segera masuk ke dalam dan menutup pintunya dengan tergesa kemudian langsung memakai sabuk pengamannya,

TOK..TOK..TOK..

Kyuhyun menengok cepat saat kaca mobilnya diketuk oleh seseorang, dan..”HUWAAA!!!”

“Jalanmu benar-benar lambat seperti keong ya?!  Aku sudah menunggu disini semenjak 30 menit yang lalu!  Cepat buka pintunya, Cho Kyuhyun yang tampan!”, ucapan dengan nada dan intonasi yang khas itu langsung membuat jantung Kyuhyun berdebar ribuan kali lebih cepat.

“Bagaimana bisa kau…?”

“BUKA PINTUNYA DULU!!  PANAS SEKALI DISINI!!”, gadis itu berteriak kesal dan secara refleks, Kyuhyun segera membuka kunci pintu mobilnya hingga gadis itu bisa segera masuk.  “Babo!  Masa’ iya kau berjalan dari tempat tadi ke lapangan parkir itu sampai hampir 30 menit, hah’?”

Kyuhyun masih bingung, “Kau..kenapa..disini?  Pesawatnya…terbang…lalu..”

Ucapan Kyuhyun langsung terhenti saat mulutnya disumpal oleh sebuah kertas berbentuk amplop yang berukuran cukup besar, “Jangan berisik!  Kau makin membuat suasana makin terasa panas”, keluh gadis itu sambil mengipaskan kedua tangannya ke wajahnya untuk mendapatkan sedikit angin segar.

Dia membuka amplop itu dengan perasaan bingung setengah mati, dan…

Nama : Kwan Nara

No.Peserta : 0934643

Dinyatakan :  LULUS / TIDAK LULUS

mengikuti Ujian Saringan Masuk Seoul University

MWOYA?!!”, Kyuhyun langsung meremas kertas itu dan melemparnya ke wajah Nara yang tengah tertawa terbahak.  “KAU MEMBOHONGIKU LAGI?!”

“Jangan bilang bahwa kau terlambat 30 menit karena menunggu pesawatku take off dulu dan kau menatap kepergian pesawatkuku dengan mata berkaca-kaca, Cho Kyuhyun yang tampan?”, goda Nara sambil menoel dagu Kyuhyun dan tersenyum lebar.  “Akuilah bahwa Cho Kyuhyun sangat mencintai Kwan Nara”.

SHIREO!  Aku tak sudi mencintai seorang penipu kelas ulung sepertimu”, ucap Kyuhyun dengan nada sebal namun tak bisa menyembunyikan senyumnya.  Nara tertawa renyah, “Aaa~ akui saja, Cho Kyuhyun yang tampan!”

“Hanya dalam mimpimu, Kwan Nara sayang!”, balasnya sambil memeletkan lidahnya.

Nara menjitak kepala Kyuhyun dengan gemas, “Kau tahu?  Aku ingin tertawa saat melihat kau yang sudah seperti kebakaran jenggot saat di bandara tadi”, ucapnya bahagia. “Tak kusangka kau begitu mencintaiku”.

“Ya!  Siapa yang bilang begitu?!  Aku tak pernah mencintai penipu bernama Kwan Nara”

Nara mengibaskan tangannya dengan ekspresi tidak peduli, “Yahh~ apapun yang kau bilang, aku yakin kau mencintaiku, Cho Kyuhyun-ssi.”

“Jadi mulai detik ini, percayalah padaku.  Aku tak akan pernah menyiakan semua kepercayaanmu, Tuan Muda Cho Kyuhyun”, ucap Nara sambil membungkukkan tubuhnya kearah kekasihnya itu.

Kyuhyun mengangguk paham dan mengacak rambut Nara dengan gemas, “Baru kali ini aku merasa benar-benar bahagia saat bertemu denganmu, Kwan Nara sayang!!”

“Ya!!  Berarti selama ini kau tak pernah merasa bahagia setiap kali kau bertemu denganku?!”

“Aniya.  Maksudku bukan begitu…”

“CHO KYUHYUN SIALAN!!”

“YA!  Jangan menjambak rambutku! Kwan Nara!!”

“Hhhekk! Cho..Kyuh..hyun! Leph..pas..khan cek..kkik..kan..mhu!!”

 

Aku selalu percaya padamu.  Dan aku mohon, untuk kali ini…kau harus percaya padaku

 

—END—

16 thoughts on “{KyuNara Scene} Final Examination? GO!

  1. ya ampun, kwan na ra mirip ma aku, benci matimatika! haha. apakah aku berjodoh dgn cho kyuhyun? haha. i love kyunara couple!

  2. Matematika lebih mudah di banding kimia dan fisika 😀

    nggak tau suka bgt sama yg ini bener” kehidupan anak sekolah so sweett.. Kenapa tiap akhir cekik dan jambak nggak cape KYUNARa hehhe LoL

  3. Ya ampun
    bagian kakak kandung nara, seunghyun itu sgt sediiiiihhh…
    ToT
    ya! Jd cm bo’ongan! Aish! Jinjja!
    Daebak bgt!
    Bener2 mengharukan waktu kyu dan nara belajar di dorm. That’s so sweet!!

  4. Ciee kyu yg ga mau khilangan nara smpe bela2in jd guru privat dadakan!
    Udh ikut deg2an kiranya mrk bneran putus,trnyta . . .cm dkrjain Nara!
    Bnr2 evil couple!

  5. Ya ampun, pengaruh kyu bnr2 besar ya bwt nara. Cm ngajarin dlm bbrp hr aj nara lgsg jd jenius gt. Wkwkwk. Ya ampun, Q kira nara bkal bnrn pindah. Tega2ny bohong ke kyu. Kn kasian kyuny sedih dtinggal, plgi ngjak jd tmn. Wkwkwkwk. Usil bnr tu si nara. Hedeeeeehhhhh.. #geleng-geleng

  6. aigoo~ kirain benaran nara gak lulus, dan hubungan kyunara pun harus berakhir, eh ternyata ketipu kekeke~ gak kebayang wajah kyu saat di bandara kkk~ hufft untung saja…

  7. Sumpah, aku nangis pas baca baian ttg Oppa x Nara. Bnr2 nyeseeekk banget. Gk nyangka Nara punya masa lalu yg sedih kek gitu. But Ending x, ngakak gua hahaa

Leave a reply to ingga Cancel reply